­

Solitude: Sebuah Karya Sarat Akan Makna dan Kenangan

Desember 31, 2016

Setiap orang tentu pernah memiliki ikatan emosional terhadap hal maupun benda. Terlebih jika hal tersebut memilik arti yang penting dalam hidupnya. Atas dasar itulah Gerald Situmorang menciptakan album solo pertamanya yang bertajuk Solitude. Album ini ia dedikasikan secara personal untuk sebuah ruangan yang sangat berkesan bagi pria kelahiran 31 Mei, 27 tahun silam ini. Ruangan yang dimaksud adalah sebuah ruangan milik salah seorang sahabatnya, Marco Stefiano (drummer Barasuara) yang juga difungsikan sebagai studio. Di ruangan itulah, Gerald menemukan ide dan sebagai saksi bisu proses kreatifnya selama ini. Gesit—begitu paggilan akrabnya, menyadari bahwa ia akan kehilangan satu ruangan yang sangat berarti bagi kesehariannya khususnya dalam bermain musik, sebab Marco akan pindah  rumah. Demi mengabadikan momen dan semua kenangan bersama ruangan itu Gesit membuat album yang berisi 12 lagu. 


Tracklist:
1. Raining Flowers (2:47)
2. Two Worlds (2:31)
3. Old Stories (4:00)
4. Puzzles in Mind (4:30)
5. Menahan Rindu (5:42)
6. Gone (4:35)
7. Familiar Song (5:02)
8. Why? (6:33)
9. Always Changing (3:40)
10. Beautiful Story ( 4:58)
11. Natural Thinker (4:7)
12. Epilogue: Solitude (1:42)


Lagu lagu ini direkam dan disajikan sealami mungkin. Gerlad memang sengaja memberikan atmosfir seperti berada dalam sebuah ruangan di suatu rumah pada musiknya. Kadang saat bermain musik ada saja suara suara lain yang terdengar. Misalnya saja terderngar suara pintu pagar yang dibuka. Bahkan kita sebagai pendengar seolah merasa dekat dengab musisi. Sesekali saya mendengar hembusan nafas Gesit. Hal tersebut meninggalkan kesan unik tersendiri bagi saya.

Pada tanggal 7 September akhirnya Gerald merilis albumnya dalam format digital. Ternyata album yang  proses pembuatannya telah dimulai sejak tahun 2014 ini berbuah manis. Ini tergambar dari keantusiasan para penikmat musik khususnya bagi mereka yang telah mengetahui kiprah Gerald sejak awal karirnya dulu. Ia mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat mengenai albumnya. Lalu pada tanggal 25 Oktober album Solitude dirilis dalam bentuk cakram padat. Keseluruhan album Solitude ini sangat sederhana karena memang hanya sebuah musik instrumental dari gitar nilon. Yang membuat luar biasa adalah sang musisi, tentu saja Gerald. Pria yang juga tergabung dalam grup band Barasuara ini sangat piawai memainkan gitarnya sehingga menghasilkan musik yang bisa dinikmati siapa saja dan kapan saja. Gerald kembali pada fitrahnya sebagai pemain gitar klasik yang skillnya tak bisa diragukan lagi

Bagi saya pribadi album Solitude memang cocok untuk merayakan nikmatnya kesendiran. Duduk santai dan menyingkir dari hiruk pikuk kota ataupun jalanan. Merilekskan pikiran dan melepas beban yang membuat kita penat. Atau bisa juga menjadi sebuah pelarian meski kita tengah berada di tengah tengah keramaian. Dengan mendengarkan 12 lagu milik Gerald ini kita merasakan moments of Solitude yang hendak Gerald utarakan melalui petikan gitarnya. 

Sebagai perayaan peluncuran album Solitude dalam bentuk rilisan fisik, Gerald menggelar konser bertajuk Night of Solitude di Ruci Art Space, Jakarta Selatan. Dengan bantuan seorang seniman bernama Risa Kumala Sita, Ruci Art Space menjadi tempat yang sangat indah. Di desain sedemikian rupa dan dipajangi foto diri sang pemilik acara. Konser ini pun mendapatkan perhatian bagi penggemar Gerald Situmorang. Tiketnya terjual habis dan acara berjalan dengan sukses selama tiga hari berturut turut yakni pada tanggal 25, 26, dan 27 Okotober lalu. 

Sekali lagi saya merasa sangat puas dan menyukai album ini. Solitude menjadi salah satu album dalam deretan album favorit saya dan menjadi karya terbaik di sepanjang tahun 2016 ini. Sukses selalu untuk Gerald semoga tetap semangat dalam berkarya!

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling