Aroma bunga sedap malam menguar ke setiap penjuru ruang tengah. Bersama bunga aster ungu mereka berendam dalam toples berisi air. Rangkaian bunga ini mempercantik meja serbagauna kami. Meja tempat dimana kami makan, duduk khusyuk ritual scrolling sosmed atau main game, menulis, sampai mematut diri (berias). Dengan hadirnya bunga ini seketila ruang tengah kami menjadi lebih elok dan nyaman.
Beberapa hari yang lalu saya sempat melihat sebuah lapak yang menjajakan berbagai bunga. Beberapa diantaranya yang saya lihat ada krisan, tuberose (sedap malam), dan Gypsophila yang bunganya kecil kecil berwarna putih. Karena waktu itu sambil berkendara motor, maka hanya terlihat sekilas saja. Namun telah sukses membuat pikiran saya melayang: sepertinya kalau di meja ada bunga bunga itu akan terlihat cantik. Dan semua itu hanya ada dalam pikiran saya.
Betapa terkejutnya saya ketika mas pulang dari pasar membawa seikat bunga. Apa yang ada dalam pikiran saya seakan terbaca olehnya. Hahaha. Lucu sekali. Kejadian semacam ini tak hanya terjadi sekali, tapi berkali kali. Maka kadang saya suka iseng bertanya padanya, apa yang ada dipikiran saya. Kadang ia menjawabnya dengan tepat.
Kendati kami kerap saling menerjemahkan isi pikiran, tak jarang pula kami mengalami kesalahpahaman. Intinya kehidupan berumah tangga itu memang penuh kejutan dan ragamnya. Mas juga selalu melengkapi apa yang sudah saya lakukan. Sebetulnya saya membeli sebuah kain untuk menutup meja di dapur. Namun karena ukurannya yang cukup lebar saya memutuskan untuk memasangnya diatas meja serbagina. Tanpa diduga kain itu terlihat sangat menarik dan sangat cocok. Mungkin karena dirasa meja itu sepi mas membeli bunga dan meletakannya disana.
Perkiraan mas bisa bertahan satu pekan hingga bunganya mengering. Lumayan, dengan harga 7000 ruangan jadi cantik dan harum :) |
Aroma bunga tuberose itu membuat saya merasa rileks. Sepertinya jika sudah kering nanti tak ada salahnya membeli yang baru dengan tambahan bunga berwarna lain agar lebih bervariasi. :)