Ulas Tipis : Orang Orang Oetimu
Februari 25, 2024Halo teman teman...
Bagaimana hari Ahad mu?
Saya senang sekali karena akhirnya untuk pertama kali di awal tahun ini ada satu buku yang benar benar tuntas dibaca. Padahal buku ini saya beli di awal tahun setelah cukup lama jadi wishlist. Banyak hal yang terjadi di awal tahun hingga beberapa pekan di bulan Februari ini. Hal hal yang membuat saya harus merenungi lagi arah hidup dan prioritas saya.
![]() |
Judul: Orang Orang Oetimu Penulis: Felix K. Nesi Penerbit: Marjin Kiri Cetakan pertama: 2019 Tebal Halaman: i - vii + 220 hlm |
Hmm kembali ke topik buku. Saya baru saja selesai baca Orang Orang Oetimu karya Felix K. Nesi. Awal saya mengetahui buku ini karena sebuah Sandiwara Sastra di podcast budayakita. Sandiwara sastra yang berjudul Sersan Ipi merupakan alih wahana dari secuil kisah di novel itu. Saya semakin penasaran lagi ketika saya mendengar podcast mba Leila Chudori yang juga menyebut buku ini sekilas. Saya menikmati novel fiksi sejarah sejak membaca karya Okky Madasari dan Leila Chudori. Biasanya jika ada penulis yang saya suka membahas atau merekomendasikan sebuah buku tentu saya jadi penasaran.
Baiklah saya akan mencoba membahas pengalaman saya membaca Orang Orang Oetimu ini.
Oetimu merupakan sebuah wilayah di Nusa Tenggara Timur. Disana tinggal orang orang keturunan asli Timor maupun yang campuran. Seperti Sersan Ipi yang ibunya keturunan Portugis. Seperti yang kita tahu, wilayah Timur Indonesia dulu sempat diduduki oleh orang-orang Portugis.
Nah dalam buku ini sebagaimana judulnya, berkisah tentang orang orang di Oetimu yang kisah hidupnya kemudian saling berjalin dan bertemu. Latar belakang kisah ini terjadi ketika masa pemerintahan Orde Baru. Pada waktu itu pula banyak tentara di tugaskan di daerah Timor untuk menjaga "kedaulatan negara" dari kemungkinan aksi pemberontakan oleh beberapa kelompok separatis. Nesi mencoba membingkai dan merekam hal hal yang terjadi akibat dari berbagai gejolak dan permasalahan politik pada masa itu. Beliau juga membumbui kisah dengan satir dan kejenakaan para tokohnya.
Ada hal yang saya suka dari cara penulis menggambarkan sosok Silvy. Saya sebagai perempuan yang tidak masuk dalam kriteria "standar kecantikan" omong kosong yang digembar gemborkan oleh media, penuturan Nesi dalam buku ini di halaman 189 cukup membuat saya kagum. Karena selain media banyak juga novel yang masih kerap menggambarkan wanita cantik hanya seputar kulit putih, hidung mancung, tinggi semampai dan lain sebagainya. Semoga akan lebih banyak lagi penulis dari berbagai latar belakang budaya yang menggambarkan bahwa kecantikan wanita di setiap wilayah di Indonesia ini sangat beragam. Dan standar kecantikan yang ada selama ini hanyalah propaganda dan untuk kepentingan pemilik usaha, baik busana maupun produk kecantikan.
Secara keseluruhan saya cukup menyukai novel ini karena memberikan gambaran yang menarik tentang masyarakat di wilayah Timor-Timur dan kebudayaannya. Bagi saya yang tinggal di pulau Jawa, buku ini menjadi sarana yang menyenangkan untuk mengenal sejarah dan kebudayaan di wilayah Indonesia Timur.
Bagi penyuka novel hisfic saya merekomendasikan Orang Orang Oetimu. Kendati demikian ada sedikit catatan dari saya, buku ini juga mengandung gambaran adegan dewasa yang eskplisit dan beberapa adegan berdarah.
Selamat menikmati sisa hari Ahad dan menyambut esok hari. Terimakasih sudah berkunjung dan membaca ❤️
0 Comments