Ketimpangan dalam Pengasuhan
Februari 25, 2025Kemarin, Kak Rusti—seorang jurnalis, pegiat literasi, dan aktivis isu perempuan—membagikan keresahannya di Instagram Story tentang sebuah kejadian di warung mi ayam. Di sana, ia melihat seorang ibu yang sejak awal sibuk mengasuh dua anaknya. Ia menyuapi, memenuhi berbagai kebutuhan anak-anaknya yang terus meminta ini-itu, hingga akhirnya tidak bisa menikmati semangkuk mi ayamnya dengan tenang.
Sementara itu, seorang laki-laki yang bersamanya hanya duduk diam, asyik bermain ponsel. Awalnya, Kak Rusti mengira laki-laki itu adalah suami sang ibu, tetapi ternyata ia adalah paman dari anak-anak tersebut. Kendati demikian, Kak Rusti tetap menyayangkan sikapnya yang nirempati dan sama sekali tidak berinisiatif membantu.
Situasi semacam ini bukan hal yang langka. Masih banyak ibu yang harus menjalankan peran pengasuhan sendirian, bahkan dalam rumah tangga. Sering kali, istri tidak memiliki cukup waktu untuk dirinya sendiri, sementara suami hanya berpangku tangan, enggan berkontribusi dalam pengasuhan anak.
Padahal, tugas pengasuhan bukanlah tanggung jawab ibu seorang. Tidak heran jika di Indonesia, kasus fatherlessness cukup tinggi—bukan hanya karena ketiadaan ayah secara fisik, tetapi juga karena banyaknya ayah yang absen secara emosional dan peran. Bagi sebagian orang, peran ayah dianggap selesai setelah mencari nafkah, sedangkan tanggung jawab lainnya sepenuhnya diserahkan kepada istri. Bahkan dalam keluarga di mana istri juga bekerja, urusan domestik dan pengasuhan tetap menjadi bebannya.
Pak... membantu istri itu tidak akan membuat Anda sakit, kok. Meringankan bebannya seharusnya menjadi hal yang dilakukan tanpa perlu diminta.
Buibu, kalau butuh bantuan, tidak apa-apa untuk berbicara dan meminta suami ikut serta dalam pengasuhan. Ingat, pengabaian dalam relasi rumah tangga juga merupakan bentuk kekerasan emosional atau psikologis. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh istri, tetapi juga oleh anak-anak.
Mari kita putus mata rantai ketidakadilan gender dalam pengasuhan. Mungkin kita dulu juga mengalami pengabaian dari orang tua, tetapi apakah kita rela anak-anak yang kita cintai mengalami hal yang sama?
Untuk para ibu yang masih berjuang sendirian dalam pengasuhan, salam hormat dan solidaritas untuk kalian. Semoga dikuatkan dan segera terbebas dari beban akibat ketidakadilan ini.
0 Comments