Sebelum tahun 2020 benar benar berakhir, saya ingin meluangkan waktu sejenak untuk berkilas balik. Selagi masih ada waktu disisa tahun 2020 ini. Saya cukup senang karena pekerjaan ternyata bisa saya selesaikan sebelum lewat tengah malam. Yey!
Kehidupan Pribadi
2020 status saya telah berganti dari lajang menjadi menikah. Menjalani kehidupan rumah tangga dan merasakan berbagai hal baru di tahapan ini. Saya dan suami sangat bersyukur karena pertengahan tahun kami mendapat amanah. Saya mulai mengandung dan menjalani hari yang teramat berbeda dari sebelumnya. Saat ini saya masih menanti kelahirannya.
Buku Yang Sudah Saya Baca
awal tahun, dengan percaya diri saya membuat resolusi membaca 24 buku dalam setahun. Tapi nyatanya, sampai hari ini, baru ada 4 buku yang sudah tuntas saya baca dan ada 1 yang sedang saya baca. Semenjak hamil, apa yang menjadi kegemaran terasa memuakkan. Termasuk memabaca buku. Saya malas membaca buku bahkan menyentuhnya saja enggan wkwkwk
- Cantik Itu Luka (Eka Kurniawan)
ah novel ini. Meski jalan kisahnya sangat unik dan penuh kritik, membaca novel ini agak membosankan karena dibeberapa bagian ada alur yang diulang ulang karena diceritakan dari sudut pandang tokoh yang berbeda
- Guru Aini (Andrea Hirata)
Saya sudah sangat menantikan karya terbaru pak cik Andrea Hirata setelah Orang Orang Biasa. Masih dengan tema pendidikan yang selalu diangkat pak cik, Guru Aini menceritakan tentang fenomena aneh yang kerap dialami murid saat berhadapan dengan matematika. Seru, menggelitik, dan tentu saja inspiratif
- Dengarlah Nyanyian Angin (Haruki Murkami)
novel ini cukup ringan tapi juga berat.
- The Life Changing Magic Of Tidying Up (Marie Kondo)
Di akhir tahun hasrat saya untuk membaca buku kembali membuncah. Memasuki trimester ketiga, saya mulai kembali ke Tifanny sebelumnya. Tapi kali ini saya lebih berhasrat untuk membaca buku nonfiksi. Maka pilihan jatuh pada buku ini. Sebenarnya saya sudah mengincar sejak lama dan penasaran dengan sosok Marie Kondo dan metode bebenahnya yang amat populer, Konmari.
Awalnya saya pikir Konmari dan konsep hidup minimalis itu sama, tapi ternyata cukup berbeda. Konsep yang ditawarkannya adalah hidup dengan hanya dikelilingi benda benda yang memberikan kebahagiaan. Tapi jika dalam praktiknya ternyata seseorang bisa hidup bahagia dengan sedikit benda, itu adalah pilihan.
Musik yang Saya Dengarkan
Sama seperti membaca, kegemaran mendengarkan musik juga meredup tahun ini. Tapi di akhir tahun saya mulai menyukai Issac Gracie dan terus memutar albumnya. Suaranya sangat merdu dan beberapa musiknya merupakan akustik. Saya juga mulai mendengarkan musik meditasi. Karena itu sangat menyenangkan.
Film yang Saya Tonton
saya bukan penggemar film dan seandainya saya menonton film, itu hanya jika saya benar benar ingin menonton. Ada beberapa judul film yang saya tonton tahun ini
- NKCTHI
siapa sih yang tidak tahu film ini. Saya pun terbawa arus untuk ikutan nonton. Filmnya bagus, bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga dan berbagai macam konflik didalamnya.
- Mangkujiwo
Sebetulnya saya tidak suka dengan film horor. Tapi suami saya benar benar ingin menonton film ini karena salah satu pemeran utamanya adalah Sujiwo Tejo. haha. Ternyata film ini tidak horor horor amat. Tidak seseram dan semengagetkan film horor lainnya. Saya cukup menikmati film ini.
- Underwater
Sangat seru dan menegangkan. Satu pelajaran yang didapat setelah menonton film ini. Manusia itu terkadang terlalu serakah hingga mengusik kehidupan makhluk lain. Saya rasa film ini juga merupakan sebuah kritik karena ulah manusia beberapa makhluk hidup terancam keberadaannya.
***
Di tahun 2021 saya ingin sekali terus konsisten dengan beberapa hal yang sudah saya lakukan. Dan tentu saja, saya ingin menjalani kehidupan yang tenang, belajar menjadi minimalis, dan menerapkan berbenah ala konmari. Semoga saya bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Menjalani kehidupan rumah tangga dengan tenang dan damai. Penuh kebahagiaan dan berkah dari Allah. Aamiin.
Duh tulisan ini benar benar random, kentara sekali sangat dipaksakan. Yah mau bagaimana lagi, saya tidak ingin melewatkan akhir tahun begitu saja tanpa berkilas balik merangkum cerita selama setahun ini. Tentu saja tidak akan lupa mengenai pandemi covid 19 yang bahkan sampai saat ini masih berlangsung. Covid adalah kisah tentang kehilangan. Entah berapa banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarganya karena Covid. Entah ada berapa banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena Covid. Semoga kita semua bisa bangkit dari keterpurukan ini dan kembali menata hidup serta memohon ridhoNya.
Semoga kawan kawan semua selalu sehat dan dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Tetap jaga kesehatan, semoga resolusi resolusi kalian tercapai ya :)
Belajarlah bahwa secanggih apapun rencana kita, rencana Tuhanlah yang paling mutlak.
Alhamdulillah, terima kasih Allah, karena masih diberikan kesempatan
terima kasih untuk tahun 2020 yang luar biasa ini :)
Tifanny Lituhayu