­

Mendengarkan Kebiasaan Mereka

November 22, 2021

Bukan niat saya untuk menajamkan pendengaran. Namun suara suara yang tertangkap oleh indera pendengar tak bisa berlalu begitu saja tanpa diproses dalam pikiran dan menimbulkan suatu pemikiran. Bahkan saya mulai menganalisa dan membaca kebiasaan. Lewat suara suara itu lambat laun menjadi hafal apa yang biasa mereka kerjakan.

Dari suara bapak membuka pintu garasi saya tahu apakah bapak akan mengeluarkan mobil, motor, atau sekadar membuang sampah. Dari suara bagasi yang terbuka saya tahu apa yang hendak bapak keluarkan dari dalam sana. Suara kucing yang mengeong selalu menandakan kedatang seseorang jika saya luput mendengar deru mesin motor atau mobil salah seorang anggota keluarga kami. 

***

Inspirasi: pinterest


Perkampungan ini cukup padat dan untuk RT tempat saya tinggal hanya ada 22 kepala keluarga. Beberapa orang kerap salah mengira jika ini merupakan sebuah perumahan. Bukan. Ini hanya pemukiman penduduk yang cukup padat dan minimalis. Saking padatnya, tembok rumah saya di bagian belakang sudah menyatu dengan rumah tetangga. Dibalik tembok kami, mereka memiliki sebuah dapur dan tempat cuci. Saya tahu hanya dari suara tanpa sekalipun melihatnya. 

Setiap hari saya mendengar suara suara aktivitas mencuci peralatan makan, memasak, dan mencuci pakaian. Di zaman sekarang mereka masih telaten mencuci menggunakan tangan. Padahal secara ekonomi mereka merupakan keluarga yang berkecukupan. Namun kiranya ada alasan lain mengapa mereka masih melakukan cara manual. Mencuci dengan tangan mungkin bisa lebih bersih dan keluarga ini saya nilai sebagai keluarga yang sangat rajin dan cinta kebersihan. Setiap hari selepas beraktivitas, ada suara sikat digosokkan dilantai dan di dinding. Saya sangat kagum pada mereka. Sudah begitu mereka mengerjakan segala hal dalam diam. Lain halnya dengan saya dan suami yang kadang kami adu argumen, bergurau, dan mendiskusikan apapun saat kami berada di dapur. 

Diam diam saya mulai mengagumi mereka yang begitu rajin dan telaten. Sering kali pikiran saya melayang, ingin sesekali bertandang, duduk di ruang tengah mereka dan menyesap secangkir teh. Mengudap kue yang biasa mereka buat. Saya kerap mendengar suara mixer dan suara teflon yang dituangi adonan. Mungkin mereka membuat dadar gulung, semar mendem, atau lumpia ayam. 

***
Saya tidak bisa berpura pura tak mendengar. Jika saya tak membuka pintu setelah terdengar suara ketukan, itu karena saya malu. 

Terkadang saya lelah mendengarkan semua dan otak saya dibuat sibuk. Saya ingin sesekali mendengar mereka hanya sebatas suara tanpa ada persepsi apapun.

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling