­

Demam dan Rehat

September 26, 2022


Panas tubuhnya menjalar ke badan saya. Semalaman ia tak mau lepas dari nenen. Bening tiba tiba demam tinggi setelah memuntahkan makan malamnya berjam jam lalu. Dalam ruangan yang gelap gulita saya mengutuki kenapa harus ada pemadaman listrik segala. Tangisan Bening malam itu memecah keheningan malam. Saya mencoba mengalunkan shalawat, memutarkan instrumen nina bobo kesukaannya tapi tangisannya masih terdengar pilu. Mungkin ia merasakan sakit dan terkejut dengan keadaan kamar yang gelap total.

Sisa malam itu akhirnya Bening kembali tenang hanya saja ia tak mau melepaskan diri dari nenen. Suhu tubuhnya sangat panas, saya merasa sangat khawatir dan ketakutan hingga putus asa. Seorang anak kecil yang mengalami demam tinggi selalu membuat saya trauma. Saya selalu ingat dengan almarhumah adik saya yang hilang kesadaran karena panas tinggi. Namun ada perbedaan yang cukup jelas. Meskipun sedang demam tinggi, Bening tetap dapat merespon apapun yang saya katakan dan saat menginginkan sesuatu ia dapat mengatakan dengan kosakata yang sudah dikuasainya meskipun hanya satu kata.

Saya hampir menyerah. Sudah beberapa sendok paracetamol sehabis makan belum juga menurunkan panasnya. Namun alhamdulillah, pagi ini panasnya berangsur turun. Hanya saja masih ada sedikit gangguan di pencernaannya. Beberapa kali saya mendapati Bening terlihat mual dan ingin muntah tapi kembali ditelan. Mungkin ia takut. Padahal saya sudah meyakinkannya tak apa bila ingin muntah. Nafsu makannya masih cukup baik. Ia masih bersedia makan sesuatu. Namun ia hanya memilih roti tawar dan pisang saja. Tak apalah pikir saya. Setidaknya ia masih bernafsu makan. Dengan begitu saya harap kondisinya lekas membaik.

***
Tak dapat dimungkiri, 24 jam lebih saya mendekapnya, kondisi kesehatan saya pun menurun. Semalam tiba tiba saya menggigil. Bahkan saat Bening sudah bisa bangun dan duduk saya justru meringkuk dalam selimut. Namun syukurlah setelah sarapan dan meminum obat pereda nyeri kepala saya dapat melanjutkan beberapa pekerjaan rumah yang sempat terbengkalai. Selagi Bening tertidur saya bisa mencuci baju (pakaian kotor sudah menggunung). Saya sangat lega tapi juga merasa tak enak hati. Suami dapat menangani beberapa pekerjaan rumah dan menyiapkan dagangan sendirian. Padahal ia pun baru akan pulih dari demamnya. Sesekali saya masih mendengar ia terbatuk dan suaranya masih sengau karena pileg. Saya rasa kami bertiga kelelahan.
***

Dua hari berlalu sejak demam Bening mulai reda ia mulai dapat tidur nyenyak di malam hari. Bahkan yang biasanya sulit sekali mengantarnya terlelap, kini dengan mudahnya ia jatuh tertidur pulas ketika lampu telah di redupkan dan membentangkan selimut (yang selalu ia singkirkan saat mulai mengantuk). Alhamdulillah. Tinggallah saya yang masih terserang pileg dan batuk serta pening kepala. Saya menahannya dengan paracetamol agar dapat ikut terlelap bersama Bening. Rasa gerah membangunkan saya dan masih sedikit enggan untuk kembali tertidur.

Beberapa hari terakhir saya rehat dari media sosial. Selain karena kehabisan kuota internet, saya merasa lelah sekali dengan kegaduhan di jagat maya. Terasa bising, cepat, berseliweran di timeline. Yang awalnya tak peduli akhirnya jadi terseret arus ingin mengetahui ada kegaduhan apa. Namun semua itu sia sia dan justru membuat pikiran saya lelah. 

Percuma saja jika saya sudah tinggal di kota yang boleh dibilang cukup tenang dan cenderung lambat. Dan segala hal disekitar saya yang memungkinkan untuk hidup melambat. Namun jika saya tetap membuka media sosial yang selalu mendistraksi pikiran, rasanya sia sia saja. Apakah saya bisa benar benar mengucapkan selamat tinggal kepada media sosial? Rehat sejenak kemudian kembali rasanya tak akan pernah menyelesaikan masalah dan saya hanya akan berputar di dalam siklus yang tak akan bisa membuat  segalanya menjadi lebih baik. 

Ah apapun itu, setidaknya untuk sesaat ini saya memilih jalan ini. Berusaha untuk pulih dari kondisi tubuh yang kurang baik dan dapat beraktivitas normal seperti sedia kala. Jaga kesehatanmu juga ya kawan.

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling