Sulit. Ya...betapa sulit menggambarkan suatu kebahagiaan dengan kata kata. Saat hati ini merasa bahagia dan takjub rasanya bahasa yang saya miliki hilang. Seolah saya lupa bagaimana cara berkata kata. Sungguh karena kebahagiaan yang di hati memang lebih mudah dirasa daripada diungkap dengan kata kata. Namun tiada salahnya mencoba untuk sedikit mengungkapkan.
Hari ini saat saya berangkat ke kampus saya membaca sebuah banner yang tertulis bahwa hari ini akan diadakan penutupan dies natalis Untidar. Saya tertarik dengan adanya musik kontemporer. Selain itu saya pikir beberapa dosen akan ikut tampil memeriahkan acara ini. Tentu itu yang membuat saya tertarik. Beruntung ternyata kawan sekos juga tertarik ingin melihat acara ini juga.
Usai sholat maghrib, kami berangkat ke kampus dan menuju aula. Acara yang semula dijadwalkan dimulai pukul 18.30 ternyata mundur. Pukul 19.30 baru dimulao dengan penampilan memukau dari UKM Bengkel Seni yaitu musik dan tarian kontemporer. Lalu beberapa sambutan kemudian ada Elang Band yang personilnya terdiri dari beberapa dosen dan satu alumni.
Setelah beberapa penampilan kesenian lain dari beberapa mahasiswa dan perwakilan fakultas Ekonomi tiba juga giliran untuk Fakultas Pertanian. Saya sangat bersemangat saat melihat salah satu mahasiswa membawa Double Bass naik ke panggung. Entah mengapa pikiran saya langsung terarah ke Payung Teduh. Saya berharap, menduga atau apalah itu bahwa mereka akan membawakan lagu milik Payung Teduh. Daaan...saat dentingan gitar berbunyi darah saya berdesir. Merending. Lagu berjudul Angin Pujaan Hujan menjadi lagu pertama mereka. Saat lagu dimainkan, di tengah panggung ada beberapa anak yang bermain teater yang boleh dikata menggambarkan lirik lagu tersebut. Namun saya sama sekali tak menghiraukan. Saya terfokus dengan vokalis sekaligus gitaris, keybordis, sang pemain double bass, dan ukulele. Saya sama sekali tidak bisa menahan hasrat saya ingin ikut bernyanyi. Di tengah tengah penonton lain yang fokus dengan teaternya dan tak tahu lagu apa yang sedang dimainkan saya ikut menyanyi. Sayup sayup saya dengar ada satu anak lain di belakanh saya juga ikut bernyanyi. Ingin menengok tapi sudahlah...saya ingin memusatkan perhatian saya pada kawan kawan fakultas pertanian itu.
Usai lagu pertama ternyata pertunjukkan masih terus berlanjut. Lagu kedua ada Untuk Perempuan yang Sedang Ada Di Pelukan dan lagu ketiga berjudul Resah. Saya hanya bisa histeris sendiri sementara kedua teman saya bingung dan bertanya tanya.
Setelah lagu ketiga ada pembacaan puisi. Tapi teman saya sudah mengajak pulang karena ditunggu ibu kos. Kosan saya sangat ketat sekali peraturannya. Sebetulnya ini sudah lewat jam malam. Kami berjanji jam sepuluh sudah akan pulang. Jadi meski acara belum selesai dengan berat hati saya meninggalkan aula. Saya merasaasih ingin berada disana. Sebab sepertinya masih ada satu lagu lagi yang akan dinyanyikan. Tapi apa boleh buat. Saya harus pulang. Namun saya sudah cukup bahagia dengan tiga lagu Payung Teduh malam ini. Terimaksih teman teman dari Fakultas Pertanian. Kalian membawa kebahagiaan. Paling tidak saya pernah mendengar lagu Payung Teduh ditampilkan live meski bukan oleh artis aslinya. Penampilan kalian sangat memukau dan memuaskan.
Terimaksih...malam ini sangat indah...saya harap lagu terakhir berjudul Tidurlah...ya...saya akan tidur dengan hati yang bahagia.