Hari ini saya kalah. Menyerah pada amarah. Bertekuk lutut, kalah telak. Bayangan bagaimana saya melempar tetikus dengan keras jadi sebuah kenyataan sore ini. Untuk sepersekian detik saya puas. Tapi berjam jam setelahnya dan kemungkinan sampai esok dampak buruknya akan tetap saya rasakan. Tetikus rusak, tidak bisa digunakan. Saya harus membeli yang baru. Itu artinya menguras lagi isi rekening. Namun sayang, malam ini rencana untuk ke toserba harus gagal karena cuaca. Tiba tiba hujan turun. Bagus. Masalah saya bertambah. Bagaimana besok untuk kerja? Mampus kau Tifanny.
Akar masalahnya masih sama. Hanya saya saja yang berbeda. Entah kenapa saya tidak seperti hari lalu yang mampu menahan semuanya. Mungkin sudah mencapai titik jenuh. Tak ada celah dan cara untuk mensiasati.
Apa yang harus saya lakukan dengan keseharian saya? Pagi tadi saya merasa enggan untuk bangun. Terlintas pikiran untuk mengundurkan diri. Ah tapi saya ini siapa? Memangnya semudah itu memperoleh pekerjaan baru? Mensyukurinya? Saya mendengar itu dari dalam diri saya. Ah ya. Tentu, saya harus mensyukuri keadaan saya saat ini. Tapi adakah yang mampu mengajari saya bagaimana caranya untuk bisa selalu bersyukur dan merasa lapang di tengah keadaan yang terasa sempit ini?
***
Setidaknya ada satu hal yang saya menangkan. Sebuah kebahagian kecil, sangat kecil tapi saya harap bisa menjadi suatu yang berarti.
Tiga hari yang lalu, bapak meminta saya untuk mencarikan jaket berwarna gold. Bapak melihat seorang pembawa acara di televisi mengenakan jaket berbahan denim. Entah bagaimana itu cukup memukau dan membuat bapak tertarik untuk memakainya juga. Setelah bolak balik di beberapa situs belanja daring, akhirnya dapat juga. Bapak meminta saya untuk menggunakan layanan bayar di tempat. Benar saja, sesuai estimasi, paket tersebut datang siang ini. Nyaris saja kurirnya pergi begitu saja, ia tak tahu jika paket tersebut adalah paket COD.
Pas sekali bapak juga baru saja pulang dan saya serahkan paket itu untuk bapak buka. Bapak bertanya apakah sudah dibayar? Bapak mengeluarkan selembar uang tapi saya langsung menghindar pura pura ke dapur.
Oh ditukoke to?
Saya menunggui bapak yang sedang membuka bungkusan itu. Perlahan bapak buka bungkus plastik dari jasa pengirimannya. Kemudian satu persatu lakban yang melekat diplastik pembukus. Benar benar rapi sekali bapak membukanya. Kalau saya sih uda saya robek gitu aja. Haha. Saya agak khawatir bagaimana jika jaket itu ternyata jelek dan tidak sesuai ekspektasi? Tapi ternyata saat dicoba ukurannya betul betul pas. Meski memang jika dilihat dari jauh malah seperti kemeja biasa.
Siang itu oleh bapak langsung dipakai untuk kondangan. Wkwkwk saya agak geli sebetulnya. Bapak hanya memakai kaus dalam lalu jaket baru itu. Tapi saya senang. Cara bapak merasa puas atau menghargai pemberian kecil dari saya sangat unik dan mengharukan. Tak hanya itu, seperti sebagai balasan, ternyata setelah hujan reda sekitar pukul setengah delapan malam tadi bapak bersedia mengantarkan saya untuk membeli tetikus. Tanpa menghakimi mengapa saya merusak tetikus yang sudah saya miliki. Saya jujur pada ibu kalau saya habis mengamuk. Tentu ibu sedikit gusar mendengarnya. Tapi untuk kali ini bapak tidak berkomentar apa apa.
Jalanan yang masih licin dan udara yang cukup dingin merasuk ke dalam dada saya. Masih agak sesak dengan beban tak terlihat. Saya mencoba untuk sejenak merayakan kemenangan kecil ini.
Usia saya 25 tahun dan masih punya kesempatan menjadi putri kecil bapak seperti belasan tahun silam. Hal hal semacam ini membuat saya semakin tertambat. Ingin selalu berada didekat orang tua. Apapun yang terjadi. Meski terkadang dimarahi, ada hal hal tak menyenangakan, tapi pada orang tualah saya selalu kembali.
***
Sebagai penutup hari Senin yang luar biasa, rehat malam ini ditemani oleh playlist musik jazz lounge instrumental. Saya jarang mendengarkan musik jazz tapi ternyata musik jazz dengan nuansa lounge sangat nyaman didengarkan. Tanpa lirik membuat saya bebas mendengarkannya sembari berkelana dalam benak tanpa gangguan.
***
Saya punya rekomendasi musik instrumental yang bisa kalian dengarkan melalui Spotify untuk menemani rehat bekerja:
- Chill out Jazz-Lounge (Cocok untuk rehat)
Buat yang pernah mendengarkan musik Payung Teduh era Dunia Batas, ya kira kira seperti itulah musiknya. Sangat nyaman didengarkan bukan?
- Under The Big Bright Yellow Sun (cocok untuk teman kerja)
Band dari Bandung ini mengusung aliran Instrumental Post Rock. Andalan saya sampai saat ini Good Morning Sunshine.
- Murphy Radio (Cocok untuk teman kerja)
Hampir mirip dengan UTBBYS, sangat band tapi sebagian besar komposisi musiknya tidak berlirik.
- Gerald Situmorang - Solitude (cocok untuk rehat)
Satu album penuh permainan gitar Gesit. Sangat mendamaikan. Saya paling senang mendengarkannya ketika suasana mendung dan dingin.
- Album OST Parasite oleh Jung Jaeil (cocok untuk rehat dan bekerja)
Bagi yang sudah menonton filmnya, mendengarkan OST Parasite ini rasanya seperti dibawa ke dalam setiap adegan di filmnya. Sangat seru.
Tifanny