Pisau yang tajam digenggaman. Aku cuma perempuan yang sedang memotong wortel, kubis, dan daun bawang dengan perasaan gamang. Tak menentu, lalu datang juga perasaan putus asa. Bulir bulir air mata menetes melewati pipiku. Aku menangis.. Sesak. Segala rasa sakit dan sedih. Di tengah itu semua aku mengkhawatirkan kulitku yang kan lekas keriput karena aku menangis dan sedih. Semalam aku temukan satu uban di antara rambut hitamku. Sehelai rambut perak itu begitu kuat diantara helaian rambut hitamku yang rontok dengan brutalnya.
Pisau digenggaman. Telah melayang dalam benak, ingin ku gores saja pergelangan tangan, atau kutusuk saja perutku. Tapi aku pengecut. Aku menangis lagi dan lagi. Hingga kepala ini terasa sakit seperti mau pecah.
Di antara bulir air mata yang mulai dingin diterpa angin musim bediding, aku mengais harapan, di antara rasa lengket di pipi, aku mencari cari kelembutan, yang kuat tapi lembut. Yang kokoh tapi nyaman. Ya Rabb jika rasa sakit ini dapat mengantarku kembali padaMu, aku akan berusaha bertahan. Akan kurasai semua getir dan perih ini.



















