The Trees & The Wild: Kembali Hadir Dengan Nuansa yang Berbeda

Desember 24, 2016



Tracklist:
1. Zaman, Zaman (7:43)
2. Empati Tamako (14:35)
3. Srangan (2:54)
4. Monumen (6:32)
5. Tuah Sebak (10:00)
6. Roulements (2:56)
7. Saija (8:46)

Ada jarak yang begitu panjang sejak kemunculan album debut The Trees & Wild (Rasuk),  dengan album kedua. Jarak antara keduanya terpaut cukup jauh yakni tujuh tahun. Mereka hadir dengan musik yang memukau bernuansa folk. Memanjakan telinga setiap penikmat musiknya. Bertahun tahun terlewat hingga akhirnya mereka tenggelam dan seolah tak ada kabar. Semua menanti dan bertanya tanya. Kapan The Trees & The Wild akan muncul memberi suguhan hangat karya terbaru mereka dalam satu bentuk album? Pertanyaan tak kunjung terjawab secara jelas. Tapi para penggemar semacam diberi clue. Band asal Bekasi ini kembali muncul diatas panggung membawakan single terbaru mereka. 

Penantian panjang itu akhirnya berhenti pada tanggal 16 September 2016 lalu. Tepat tujuh tahun setelah rilisnya Rasuk sebagai album pembuka dan pengenalan siapa The Trees & Wild. Lahirlah album Zaman, Zaman yang menjadi "anak" kedua mereka. Beberapa judul lagu dalam album ini tentu tak asing lagi bagi para penikmat musik TTATW. Terlebih bagi mereka yang rajin datang ke setiap panggung dimana The Trees & The Wild tampil atau sekadar menonton lewat youtube. Karena memang mereka kerap sekali menampilkan lagu Empati Tamako, Tuah Sebak, dan Saija. Bahkan saya yakin beberapa diantara kita telah memiliki rekaman digital lagu lagu tersebut yang didapat dari internet. Tapi tunggu sampai kalian dapatkan album kedua TTATW dan putar lagunya secara berurutan satu demi satu. Dalam album ini Empati Tamako diberi sentuhan yang berbeda. Ia diselaraskan dengan lagu lagu lain dalam Zaman, Zaman. 

Jeda waktu tujuh tahun bukan masa yang dilewati tanpa arti apa apa bagi The Trees & The Wild. Dalam kurun waktu tersebut mereka mengkomposisi karya baru mereka. Penuh pertimbangan dan proses yang panjang. Bagaimana tidak? tujuh tahun bukan waktu yang singkat. Pada durasi yang lama itu pula TTATW seolah berevolusi. Mereka membuat sebuah tikungan yang cukup tajam dari alur Rasuk menuju Zaman, Zaman. Apakah kalian mengharapkan petikan gitar dan segala ciri khas musik folk yang TTATW berikan beberapa waktu yang lalu? Kini mereka hadir dengan nuansa yang jauh berbeda. Musik mereka mengarah ke shoegaze dan ambient. The Trees & The Wild mencoba memainkan musik postrock yang vokalnya tenggelam oleh beberapa instrumen yang didistorsi. Nada nada unik yang berulang dengan frekuensi tertentu. Berulang dan terus berulang dalam durasi yang cukup panjang. Bahkan ada salah satu tracknya berdurasi 14 menitan. 

Zaman, Zaman adalah satu kesatuan. Kalian tak bisa mendengarkan satu lagu secara terpisah ataupun memutarnya secara acak. Mulailah dengan track pertama Zaman, zaman. Disini kalian seperti diberi ucapan selamat datang di dunia yang baru dan berbeda. Kemudian beralih ke track kedua yakni Empati Tamako. Perlahan tapi pasti, lagu ini seolah membuat kita terbawa angin selatan menuju ufuk timur terjauh. Kita benar benar tersesat dalam dunia yang berbeda. Suara vokal Remedy dan Tami saling melengkapi terdengar mengalun indah. Memasuki track ke tiga, Srangan suara sang vokalis perempuan mengambil kendali penuh. Mewakili rasa yang ada dihati kita. Kita benar benar merasa hilang dan terdampar ke sudut semesta yang tak kita kenali. Jangan berhenti, terus lanjutkan hingga track terakhir. 

Bagi saya yang masih belum terbiasa mendengarkan musik bernuansa shoegaze seperti ini rasanya memang cukup berat. Kendati demikian, saya merasa puas dengan album kedua TTATW ini. Mereka berani tampil dengan sesuatu yang baru. Karya mereka menunjukan keindependenan mereka dalam bermusik. Terus terjang sambil membawa apa yang mereka ciptakan. 

Sekian tulisan dari saya. Ini bukan sebuah review album melainkan hanya sebuah ungkapan rasa pribadi setelah mendengarkan album Zaman, Zaman. Sebetulnya agak aneh dan kurang cocok menyebut tulisan ini sebagai ulasan karena tentu ini menjadi hal yang cukup basi karena saya begitu terlambat. Ya, terlambat tiga bulan. Bagi saya ini hanya sebuah tulisan untuk mengapresiasi karya The Trees & Wild yang baru. Terimakasih. 



You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling