Beberapa hari belakangan sering kali saya melihat orang orang merekomendasikan sebuah drama series yang tayang di Netflix berjudul First Love, di twitter maupun instagram story. Tampak salah satu pemeran utamanya wajah yang tak asing, Takeru Satoh. Jujur saya tertarik sekali dengan film maupun drama yang dibintangi olehnya, tapi saya agak ragu karena judulnya. First Love.... saya terbayang akan kisah cinta masa muda yang menye menye dan unsur romantis yang agak berlebihan sampai bikin eneg. Entahlah saya agak teringat dengan film I Give My First Love To You. Kesan pribadi saya setelah nonton itu agak eneg sih wkwkwk (mohon maaf buat penggemar film ini). Maka dari itu saya tidak ingin mengulang rasa yang sama. Namun, karena pakar film dan drama, dek Alfi juga merekomendasikan lewat tweetnya saya jadi penasaran hihi. Tak ada salahnya deh nonton satu episode dulu, pikir saya. Namun ternyata saya ketagihan sampai waktu sudah lewat tengah malam, marathon nonton sampai episode 5. Baru Ahad paginya saya lanjut dan tamatkan sampai episode akhir.
Mungkin selain niat, luangnya waktu juga menjadi alasan untuk tetap konsisten Journaling. Bahkan saya mulai menikmati dan belajar perlahan untuk berkreasi dengan pernak pernik saat menulis. Namun saya sadar, bahwa menulis tetap menjadi minat terbesar saya. Saat pena mulai digoreskan di atas kertas, tumpah ruahlah kata demi kata.
Meski hal hal yang terjadi di keseharian saya cenderung monoton dan tidak ada yang luar biasa, menulis jurnal akan terus dilakukan. Justru karena itulah saya bisa melepas kepenatan sejenak untuk berkreasi saat anak tidur.
Hal hal kecil yang terjadi setiap hari, apapun itu saya tuliskan meski hanya beberapa kalimat. Saya yakin suatu hari kelak tulisan tulisan ini akan saya cari dan menjadi informasi penting. Misalnya, mengenai aktivitas Bening dan pola makannya.
Saat ini saya memiliki dua buku jurnal. Pembagian ini hanya berdasarkan kontennya.
1. Deli Green Rulled Notebook A5
Berisi tulisan yang sifatnya lebih privat. Full coretan tangan saja untuk menumpahkan isi pikiran dan perasaan supaya tidak terlalu lelah hehe
2. Joyko Dotted Notebook A5
Saya gunakan sebagai bullet journal dan menuangkan isi pikiran yang tidak terlalu privat. Disini saya juga mencoba berkreasi dengan pernak pernik lain.
Rencananya di awal tahun nanti saya akan menambahkan satu buku lagi, yakni Notebook Grid sebagai bullet journal. Sedangkan Joyko Dotted yang sudah saya pakai akan tetap dilanjutkan tapi khusus untuk menulis hal hal bertema (tidak privat) dan scrabook.
Oh iya, ngomong ngomong berikut ini printilan journaling yang saya pakai:
- tentu saja ballpoin gel 0.5 (sbetulnya saya paling suka ukuran 0.38 atau 0.28 karena hasilnya bisa lebih rapi)
- Highlighter Pastel Color (Warnanya bagus bagus dan tidak terlalu mencolok. Ada 6 warna dan water based)
- Pen Brush mata ganda dari Joyko isi 24 warna. (Jujur saya cuma pakai beberapa warna tertentu dan masih kesulitan memakainya untuk hand lettering ala ala. Jadi pakai sebisanya aja dan mewarnai)
- Washitape grid hitam.
- Washitape earthtone
- Paper craft
- Stiker stiker
- Gambar dan stiker unik yang saya dapatkan dari Pinterest
- Lem kertas
Untuk membeli printilan journaling seperti stiker atau kertas vintage di toko online beberapa diantaranya agak mahal. Kalaupun murah, ongkirnya yang mahal. Maka dari itu saya mencari di Pinterest dan mencetaknya sendiri di kertas HVS dan mengguntingnya secara manual. Kegiatan ini lumayan menyenangkan lho ^^
Beberapa alat tulis dan journaling kit saya dapatkan dari toko toko online berikut via shopee
1. Imoda.id
2. Atk Jaya Store
3. Deli Official Shop
4. Stora art and craft
5. Haru collections
6. Mimimoist
Yang ingin cari pernak pernik journaling saya punya beberapa toko rekomendasi:
1. Artlinxstore
2. Creativ.stationary
3. Cheramour.soc
4. Postaleid
Maaf masih sangat cupu |
Jurnal Kegiatan Bening |
Nah segitu dulu sharing tentang perkembangan journaling saya hihi. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya 👋
Halooo
Sudah dua pekan berselang sejak tulisan terakhir saya disini. Saat ini sudah bulan November. Lama lama blog ini bisa jadi diperbarui sebulan sekali yah. Hihi. Yah begitulah~
Bulan kemarin saya sekeluarga Qodarullah bergantian sakit. Meski beberapa waktu cuaca sangat cerah dan seru sekali sepertinya jika kami bisa berkunjung ke suatu tempat, tapi kami memilih untuk istirahat di rumah dan menjemur benda benda yang bisa kami jemur. Haha naluri jemur menjemur saya membuncah saat melihat halaman terkena panas terik. Meski hanya di rumah, sebetulnya saya juga melalui banyak hal yang menyenangkan
Journaling
Karena sudah berniat untuk kembali journaling (bahkan sudah beli buku catatan lagi) akhirnya saya mencoba untuk konsisten sebisa mungkin. Pernak pernik penunjang seperti stiker untuk dekorasi dan lainnya ada yang DIY alias cetak sendiri karena jika beli harganya mahal :( aktivitas menggunting gambar gambar kecil ternyata cukup menyenangkan dan menghilangkan stress meski terlihat unfaedah hahaha.
Berbenah dan Menemukan Tata Letak yang Sesuai
Saya rasa saya punya kecenderungan tidak bisa bertahan cukup lama di ruangan yang tatanannya itu itu saja. Entah sudah berapa kali saya menggeser meja ini, kursi itu, rak ini dan perabotan itu. Saya pun akhirnya menyerah pada rak buku menyedihkan yang saya beli beberapa waktu yang lalu. Rak itu saya pindahkan ke kamar untuk menyimpan pakaian. Sedangkan buku buku sebagian besar disimpan dalam kardus dan sebagian diletakkan di rak gantung.
Karena Bening sudah mulai senang bermain dan menghamburkan barang barang, serta sibuk mengutak atiknya, maka kami membentangkan karpet di tempat ia biasa main dan menyediakan rak yang aman dan mudah dijangkau sebagai tempat penyimpanan barang miliknya. Selain itu ia sudah mulai tertarik dan memperhatikan gambar. Bening juga sudah mulai dapat duduk tenang memperhatikan jika sedang dibacakan cerita (meski masih belum bertahan lama). Saya baru sadar jika rumah ini terlalu sepi tanpa poster khas di rumah rumah yang memiliki balita maupun kanak kanak. Hihi. Saya mencoba membuat sendiri beberapa poster edukasi untuk Bening dan memasangnya di tembok. Semoga Bening menyukainya dan lebih bersemangat untuk belajar.
Belajar Lagi
Pekan lalu entah mengapa tiba tiba saya merasakan kekhawatiran yang cukup besar daripada biasanya. Saya banyak khawatir pada beberapa hal. Khawatir melalui hari hari dengan sia sia. Bahkan merasa gelisah saat terdiam dan melamun menanti pakaian diperas di mesin cuci. Untuk itu saya meminjam beberapa buku sekaligus di perpus online dan membacanya secara bergantian. Bahkan akhirnya saya bisa menamatkan buku yang saya beli tiga tahun yang lalu :') saya banyak khawatir setelah menyadari sepanjang 2022 ini tak banyak membaca apapun kecuali komentar orang orang di media sosial haha. Padahal biasanya saya tidak pernah mengkhawatirkan hal ini.
Kemudian saya juga khawatir dan merasa bersalah pada Bening karena merasa belum pernah memberikan aktivitas belajar atau mengajari sesuatu untuk mengasah keampuannya. Mas pernah menyuruh saya untuk bergabung di sebuah sekolah Montessori yang dikelola oleh pemilik perusahaan mas bekerja. Saya pun mencari tahu sekolah ini lewat instagram dan sangat tertarik dengan berbagai aktivitasnya. Namun demikian, saya punya kecanggungan dan kekhawatiran yang besar untuk bertemu orang dan mengunjungi tempat baru. Saya sangat khawatir sampai sampai mas bilang, ya sudah, mas juga engga maksa kok. Maka dari itu saya mencoba mencari tahu tentang Montessori dan apakah saya bisa menerapkannya secara sederhana di rumah? Saya mencoba untuk belajar dan memahami konsep pendidikan ala Montessori. Ternyata aktivitas harian Bening yang sederhana setidaknya sudah mendekati aktivitas ala sekolah Montessori. Hanya saja memang, saya sebagai orang tua perlu lebih bersabar dan memberi kebebasan pada Bening agar ia dapat bereksplorasi lebih.
Mindfulness dan Mencoba Menjalani Slow Living
Saya mencoba meredam kekhawatiran saya tentang hal hal yang saya lakukan sehari hari. Terkadang saat makan saya tetap memegang smartphone entah itu membaca atau sekadar menggulirkan layar membuka medsos. Sepertinya hal inilah yang memicu banyak kekhawatiran dan stress. Maka dari itu setiap kali saya melalukan aktivitas sebisa mungkin saya fokus dan menyelaraskan pikiran dengan fisik. Saya mencoba untuk melakukan pekerjaan satu demi satu dengan tenang. Namun ini sangatlah sulit bagi ibu rumah tangga. Kalau tidak sat set dan multitasking (terutama saat di dapur) pekerjaan akan lama sekali beresnya. Hahaha. Untuk itu saya hanya bisa melakukannya dalam beberapa hal saja semampu saya. Seperti mencoba fokus saat makan dan menghadirkan kesadaran penuh saat membaca.
Oh iya ngomong ngomong belakangan saya merasa kecanduan mie instant. Padahal ngakunya tertarik slow living tapi untuk masak saja males malesan. Saat suatu hari saya memasak dan menyantap sayur rebus dengan sambel pecel, muncul tekad untuk libur makan mie instant. Apa yang saya makan tentu sangat berpengaruh pada Bening karena masih menyusui. Tentu saja meski mie instant punya kandungan gizi tapi tentu saja tidak memenuhi kebutuhan gizi kami. Mungkin ini agak sesumbar tapi yah jika dituliskan siapa tahu secara ajaib bisa mendorong saya untuk lebih teguh dengan keputusan ini. Hmm...
Ternyata setelah dipikir pikir, keseharian saya hampir selalu tentang Bening. Bening adalah semesta kecil yang mengisi seluruh kehidupan saya. Ia memang masihlah gadis kecil yang mencari tahu tentang berbagai hal. Meski demikian ia adalah entitas yang sangat mengagumkan yang tak akan pernah habis saya pelajari. Setiap kata baru yang dia ucapkan, setiap ekspresi yang ia tampilkan, dan semua yang ia lalukan adalah hal hal menakjubkan. Rasanya setiap hari selalu mendapatkan kejutan. Terimakasih Bening karena menjadikan hari hari ibu begitu beragam.
Selain itu banyak hal hal yang menjadi permulaan dan beberapa peristiwa menjadi titik balik bagi saya untuk berjalan mencapai sesuatu.