Pikiran pikiran yang membusuk di sudut. Segala kenangan yang mati matian kurawat, membusukkan nama nama orang yang pernah melintas di hari hariku. Yang bertahan bertahun. Yang sekadar duduk bersisian di ruang tunggu. Atau nama nama lewat cerita. Memori memori yang seharusnya telah menjemput masa kadaluarsanya, malahan bertahan. Menggerogoti akal sehatku. Kadang.... Menumpulkan ingatan.
Adakah tanah kebingungan? Seperti aku yang terheran. Mengapa tahun ini hujan cukup gemar bertandang? Kemarau basah katanya. Lalu musim hujan ini terkadang matahari menyengat sekali. Tapi toh sesuatu dalam diriku nyatanya tetap dapat merasakan. Kapan yang betulan musim hujan. Ah melankolis lagi. Selalu.
Hujan, dan perasaan sendu. Kegamangan. Hadir dan sirna, timbul tenggelam di antara rintik hujan.
Kau tahu...? Tiap pertanyaan yang mengambang di pikiranku, menjadi satu episode mimpi yang baru. Jika lain waktu mimpi itu hadir, oertanyaan itu masih berputar di dalamnya, dengan jawaban yang berbeda setiap episodenya.
Membosankan sekali. Tapi aku pun tak tahu bagaimana caranya menyudahi ini semua.



















