Beberapa hari belakangan ini kondisi kesehatan saya tengah menurun. Saya hanya bisa berbaring di kasur, mencoba bahagia meski lingkungan, orang orang, dan beberapa hal lainnya membuat saya semakin stress. Tapi bukankah kunci kesembuhan itu adalah perasaan yang bahagia? Lalu saya mencari hiburan saja, membaca artikel seputar musik. Akhirnya saya mendapat informasi mengenai album solo salah satu personil Efek Rumah Kaca, om Adrian Yunan. Tanpa pikir panjang saya pun segera mendengarkan album tersebut.
Seperti yang kita tahu, om Adrian sempat vakum dari Efek Rumah Kaca karena penyakit yang dideritanya. Menurut beberapa informasi yang saya dapatkan, ia terkena behcet’s disease yakni sebuah penyakit yang dapat melemahkan syaraf di tubuh. Untuk kasus om Adrian, penyakit itu menyerang bagian matanya. Ia sempat merasa depresi karena penyakit itu. Meski demikian ia sadar bahwa ia harus bertahan dengan keadaannya. Ia juga harus bisa melawan penyakit itu. Sebagai bentuk penghiburan atas situasi yang om Adrian hadapi, ia pun mulai membuat beberapa lagu. Dari situlah semangat mulai terbangun dan ia merasa musik dapat membuatnya merasa lebih baik. Akhirnya dari sekian banyak lagu yang pernah om Adrian buat, ia memilih 10 lagu untuk album solo debutnya yang bertajuk Sintas.
Album Sintas ini sangat personal dan menggambarkan bagaimana om Adrian bertahan menghadapi segala macam hal yang terjadi. Kata “Sintas” menurut KBBI berarti terus bertahan hidup. Dari segi pemilihan judul album, kata Sintas sangat tepat dan mewakili rasa yang hendak disampaikan. Selain itu saya merasa bahwa kata ini memberi kesan yang mendalam. Album Sintas ini telah dirilis sejak 5 Juni 2017 yang lalu. Musiknya bernuansa folk pop. Terdengar sangat ringan dan menyenangkan. Meski album ini bertema “survive” dari suatu keadaan, yang biasanya identik dengan kesan yang kelam, tapi untuk album ini tidak demikian. Justru rasanya kita seperti dibawa ke sisi yang terang.
Om Adrian sendiri mengaku bahwa ia terinspirasi dari hal hal sederhana di sekitarnya, terlebih rumah. Tempat yang tadinya hanya ia anggap sebagai tempat beristirahat sehabis sibuk bekerja, tapi anggapan itu segera berubah saat hari harinya lebih sering dihabiskan disana. Ia mampu melihat ke sisi yang berbeda apa arti dari rumah dan hal hal di dalamnya. Seperti adanya kotak mainan milik anaknya. Ketika mainan dalam kotak itu ia pegang mungkin tidak akan bermakna apa apa. Namun akan berbeda ketika berada di tangan buah hatinya. Akhirnya hal hal semacam itu dituangkan ke dalam sebuah lagu yang berjudul Mainan. Dalam proses pembuatan album ini, om Adrian di bantu oleh sang istri. Sang istri yang awalnya benar benar awam soal proses mixing dan arranging, demi album solonya, sang istri rela belajar banyak soal itu. Untuk kerja keras itulah, om Adrian mempersembahkan sebuah lagu berjudul Terminal Laut. Jujur saya sangat terharu mengetahui cerita dibalik lagu ini. Suatu hari pada tahun 2013 ketika kondisi om Adrian sudah mulai menurun, ia dan istrinya sempat putus asa. Ditambah lagi mereka berdua belum punya momongan. Mereka berdua pasrah dan mencoba menghibur diri. Om Adrian bertanya pada sang istri bagaimana jika pergi jalan jalan berdua. Sang istri menerima ajakan itu dan ketika ditanya ingin pergi kemana, sang istri menjawab, “ke pantai.” Kabar baiknya jalan jalan ke pantai itu sudah kesampaian. tidak hanya itu, saat ini om Adrian dan istri sudah di karuniai seorang anak yang di beri nama Rintik Rindu.
tracklist:
1. Mikrofon
2. Lari
3. Parti dan Partne
4. Terminal Laut
5. Komedi Situasi
6. Mainan
7. Mimpi Seperti Hidup
8. Ruang yang Sama
9. Tak Ada Histeria
10. Alzheimer
Dari sepuluh lagu yang disajikan, saya merasa tersentuh dan sangat menikmati lagu berjudul Komedi Situasi. Saya tersentuh oleh liriknya “tawa dan tangis lahir dari kesenangan dan kesedihan yang sama.” Ini memang ada benarnya, bukan? Kita bisa bahagia karena kita memiliki satu hal, tapi kita bisa sedih karena hal tersebut. Misalnya saja saat hal itu hilang dari kehidupan kita. Dari segi komposisi musiknya juga terdengar sangat menyenangkan dan jenaka di tambah kehadiran kak Elda Suryani (vokalis Stars and Rabbit) dengan karakter vokalnya yang khas dan unik. Vokal kak Elda sangat cocok untuk tema lagu ini.
Secara keseluruhan materi dan warna musiknya sangat berbeda dari Efek Rumah Kaca, band utama milik om Adrian. Tapi saya merasa di part part tertentu salah satu lagunya, ada yang mengingatkan saya pada album Sinestesia. Yang mana di album itu peran om Adrian cukup kuat. Oh ya… lahirnya album ini juga berkat dorongan om Cholil. Katanya sayang jika lagu lagu yang sudah om Adrian buat hanya tersimpan. Dan akhirnya…inilah album Sintas dari seorang penyintas sejati, Adrian Yunan Faisal. Dari titik terendah hingga ia menemukan titik balik. Ia percaya bahwa apa yang ia alami adalah sebuah tanda cinta dari Tuhan untuknya.
-penikmatsunyi
tambahan:
album ini telah menginspirasi saya. Meski kondisi saya belum sepenuhnya pulih, saya mencoba untuk menulis lagi setelah sempat ingin berhenti untuk beberapa waktu kedepan.