Tanaman Hias Hidroponik Cocok Untuk Orang Mager
Agustus 05, 2023Awalnya saya iseng memotong tanaman sirih gading yang tumbuh lebat di teras. Sekalian ngurangin dikit supaya tidak menjuntai kemana mana dan tetap rapi. Namun karena daunnya masih segar saya jadi punya ide untuk membuat tanaman hias hidroponik. Mas Erwin menerima satu karton berisi 50 pcs botol plastik dari teman tempat bekerjanya dulu. Karena masih nganggur ya saya pakai. Eh ternyata jadi keliatan estetik sekali hihi. Lama lama dari situlah saya coba mengambil tanaman lain untuk dijadikan hidroponik. Saya juga mulai mengamati kira kira tanaman hias apa saja yang dapat bertahan hidup lebih panjang dengan metode ini.
Saya sering kali merasa tidak punya kecakapan dalam hal menanam tanaman. Percobaan saya dalam berkebun selalu gagal. Mungkin karena kurang telaten dalam merawatnya tapi saya jadi lewah pikir "ah mungkin tangan saya ini ngga bakat deh." Namun ketika mencoba tanaman hias hidroponik ini saya berusaha menyingkirkan pikiran buruk. Saya mencoba berpikir baik dan memberikan vibrasi positif pula ketika memulai. Misalnya ketika saya hendak memotong tanaman untuk saya jadikan tanaman hias, tanpa ragu saya mulai berbicara dengan tanaman. Padahal dulu saya paling ga bisa deh melalukan hal hal (yang saya pikir) aneh seperti ini.
"Daripada kalian kruntelan disini ikut saya ya. Kalian mempercantik rumah. Semoga kalian betah. Ya mungkin ga secepat tumbuh di tanah dan nutrisinya pun mungkin ga semelimpah disini, tapi kalian bisa membuat suasana di dalam rumah lebih menyegarkan. Kalian akan berjasa sekali."
Memilih bagian tanaman yang tepat untuk dipotong dan dipindah ke dalam botol air pun tidak bisa sembarangan. Saya harus memilih dari batang yang paling ujung. Kalau salah nanti tanamannya justru banyak yang terbuang dan mati. Selain itu saya juga akan memilih batang dengan daun yang sehat dan tidak robek. Sejauh ini yang jadi favorit saya adalah Monstera Adansonii. Untuk itulah saya perlu memilah karena di tempatnya tumbuh ia menjalar jalar kesana kemari nyaris tidak teratur. Oleh ibuk juga dibiarkan begitu saja jarang sekali dirapikan. Saya suka dengan Adan sonii ini karena punya ketahanan yang luar biasa. Menurut pengamatan saya sejauh ini, dia punya tingkat adaptasi yang cukup tinggi. Ketika mulai dipindahkan ke botol air, akarnya yang mencuat lama lama akan mengeluarkan bulu bulu halus. Setelah beberapa pekan, akar baru juga akan muncul dengan penampakan yang berbeda dari akar tanaman yang tumbuh di tanah. Biasanya ia akan muncul dengan warna putih dan ukurannya lebih tipis.
Pertumbuhan tanaman dengan media air memang cenderung lambat. Terlebih karena saya juga menyimpannya di dalam rumah. Namun sesekali saya juga mengeluarkan mereka untuk mendapat sinar matahari. Jujur saja ini kegiatan bercocok tanam paling mager dan cocok buat saya hihi. Saya hanya mengganti airnya beberapa hari sekali. Namun jika dalam waktu tiga hari air sudah muncul jentik biasanya langsung saya ganti. Sebisa mungkin sih saya menghindari media tanamnya menjadi sarang nyamuk.
Di musim seperti sekarang ini sebetulnya menjadi waktu yang cukup tepat jika ingin memulai menanam atau berkebun di rumah. Terlebih jika ingin menumbuhkan tanaman dari biji. Saya tidak perlu khawatir tanaman akan busuk karena hawa terlalu lembab atau tergenang air hujan. Maka dari itu saya sedang mempertimbangkan untuk menanam bunga matahari lagi. Tapi yang jadi masalah adalah media tanamnya yang terbatas nih. Tidak punya persediaan tanah. Hahaha. Saya ingin coba menanam dari kwaci yang biasa buat pakan saja supaya tidak repot beli di market place. 😁
Ya sudah sampai jumpa di tulisan selanjutnya ya kawan. Semoga rencana tanam biji bunga mataharinya segera terlaksana 👍
0 Comments