Saat ini menghitung usia kehamilan dipermudah dengan adanya beberapa aplikasi yang tersedia di toko aplikasi. Bisa diunduh secara gratis pula. Saya memakai salah satu aplikasi yang mungkin sangat populer di kalangan ibu ibu muda yang baru mengandung maupun sudah melahirkan. Melalui aplikasi ini, saya bisa terus memantau kira kira bagaimana perkembangan janin di dalam kandungan di setiap usia kehamilan. Pembahasan atau rinciannya saya rasa berdasarkan uji dan hasil umum. Seperti orang jawa yang cukup lekat dengan ilmu titennya. Kendati demikian, saya merasa senang dan tersenyum haru saat perubahan demi perubahan di setiap deskripsinya.

Saat ini usia kehamilan saya sudah di trimester kedua. Kebanyakan orang bilang, di usia kehamilan ini merupakan fase paling nyaman dan aman. Tidak ada lagi morning sickness dan jika ingin melakukan perjalanan liburan, ini saat yang tepat. Benar memang. Saya tak lagi mengalami morning sickness. Hanya saja, ketika petang menjelang, perut saya terasa kencang dan tak nyaman. Sedangkan untuk melakukan perjalanan atau liburan, sepertinya di situasi seperti ini terlalu riskan. Saya tidak ingin ambil resiko apapun. Saat ini bukan hanya tentang saya tetapi juga bayi dalam kandungan. Mungkin benar saat ini sudah memasuki era kebiasaan baru. Tapi yang saya lihat melalui layar kaca atau yang terlihat melalui unggahan foto di story whatsapp malah terkesan seperti semaunya sendiri. Abai, tak pakai masker. Terbukti dengan angka kasus covid 19 di Indonesia masih tinggi. Lagi pula, Ibukota akan memasuki PPSBB jilid 2. Tidak menutup kemungkinan juga daerah daerah lain yang masih berada di zona merah akan melakukan hal yang sama. Saya tahu semua orang muak dengan semua ini. Namun rasa muak dan abai justru akan memperparah keadaan bukan? 

Terasa menyenangkan memang mendatangi tempat wisata, duduk dan makan bersama dengan teman teman. Namun itu dulu, sebelum pandemi. Untuk saat ini, pertemuan yang singkat bisa jadi penyesalan selamanya.

Ah sudahlah, kita letakkan saja dulu masalah ini. Semoga saja keadaan lekas membaik. Semoga ketika anak saya lahir, ia mendapatkan dunia yang sama seperti saya dulu. Ibu akan terus menemanimu nak. Ibu yakin, Allah pasti akan melindungi kita. 

***

Beberapa waktu yang lalu saya juga sudah mengunjungi bidan. Setelah rasa rasanya saya agak ndableg untuk urusan pemeriksaan maupun vitamin tambahan. Jujur saja saya khawatir. Namun saya sangat bersyukur karena tak ada keluhan apapun selama ini. Akhirnya setelah ke bidan dan juga ke puskesmas, saya mendapatkan beberapa suplemen dan vitamin tambahan. 

Berbeda dengan trimester pertama, di trimester kedua ini rasanya tidak ada keinginan khusus untuk menikmati makanan tertentu atau ngidam. Semuanya kembali normal. Soal hobi mendengarkan musik, saya sudah mulai mencoba mendengarkan daftar putar favorit untuk menemani bekerja. Bahkan saya berencana untuk membeli handsfree. Rasanya ini pertama kalinya saya bisa bertahan cukup lama tanpa handsfree.

***

Saya harap kondisi kesehatan saya dan janin tetap sehat dan stabil hingga persalinan nanti. Saya juga berharap agar saya dan suami bisa bersama lagi, bukannya LDR. hehe. Keputusan kami sudah bulat. Kami lebih memilih untuk tinggal di kabupaten kecil yang sederhana dan jauh dari hiruk pikuk kota. Kami mengharapkan kehidupan yang tenang. Semoga Allah meridhoi. Aamiin.

Tifanny Lituhayu