Aku lelah dengan hiruk pikuk ini. Tak selamanya aku ingin tertawa dan tersenyum. Meski tiada yang memintaku tuk menjadi ramah dan menekan segala amarah, tapi ku yakin mereka nuntut aku tuk demikian. Apa hak ku untuk memunculkan segala yang kurasa di hadapan mereka? Ada sebuah batas yang tak terlihat yang menjadikanku enggan tuk berucap. Yang kuucap hanya apa yang ada saja. Mulut terlatih...
Aku telah membangun harapan baru dari apa yang pernah kau hancurkan. Dan aku pernah mencoba tetap tegar ditengah kepedihan. Aku telah berdiri, menyeka air mata, dan berlari jalani hari untuk sesuatu yang ingin aku hidupi dimasa depan. Bagiku, apa yang telah berlalu dan telah mengabaikanku tak kan aku tengok lagi barang sekejap. Kau sendiri yang pergi dan tak mau menoleh ketika aku berteriak...
Tuhan, ampuni aku yang telah ingkar. Dan apakah ini takdir? Ataukah aku yang telah melawan takdir? Ampuni aku....tapi kuyakin bahwa perjumpaan dua anak manusia ini telah tergariskan. Namun...aku telah ingkar...ampuni aku... Tuhan, ampuni aku yang telah ingkar. Dan apakah ini takdir? Ataukah aku yang telah melawan takdir? Ampuni aku....tapi kuyakin bahwa perjumpaan dua anak manusia ini telah tergariskan. Namun...aku telah ingkar...ampuni aku... ...
Tak pantas aku bertanya tentang takdir yang telah Tuhan gariskan. Sebab Tuhan Maha Mengetahui. Sedangkan aku, sangat terbatas dalam memikirkan semua ini. Karena keterbatasan itu terkadang aku menjadi lancang. Bertanya tentang takdir. Namun ini benar benar mengganggu pikiranku. Apakah sebaiknya ketika tidak bisa menjangkau sesuatu dengan pikiran, sudah saatnya hati menerimanya dengan penuh kelapangan? Apakah aku dapat mencari jawaban dari segala kegelisahanku? Apakah...
Baiklah saya benar benar menyerah dengan segala konsep menulis enak dibaca dan penuh dengan segala informasi seperti artikel di majalah majalah musik atau hiburan lainnya. Yang pasti banyak hal yang ingin saya sampaikan terkait dengan band dan musisi favorit saya.Pada awal Juli lalu, Polka Wars berhasil merilis dua single sekaligus. Nah loh...single tapi double. Gimana dong. Hehe. Setelah sukses dengan Rangkum, satu satunya...
Pada keramaian yang selalu mengelilingiku, ada sepi yang masih belum bisa menepi. Bahkan diantara keramaian ini, perasaan sepi terus berkembang dan berlipat ganda. Bahkan aku melihat aku diperangkap olehnya, seolah aku menjadi terasing diantara hiruk pikuk ini. Kumelihat mereka saling berbicara, tapi aku tak mendengar apa apa. Hening...kelebatan gerakan mereka terlihat seperti tarian gemulai yang tak aku pahami. Sedang apa mereka?Aku hanya terdiam...
Aku menaruh kerinduanku pada hati yang rapuh. Saat terlalu sesak menahan rasa ini, aku mengaduh. Aku merasa telah terlalu jauh tenggelam kedalamnya. Tanganku ingin menggapai permukaan tapi setiap gerakan yang ku lakukan hanya membuatku tenggelam semakin dalam. Aku tak pernah merasakan sebuah kerinduan yang sedemikian ini. Terasa perih mengiris batinku. Sebuah tangis tak menjawab apapun, tak menyembuhkan apapun. Tangis membuat rinduku semakin perih....