Hari itu Gresik terasa jauh lebih panas. Kami bermandikan keringat dan dikepung hawa pengap luar biasa. Untuk sesiapapun yang menggagas atap seng untuk bangunan kos ini terkutuklah. Sudah tahu Gresik panas, atap yang digunakan malah seng. Alhasil kami semacam dipanggang dalam ruangan ini. Ventilasinya pun terlalu minimalis alias kecil. Dengan berbagai kekurangan ini saya tetap menemukan hal posistif. Setidaknya saya masih punya perasaan...
Pukul satu dini hari saya terbangun dari tidur. Meski sudah menyiapkan alarm yang akan berdering pukul dua, alarm biologis saya telah mendahului. Seharusnya tiga puluh menit lagi suami saya akan pulang. Saya mencoba mengusir kantuk dengan bermain ponsel. Namun sampai lewat tiga puluh menit, suami saya tak juga pulang dari shift siang yang terlampau sampai jauh dini hari. Tanpa sadar saya jatuh tertidur...
Maaf. Saya ingin mengucapkan permintaan maaf kepada para pembaca. Meski saya tahu, pembaca Tifanny Lituhayu mungkin tak seberapa. Namun saya ingin minta maaf perihal keterlambatan saya untuk menerbitkan tulisan disini setelah pekan lalu saya berniat untuk selalu update setiap hari Rabu. Ada banyak hal yang terjadi dan beberapa diantaranya membuat saya merasa belum punya waktu untuk menyelesaikan draft tulisan yang sudah saya siapkan...
Siang itu kami disibukkan dengan persiapan untuk bertolak ke kota rantau. Sehari selepas akad dan resepsi, tanpa ada kesempatan rehat, berkumpul barang sejenak dengan keluarga atau memperoleh wejangan pasca akad dari bapak ibuk, kami harus segera meninggalkan rumah. Sebab lusa, suami sudah mulai masuk kerja. Kami pikir, perlu untuk rehat dulu setelah perjalanan jauh. Tujuan kami adalah kota Gresik. Gambaran umum mengenai kota...