Kemarin Selasa, saya menonton sebuah film drama Jepang yang berjudul Kanseitou. Film ini diangkat dari sebuah lagu berjudul sama milik Galileo Galilei dalam album Portal. Sebetulnya sangat terlambat untuk membicarakan film ini. Karena kebetulan memang baru beberapa hari belakangan ini saya mendengarkan lagu lagu Galileo Galilei. Sampai akhirnya saya menemukan informasi bahwa salah satu lagu mereka diadaptasi menjadi sebuah film.
Film Kanseitou ini rilis pada tanggal 9 April 2011. Skenario ditulis oleh Takahiro Miki dan juga disutradarai olehnya. Kanseitou atau yang dalam bahasa Inggris berarti Control Tower ini menceritakan tentang pertemuan seorang siswa SMA dengan seorang perempuan yang merupakan murid baru disekolahnya. Kakeru Fujita, yang diperankan oleh Kento Yamazaki adalah seorang lelaki yang amat pendiam dan senang menyendiri. Ia tidak terlalu senang basa basi dan berbicara panjang lebar. Itu sebabnya ia selalu mengenakan handsfree agar tidak mendengarkan percakapan atau terlibat dalam percakapan dengan teman temannya.
Kakeru selalu merasa bahwa hari harinya dimulai dengan hal yang sama setiap harinya. Tak ada perubahan dan perkembangan yang signifikan. Hingga pada suatu hari, saat ia berbaring diatas bangku dalam auditorium yang kosong, sebuah pesawat kertas melayang diatas kepalanya. Ia melihat seorang gadis berambut pendek menatapnya dengan tatapan yang datar. Rupanya ia adalah murid baru dan kebetulan satu kelas dengannya. Ia heran saat melihat Mizuho mengabaikan gadis gadis yang mengajaknya bicara. Namun ia segera melupakan itu. Tak disangka, saat jam makan siang, Mizuho menemui Kakeru yang tengah makan di auditorium sendirian. Mizuho berubah menjadi sangat ceria. Ia menanyakan nama dan bertanya mengapa Kakeru selalu memakai handsfree. Namun Kakeru hanya terdiam. Tiba tiba Mizuho meraih kabel handsfreenya dan akhirnya ia tahu, ternyata itu tidak tersambung dengan pemutar musik. Kakeru merasa terganggu dan kesal. Ia pun pergi.
Rupanya Mizuho tidak menyerah. Saat pulang sekolah ia mengikuti langkah Kakeru. Ia bertanya ini itu tapi Kakeru tetap mengabaikannya. Lalu gadis itu berkata pada dirinya sendiri bahwa seharusnya ia menyerah saja. Apa yang dilakukan orang dewasa adalah selalu memberikan sebuah alasan untuk suatu hal. Meski terkadang alasan yang mereka beri tidak masuk akal. Karena ia bukanlah orang dewasa, maka ia tidak perlu sebuah alasan. Seketika itu Kakeru berhenti melangkah dan justru tertawa mendengar ucapan Mizuho. Apa yang dipikirkan Mizuho sama seperti yang ia pikirkan. Lantas ia mulai berteman dengan gadis itu.
Mii, begitulah gadis itu ingin dipanggil. Mii adalah karakter dalam sebuah kisah fiksi berjudul Moomin. Lalu Mii merasa bahwa Kakeru mirip dengan Snusmumriken yang memiliki karakter suka kebebasan dan menyukai musik.
Kakeru menemukan sebuah gitar milik ayahnya di dalam gudang. Ia meminta bantuan Mii untuk memperbaiki gitar itu. Mii menyetujuinya kemudian ia mengusulkan untuk membuat sebuah band. Hari hari Kakeru berubah sejak hadirnya Mii dalam hidupnya. Mereka selalu berbagi keceriaan bersama, bermain musik di sebuah kedai, bahkan makan malam bersama di rumah Kakeru. Keluarga Kakeru menerima Mii dengan sangat baik dan hangat. Mii merasa bahagia.
Suatu hari Mii mengusulkan agar Kakeru mengikuti sebuah audisi band. Namun Kakeru ragu apakah ia mampu untuk membuat sebuah lagu sebagai syarat utama dari audisi itu. Mii meyakinkan bahwa Kakeru mampu melakukannya.
Saat perjalanan menuju sekolah, Mii melihat sebuah menara yang menjulang tinggi. Ia tak bisa melepaskan pikirannya tentang menara itu. Ia ingin melihat menara itu dari dekat. Mii berkata bahwa Kanseitou menjaga para pengelana seperti dirinya agar tidak tersesat jika ingin menemukan jalan pulang. Tapi jika pengelana itu sudah berjalan sangat jauh hingga ke ujung dunia, apakah ia bisa melihat kanseitou dan kembali pulang?
Ayah Mii terlibat perkara hutang yang belum bisa ia lunasi. Itu sebabnya Mii dan ayahnya selalu berpindah pindah tempat tinggal untuk menghindari penagih hutang. Hari yang tak diinginkan pun tiba. Mii harus pergi meninggalkan Kakeru. Kakeru merasa kehilangan cahaya hidupnya. Tapi ia akan terus berusaha melanjutkan apa yang pernah ia dan Mii mulai. Kakeru melanjutkan langkahnya untuk mengikuti audisi School of Lock tanpa kehadiran Mii.
Yah itu dia film Kanseitou. Film ini hanya berdurasi satu jam. Saya merasa bahwa film ini minim dialog karena tokoh utamanya seorang yang pendiam. Meski drama ini berkisah tentang kekuatan musik yang mengubah hidup seseorang, hanya ada dua lagu utama yang mengisi film ini, Hello Goodbye dan Kanseitou. Saya cukup kagum dengan Kento Yamazaki saat menyanyikan langsung lagu Kanseitou di sebuah kedai. Saya tersentuh dengan adegan itu. Namun perlu saya sampaikan bahwa jujur saja saya belum mampu memahami rasa yang hendak dicurahkan oleh setiap pemainnya, terlebih Kakeru. Saya rasa orang orang Jepang itu ekspresinya terlalu datar. Hehe…jadi saya kurang bisa memahami mereka. yah tapi saya juga belum yakin sih. Mungkin di beberapa film yang lain Kento mampu berakting dengan baik. Mungkin kebetulan untuk karakter Kakeru ini orangnya terlalu datar. Jadi yah beginilah. Namun memang berbeda saat menonton anime. Wajah karakternya bisa berubah ubah sedemikian rupa untuk mengekspresikan perasaannya. Sekalipun orang itu karakternya datar dan seakan tak tertarik dengan hal hal disekitarnya. Contohnya saja dalam anime Oregairu, Hikigaya yang sama sekali tidak tertarik dengan hal hal disekitarnya tetap menampilkan ekspresi yang mudah untuk dipahami. Sorotan matanya yang kosong dan dingin seperti ikan busuk, kemudian bibirnya yang jarang memperlihatkan senyuman.
Untuk saya pribadi film ini lumayan berkesan, mengingat saya juga seorang yang pendiam seperti Kakeru. Saya tahu rasanya saat bisa menemukan teman yang tepat dan memberikan pengaruh yang luar biasa. Dan saat harus kehilangan, itu memang sangat menyedihkan dan rasanya tidak adil.
Oh ya, selain di kanseitou ini, Kento Yamazaki dan Ai Hashimoto juga beradu peran di film Another. Sebuah film yang diadaptasi dari novel karya Yukito Ayatsuji. Sebelum difilmkan, kisah yang bergenre misteri ini telah dibuatkan versi animenya.
Baiklah...untuk sesiapa saja yang suka dengan kisah kisah sederhana tapi menyentuh, film ini bolehlah jadi tontonan.
Hal hal yang menarik dari beberapa tokoh Kanseitou:
- Kakeru Fujita: Meski pendiam, ia punya semangat yang cukup tinggi. Mampu bermain musik dan menciptakan sebuah lagu.
- Mizuho: selalu ceria saat menemukan hal yang membuatnya bahagia. Tak kenal takut, meski ia sedang menghadapi situasi yang berat, ia justru menyemangati temannya dengan berkata, "tidak apa apa, jangan takut!"
- Ibu Kakeru: sangat keibuan, ramah, hangat, dan lucu. Saya suka sekali adegan dimana Kakeru pulang ke rumah bersama Mizuho. Ibu Kakeru bertingkah lucu karena heran anak lelakinya yang pendiam membawa teman perempuan ke rumah. Lalu ketika Kakeru dan Mizuho sedang berlatih gitar di lantai dua, ibunya mencuri dengar dari bawah sambil sesekali tertawa.
-penikmatsunyi