Warna Warni Sinestesia
Desember 26, 2015Tujuh tahun setelah album Kamar Gelap dirilis kini Efek Rumah Kaca kembali hadir dengan album baru, album ketiga mereka. Setelah penantian yang panjang, para penggemar Efek Rumah Kaca disugihi Sinestesia sebagai pengobat rindu sekaligus kado akhir tahun. Beberapa bulan sebelumnya single Pasar Bisa Diciptakan dan Cipta Bisa Dipasarkan sudah rilis terlebih dahulu,yang akhirnya kedua lagu tersebut digabung menjadi satu dan diberi judul Biru. Kemudian disusul dengan single kedua yang berjudul Putih. Pada 17 Desember album Sinestesia pun resmi diluncurkan.
Menurut bang Cholil sang vokalis, album ini didedikasikan untuk bassist ERK yaitu bang Adrian. Kabarnya bang Adrian mengidap penyakit yang mengganggu penglihatannya. Disetiap performance ERK bang Adrian lebih sering absen. Tapi bukan berarti album yang didedikasikan untuk bang Adrian ini adalah ucapan perpisahan. Sama sekali bukan. Justru ide pemberian judul lagu ini datang dari bang Adrian. Daaan...instrumen bass dalam rekaman album sinestesia keseluruhan masih dilakukan oleh bang Adrian sendiri.
Album Sinestesia sendiri sudah dapat di download di iTunes. Untuk rekaman fisiknya sendiri alhamdulillah juga sudah ada. Terakhir saya lihat di beberapa akun instagram toko kaset online dan semacamnya telah membuka pre order untuk CD album Sinestesia.
Album baru ERK ini berisi 6 track yang semuanya memggunakan nama nama warna. Hehe. Ada Biru, Merah, Jingga, Kuning, Hijau, dan Putih. Durasi dari masing masing track tersebut cukup panjang. Sebetulnya satu track terdapat dua hingga tiga judul lagu yang dijadikan satu. Misalnya saja Biru yang terdiri dari lagu Pasar Bisa Diciptakan dan Cipta Bisa Dipasarkan. Lalu Putih, di bagian pertama terdapat lagu berjudul Tiada dan bagian keduanya berjudul Ada. Pendengar akan dibuat penasaran atau mungkin juga bosan dengan durasi yang panjang ini. Kalau menurut saya pribadi, saya merasakan sensasi yang menakjubkan saat mendengar setiap tracknya. Saya semacam mendapat kejutan dan seoalah merasakan berbagai macam rasa dalam satu waktu. Contohnya saja saat mendengar lagu berjudul Merah, yang ternyata terdiri dari 3 judul lagu ini, membicarakan satu tema tetapi komposisi musiknya berganti dari menit sebelumnya ke menit berikutnya dan...unik sekali. Hehe saya bukanlah orang yang paham musik. Saya tidak punya bekal pemahaman musik secara khusus. Saya amatir atau sebut saja awam. Saya hanyalah pengagum musik. Jadi mungkin gambaran yang saya berikan ini agak membingungkan dan aneh. Harap maklum ^^. Jadi intinya saja begini, ERK tetap hadir dengan musik yang masih sama menariknya seperti dulu. Dengan lirik berupa kritik yang disampaikan dengan cara cerdas dan apik. Mengulas permasalahan yang ada disekitar kita dan membuat saya menjadi resah. Mau tak mau saya jadi kepikiran. Seperti saat mendengarkan lagu Jingga di part awal membicarakan tentang 13 aktivis yang hilang dimasa orde baru dan sampai sekarang keberadaannya masih belum diketahui. Atau lagu Putih yang berkisah tentang kematian. ERK masih dengan ciri khas yang sama seperti pertama saya mendengar lagu lagu mereka dulu. Lagu berbahasa Indonesia dengan pilihan kata yang menarik dan jarang sekali ada band yang seperti ERK. Memadukan istilah istilah dalam fisika, biologi atau cabang ilmu lainnya dijadikan lirik yang puitis. saya dengar ada lirik "kelembaman pada tekanan" mendadak saya ingat pelajaran fisika dulu di SMA. Hehe. Saya sangat kagum sekali pada ERK. Terlebih setelah kemunculan album Sinestesia ini.
Untuk Efek Rumah Kaca, teruslah berkarya. Saya harap kedepannya akan ada karya yang lebih mengagumkan dan bisa memperkaya warna warni musik di Indonesia ini. Dan buat bang Adrian, semoga kondisinya semakin membaik. Semangat selalu ^^
(LN)
Temanggung, 26 Desember 2015...ketika hujan turun bersama senja
0 Comments