Semenjak saya dan suami mumutuskan untuk menetap di Temanggung, kami belum pernah pulang kampung ke Pasuruan. Sebab kami mulai disibukkan dengan berbagai hal sebagai orang tua baru. Saat lebaran idul fitri tiba pun kami harus menahan rindu untuk bertemu sanak saudara. Namun syukur alhamdulillah, menjelang lebaran idul adha kemarin kami bisa pulang ke kampung halaman mas suami di Bangil, Pasuruan.
Sebetulnya keputusan kami untuk pulang kampung terhitung nekat. Tabungan kami mepet dan uang ditangan hanya sekadarnya saja. Bahkan kami masih maju mundur untuk membeli tiket kereta api menantikan diskon ataupun promo. Alhamdulillah, rezeki tak disangka sangka datang kepada kami. Kakak mas suami sedang diklat di Semarang dan bersedia menjemput kami setelah diklat usai. Bahkan waktu usai diklatnya bertepatan dengan rencana keberangkatan kami ke Jawa Timur. MasyaAllah sungguh rencana Allah luar biasa.
Akhirnya kami bersama sama perjalanan ke Jawa Timur pada Kamis pagi setelah Rabu malam mas tiba di rumah Temanggung dan beristirahat. Kami berangkat ba'da subuh. Dalam perjalanan Bening terlihat begitu bersuka cita tanpa ada drama yang berarti. Ia juga dapat tertidur pulas dalam buaian. Singkat cerita pukul 11 kami sudah sampai di Bangil.
***
Tidak sampai petang mas Arif bertolak ke Situbondo ke kediamannya. Padahal keesokan paginya, dek Erwan adik kembar mas suami tiba dari Bali. Agak sulit mempersatukan keempat bersaudara ini jika tak ada acara penting seperti saat nikahan saya dan mas suami dulu. Jika saja Ibu masih ada mungkin hal itu bukan perkara sulit. Mengingat keempat lelaki itu sangat dekat dengan Ibu.
***
Bangil dan segala hal disana adalah sesuatu yang amat berbeda dan baru bagi Bening. Kendati demikian ia mampu beradaptasi dengan baik. Jika biasanya bayi atau balita akan rewel saat menghadapi lokasi atau situasi baru, Bening sebaliknya. Ia sangat bersemangat menyambut hal hal baru itu. Saya pun merasa lega dan beruntung. Hanya saja memang Bening jadi super duper lengket dengan saya. Tak mau ditinggal. Meski demikian ia tak pernah menangis dan rewel.
***
Kebersamaan kami di Bangil dimanfaatkan dengan jalan jalan ke tempat wisata. Ini sih lebih ke nyenengin bocil bocil. Hehe. Kami menyambangi Cimory Dairyland di Prigen. Kami memilih untuk berjalan jalan di area dimana kami bisa melihat hewan hewan. Mulai dari Domba, Unta, Kelinci, Merpati, Kalkun, dan sebagainya Ini merupakan pengalaman pertama bagi Bening berinteraksi dengan hewan hewan. Meskipun begitu ia sama sekali tidak ragu untuk memberi makan kambing yang menghampirinya. Bening menyodorkan wortel dan dengan sigap melepaskannya saat mulut kambing menyambut wortel itu. Hehe saya sangat kagum pada keberanian Bening.
***
Semuanya mendadak membingungkan pada hari ke 5 dan 6 di Bangil. Tiba tiba Bening tak mau makan. Tidak hanya itu malam hari ia bahkan tak bisa tidur nyenyak seperti biasanya. Cuaca di Bangil sangat gerah dan panas. Namun hari hari sebelumnya tak menjadi masalah bagi Bening. Namun pada malam itu Bening sangat rewel dan membuat saya kebingungan dan lelah. Ia terserang demam dan sepertinya akan ada gigi baru yang tumbuh. Mungkin itulah sebab Bening rewel dan demam.
Sejujurnya ditengah keriangan berkumpul bersama keluarga ada hal yang membuat saya mengkhawatirkan kondisi Bening. Ia terlalu sering disodori cemilan lebih lebih Bening memang hampir jarang menolak makanan. Namun itu berakibat kurang baik bagi pencernaannya. Berhari hari ia kesulitan buang air besar. Makanan yang ia makan pun menurut saya kurang seimbang gizinya. Saya juga menyesali diri saya yang kurang tegas untuk melarang keluarga terlalu sering menyodori jajanan yang sebetulnya belum sepantasnya dikonsumsi bayi berusia 17 bulan ini.
Menjelang hari kepulangan kami Bening semakin rewel. Bahkan saat tiba di stasiun kereta Bening merengek rengek entah apa yang diinginkan. Begitu pula saat di kereta. Untungnya ia masih dapat tertidur dan menikmati perjalanan. Hanya saja saat kami tiba di Stasiun Lempuyangan Bening mulai menangis. Hawa begitu panas dan gerah. Barang bawaan kami banyak.
Kesempatan saya untuk mengabadikan suasana Stasiun Lempuyangan hilang sudah. Saya hanya dapat merekamnya dalam benak. Suasana Stasiun yang ramai dengan bangunan dan segala hal disana yang terlihat indah. Sampai jumpa lain waktu. Semoga suatu hari nanti kami bisa kembali melakukan perjalanan menggunakan kereta api. Semoga kami bisa memesan tiket kereta kelas Bisnis atau bahkan Eksekutif sehingga perjalanan terasa lebih nyaman. Aamiin 😉
Sampai jumpa lagi Bangil |
Kereta kami sudah tiba |
Lempar mundur: Bening menangkap ikan |
Melihat ayam bersembunyi di semak semak |
Memberi makan kambing di tengah terik matahari |