Perjalanan berlanjut. Setelah pekan lalu pulang dengan rasa penasaran akhirnya hari ini kami menyambangi Cekdam Kembangsari. Sejak petang kemarin saya sudah berniat untuk bangun lebih awal agar semua pekerjaan rumah dan keperluan Bening selesai lebih awal. Dengan begitu kami bisa ke lokasi lebih pagi dan mendapat pemandangan yang menarik tanpa terganggu cuaca panas. Namun pagi pagi saat subuh menjelang hujan turun. Saya jadi khawatir jika hujan masih awet dan membatalkan rencana kami.
Pukul tujuh kami sudah bersiap dan bertolak ke Kandangan. Hujan sudah reda meski langit agak mendung. Setiba di lokasi ternyata jalan menuju danaunya becek karena hujan semalam. Kami pun meninggalkan motor di tepi jalan setapak dan berjalan kaki menuju sebuah lahan kosong tempat dimana kami bisa duduk dan menikmati pemandangan. Tiba disana ada seorang lelaki paruh baya tengah memancing. Memang tempat ini lebih menyerupai empang ketimbang sebuah danau. Hihi meski demikian saya tetap menikmati suasana dan pemandangan disini. Begitu pula dengan Bening. Ia nampak senang. Hehe. Syukurlah karena matahari pun mulai bersinar tanpa terhalang awan mendung. Suasana jadi lebih hangat. Kami bisa sambil berjemur pula :)
Baru kali ini saya tahu ada istilah cekdam. Cekdam merupakan tanggul atau bendungan kecil dengan konstruksi sederhana. Fungsi dari cekdam yang biasanya dibuat sejajar dengan aliran arus sungai ialah untuk mencegah pelebaran sungai. Selain itu itu ia berfungsi sebagai penampung air hujan di wilayah yang curah hujannya rendah. Sehingga air tampungannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan warga sekitar.
Beberapa tahun yang lalu jika akan memasuki wilayah ini dikenai biaya retribusi sebersar 5000 rupiah. Karena memang dimaksudkan sebagai tempat wisata konon ada sebuah perahu naga yang dapat digunakan untuk berkeliling danau. Namun saat kami tiba disana, tidak ada loket maupun perahu naga. Hanya ada sebuah sampan yang bersandar di tepian dan terlihat tak terawat.
Outfit nya kaya abis ngantor |
Tepiannya diselimuti enceng gondok |
Sebuah sampan yang sepertinya dulu difungsikan untuk mengitari danau |
Healing :)) |
Random shot |
Pukul 9 kami beranjak untuk pulang. Namun sebelum itu saya ingin sekali menyantap soto di tepi jalan yang kami lewati saat hendak kemari. Awalnya saya ragu apakah sotonya enak atau justru zonk? Setelah soto disajikan saya menyeruput kuahnya dengan tambahan perasan jeruk nipis. Wah ternyata enak. Sudah begitu kuahnya kental. Tersaji juga perkedel yang tak kalah lezat sebagai teman makan soto. Dengan tandasnya soto sampai ke kuah kuahnya berarti warung soto pinggir jalan raya Kandangan approved (saya termasuk orang yang jarang bisa menghabiskan makanan berkuah sampai kuahnya habis). Dapat stempel dari kami. Hehe. Harganya pun sangat terjangkau. Satu porsi soto babat 8000 rupiah saja. Sedangkan satu butir perkedel 2000 rupiah. Bagi yang kurang suka babat ada soto ayam sebagai pilihan alternatif.
"Gimana menurut mas tadi danaunya?"
Dia tersenyum tapi saya bisa melihat ekspresi kurang puas di wajahnya.
"Sebenernya tadi tuh puncak kebahagiaannya pas beli soto ya kan?"
"Ho.o bener"
Kendati demikian saya tetap menyukai keseluruhan perjalanan hari Rabu ini. Baik pemandangan Dam Kembangsari maupun Soto Babat murah meriah nan nikmat.