­

Mengagumi Kemegahan dan Keindahan Lawang Sewu

September 08, 2022

 Sering kali apa yang sudah direncanakan dengan matang selalu kalah dengan keputusan mendadak, ini kaitannya soal jalan jalan. Hihi. Pasti pernah kan merencanakan sesuatu untuk bepergian atau sekadar bertemu dengan seseorang eh tiba tiba gagal. Namun jika memang waktu dan kesempatannya ada tanpa direncanakan pun seketika jadi. Seperti hari ini. Mumpung hari Rabu (mas libur) saya ingin mengunjungi sebuah tempat wisata yang belakangan ini banyak dikunjungi. Namun pagi hari usai beberes mas punya ide mengajak kami menyambangi Kota Semarang.


Tujuan yang saya inginkan sebelumnya hanya sekitaran Temanggung. Agak terkejut sih diajak ke Semarang, tapi kenapa tidak? Saya langsung menyiapakn tas ransel dan barang bawaan. Semenjak punya anak, pergi keluar rumah persiapannya harus betul betul matang terutama soal perlengkapan untuk si kecil. Hihi.

Bepergian bersama anak balita agak ribet dan melelahkan apalagi jika berkendara motor. Ditambah lagi bersama Bening yang selalu ada saja tingkahnya. Betul betul tantangan. Tak jarang saya jadi super lelah dalam perjalanan dan terserang nyeri punggung.

***
Kami mengambil rute perjalanan melewati Kecamatan Kaloran, meninggalkan Temanggung dan terus berkendara hingga Kabupaten Semarang dan menuju pusat Kota. Tujuan kami adalah Museum dan Galeri Sejarah Perkeretaapian Lawang Sewu. Siapa sih yang tidak kenal bangunan megah bersejarah di Kota Semarang ini? Semua orang pasti tahu kan? Bangunan dengan arsitektur bergaya Belanda yang dulunya berfungsi sebagai kantor pusat administrasi kereta api - NIS ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Seumur umur saya tinggal di Jawa Tengah sejak lahir, ini kali pertama bagi saya mengunjungi Lawang Sewu dan Menginjakan kaki di Ibu Kota Provinsi Jateng. Hahaha. Karena fakta itulah saya merasa semangat saat mas mengajak saya ke Semarang. Meskipun udaranya panas dan jarak yang kami tempuh cukup jauh saya dapat menikmati perjalanan ini.

Kami berdua sangat takjub dengan kemegahan dan kokohya bangunan bersejarah ini. Memang disana banyak sekali pintu yang menghubungkan antara satu ruangan dengan yang lain dan jendela di tiap tiap ruangannya. Saya jadi terbayang bagaimana bangunan ini dulunya difungsikan. Ruangan ruangan yang ada mungkin dulu merupakan ruang ruang kerja dengan berbagai macam kesibukan masing masing pegawainya. Ruangan denga konsep connecting  door tersebut mengigatkan saya akan gerbong kereta. 

Jujur saja saya tak punya bekal informasi apa apa mengenai Lawang Sewu, baik sejarah maupun legenda urban yang menyelimutinya. Maka dari itu, pengalaman kali ini merupakan pengalaman yang sangat berharga karena saya dapat belajar dan menggali informasi tentang sebuah Cagar Budaya yang terletak di pusat Kota Semarang ini.

Ternyata, meskipun Lawang Sewu saat ini ramai dikunjungi dan banyak sekali aktivitas maupun acara yang sering digelar disana, bangunan ini sempat ditinggalkan dan nyaris terlupakan. Bangunan ini sendiri didirikan pada tahun 1904 dan beroperasi sebagai kantor pusat NIS hingga tahun 1942. Namun semenjak masa penjajahan Jepang kantor ini dikuasai mereka dan beberapa ruanganya dialihfungsikan. Yang sangat menyedihkan adalah ketika ruang bawah tanah semula menjadi saluran pembuangan atau drainase, digunakan Jepang sebagai penjara. Bahkan para tahanan yang dipenjarakan disana banyak yang tewas karena memang ruangan ini bukan diperuntukkan sebagai sel. Selain itu, banyak juga peristiwa berdarah yang terjadi di masa itu. Karena itulah bangunan yang pada akhirnya kosong dan ditinggalkan, terlalu banyak menyimpan cerita seram di dalamnya. Namun pemerintah mencoba menyingkirkan kesan itu dengan merenovasi dan merestorasi Lawang Sewu serta menjadikannya salah satu Bangunan Cagar Budaya di Indonesia pada tahun 2009.

Dari segi arsitektur, Lawang Sewu memiliki gaya transisi, yakni antara arsitektur Indische Empire menuju Kolonial Modern. Beberapa unsur atau material yang menyusunnya di datangkan langsung dari Belanda. Seperti misalnya kaca patri yang menggambarkan kekayaan alam Nusantara, Dewi Fortuna, roda bersayap, dan Dewi Venus.

Meski dari segi iklim Kota Semarang cukup panas, saat berada di dalam gedung Lawang Sewu justru terasa sangat sejuk. Bangunan ini dilengkapi dengan banyak sekali jendela ventilasi untuk memperlancar sirkulasi udara dan menjaga hawa tetap sejuk. Saya sangat kagum dengan bangunan ini.

Seperti biasa Bening selalu percaya diri melangkah kesana kemari dengan riangnya. Tanpa ragu sedikitpun ia menjelajah ruang demi ruang dan selalu berjalan beberapa langkah di depan kami. Bening bagaikan seorang tour guide yang menentukan kemana selanjutnya kami harus melangkah. Hihi.

Kunjungan kami ke Lawang Sewu memberikan kesan yang sangat mendalam bagi saya pribadi. Karena kunjungan ini saya mulai terpantik untuk mengulik lebih jauh tentang bangunan Lawang Sewu berikut sejarahnya. Jika saja saya tak pernah kesini, mungkin saya tidak akan pernah tahu mengenai itu semua. Padahal bangunan ini masih berlokasi di provinsi tempat saya tinggal, yakni Jawa Tengah.

***
Meskipun lelah, rasa bahagia yang saya rasakan sepertinya menekan rasa sakit dan lelah. Kerja hormon dalam tubuh memang kadang unik ya. Apapun yang terjadi dengan tubuh kita memang semua berkat pikiran kita sendiri. Segala hal yang ingin kita rasakan kita bisa mengaturnya sendiri dari pikiran. Allah pun telah mengizinkan kita untuk itu.

Foto foto:

Kokoh dan Megah


Bagai tak lekang oleh zaman


Keindahan kaca patri dengan simbol simbol  yang penuh filosofi

Rehat  berteduh di halaman, salah satu sisi bangunan

Berfoto


You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling