­

Solitude EP: Kegelisahan dan Sebuah Nostalgia Tentang Kesendirian

Desember 10, 2017

Hal yang paling tepat untuk menenangkan diri adalah menarik diri dari keramaian dan menyendiri. Itu menurut saya. Rasanya dengan menghabiskan waktu sendirian saya bisa memulihkan keadaan hati yang kurang baik. Biar bagaimanapun, hanya diri kitalah yang bisa memecahkan persoalan kita sendiri. Saat saya dalam kesendirian, saya bisa merenung dan berdialog dengan diri sendiri. Apa dan bagaimana yang harus saya lakukan. Apalagi ditemani dengan playlist yang sangat tepat. Solitude. Sebuah keadaan yang sangat saya senangi. Solitude...juga sebuah tajuk album yang sangat saya gemari. Ohh bukan...bukan album Solitude milik bang Gesit yang hendak saya bicarakan. Kendati memang album tersebut juga menjadi favorit saya untuk menenangkan diri. Namun kali ini saya ingin membicarakan tentang sebuah mini album dengan judul yang sama. Dan tak ketinggalan juga siapa sebenarnya di balik mini album Solitude ini: Hira

Awalnya Hira merupakan sebuah solo project yang di jalankan oleh pemuda asal Jatinangor, Hadi Muhammad. Demi mengusir kegelisahan dan perasaannya yang berkecamuk, bang Hadi ini menciptakan lagu. Namun karena ia merasa perlu memberikan nuansa baru pada musiknya, ia pun memutuskan untuk mengubah Hira menjadi sebuah band. Maka, bersama dengan Indra Werdana (gitar) dan Akhyar Rasyid (bass), dan rekan lainnya, Hadi menyuguhkan musik bergenre dream pop dengan sentuhan lo-fi ala band band indie Ameriaka, sebut saja Turnover. Pada Januari 2017 lalu, Hira merilis Solitude EP dalam format digital. Tak cukup sampai situ, dalam rangka menyambut Record Store Day 2017, Hira merlis Solitude EP dalam bentuk cakram padat (CD) bekerja sama dengan Mundane Records. 

Solitude EP berisikan 4 lagu yang mana tiga diantaranya berbahasa Indonesia dan satu bebahasa Inggris. Lirik lagu dalam album ini merupakan kisah pengalaman pribadi sang vokalis. Lahir dari rasa gelisah dan kehilangan yang pernah ia alami. Juga tentang bagaimana saat ia menghabiskan waktunya sendirian. Saat ia menghabiskan waktu sendiri di ruangannya, ia senang menatap ke arah luar jendela. Pemandangan itu ia tuangkan dalam cover Solitude EP. Menampilkan sebuah lanskap perkotaan dengan nuansa biru. Foto yang digunakan merupakan hasil karyanya. Sedangan desain dan tata letaknya digarap oleh creative designer dari Mundane Records, Delino Barid.


Tracklist: 
  1. Semu
  2. Kita dan Malam
  3. Perish
  4. Terperangah

Bicara soal keempat lagunya, memang cukup kental sekali nuansa dream pop nya. Dimana salah satu ciri utamanya yaitu permainan gitar dengan efek yang membuat suaranya seperti bergema. Kemudian suara vokal yang seolah tenggelam, seperti berbisik yang menyebabkan saya kurang dapat menangkap lirik yang dinyanyikan. Saat masuk ke track pertama yang berjudul Semu, saya disambut dengan intro gitar yang langsung membuat saya rileks. Rasanya sejuk sekali. Beberapa lirik yang saya tangkap adalah:
Sembunyi, aku menyendiri…
Jangan tinggalkan aku sendiri di kegelapan
Suasana yang saya tangkap dari lagu ini adalah rasa gelisah. Ia tidak ingin ditinggal sendiri ketika merasa kalut. Meski nyatanya ia sengaja bersembunyi dan menyendiri. Track kedua berjudul Kita dan Malam. Temponya lebih cepat dan bersemangat karena permainan drumnya. Nah untuk lirik saya hanya bisa menangkap sedikit sekali dan jujur saja saya kurang bisa menangkap maknanya. Tapi lagu ini tak kalah bagus dari yang sebelumnya. Beranjak ke track ketiga yang berjudul Perish, satu satunya lagu berbahasa Inggris di album ini. Temponya satu tingkat di bawah track kedua tadi. Tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu pelan seperti lagu Semu. Hira sangat konsisten dalam memainkan musiknya dari satu lagu ke lagu lain. Akhirnya Hira menutupnya dengan sebuah track berjudul Terperangah. Sebagai penutup, Hira menyajikan lagu ini dengan tempo pelan dan memberikan rasa tenang.

Menurut saya pribadi, yang menjadi favorit saya adalah Semu. Saya langsung jatuh cinta saat pertama kali mendengar intronya. Sampai habis lagu itu dimainkan saya sangat suka. Terlebih lagu ini menceritakan tentang bagaimana seseorang sedang dalam kesendiriannya. Diliputi rasa gelisah dan pikiran yang berkecamuk. Suatu keadaan yang sangat familiar dalam kehidupan saya. Kendati demikian saya menyukai album ini secara keseluruhan. Saya belum mengenal cukup banyak band yang mengusung aliran dream pop. Saya mendengarkan Bedchamber, Dried Casava, Seahoarse, dan No Vacation yang mana musik mereka bergenre sama. Namun Hira ini punya karakter yang agak beda. Dalam mini albumnya, musik mereka lebih rapi dan memberikan kesan yang mendalam bagi saya. Jujur saja saya suka dengan musik dream pop. Ada kesan sedikit ngawang seperti musik ambient dan terkadang berisik seperti shoegaze. Bagi saya genre genre musik tersebut sangat berbeda dengan genre musik yang sering terdengar. Memberikan nuansa baru dan cocok sekali dengan keintrovertan saya. ehehe. 

Yap, sekian tulisan dari saya kali ini. Ini bukan sebuah review melainkan hanya tanggapan pribadi saya mengenai karya Hira. Saya sangat kagum dengan Solitude EP ini. Bagi pembaca sekalian yang ingin mendengarkan mini album ini, bisa kamu dapatkan di i Tunes, Deezer, atau streaming melalui Spotify. Selamat mendengarkan!

-penikmatsunyi
dengan informasi dari berbagai sumber

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling