Taman Goa Sigrowong: Tempat Bersejarah di Tengah Hutan Pinus
Oktober 13, 2017Beberapa bulan belakangan ini saya merasa bahwa kabupaten tempat saya tinggal sudah agak berbeda dibandingkan dulu. Contohnya saja soal meningkatnya kepadatan penduduk dan pengguna kendaraan. Ini bisa dirasakan saat hendak menyebrang jalan. Dulu hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk bisa menyebrang dari gang depan kampung ke jalan utama. Tapi sekarang, bisa menghabiskan waktu lima menit lebih untuk menyebarang di jam jam sibuk. Semakin banyaknya toko sandang, rumah makan atau café juga merupakan salah satu indikasi bahwa jumlah penduduk Temanggung meningkat cukup pesat. Berasarkan sebuah teori dalam ilmu ekonomi yakni teori penawaran dan permintaan yang berbanding lurus. Penawaran akan meningkat jika jumlah permintaan juga meningkat. Selain kebutuhan pokok, kebutuhan lainnya seperti hiburan juga patut disediakan. Kini Temanggung juga mulai membuka potensi wisata di berbagai kecamatan maupun dusun. Wisata yang sering diminati adalah wisata bernuansa alam. Lagi pula Temanggung juga bukan sebuah kota besar dengan berbagai macam fasilitas perkotaan. Untuk itu, masyarakat dan pemerintah daerah memaksimalkan apa yang sudah ada di Temanggung. Salah satunya keasrian kabupaten ini.
Meski hanya sebuah kabupaten dan suasananya tak seriuh di kota besar, saya merasa perlu mengunjungi tempat tempat yang lebih asri. Maka minggu lalu saya bersama ibuk mengunjungi sebuah tempat wisata alam yang ada di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan. Tempat wisata ini bernama Taman Goa Sigrowong. Konon tempat ini merupakan tempat bersejarah. Taman Goa Sigrowong ini semula hanyalah hamparan luas hutam pinus yang berada di samping sepanjang jalan desa. Di dalam hutan pinus yang rimbun itu terdapat sebuah goa yang tidak terlalu besar, kira kira lebar dan kedalamannya hanya sekitar 7 meter. Mengapa disebut tempat bersejarah? Pada zaman dahulu sekitar tahun 1955 ketika terjadi agresi militer dari Belanda, beberapa tentara Indonesia di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta sempat menghindari serangan musuh dan bersembunyi di desa Gesing ini. Mereka bersembunyi dalam goa kecil yang hingga kini dinamakan goa Sigrowong.
Mungkin atas inisiatif penduduk sekitar, agar menarik animo masyarakat akan tempat bersejarah ini, mereka membangun tampat ini menjadi lebih ramah wisatawan. Membuat jalan masuk ke hutan, membuka lahan parkir, dan menghias tempat ini dengan aksesoris menarik. maka jadilah sebuah taman wisata alam di tempat bersejarah. Selain berwisata, kita juga bisa sambil napak tilas ke tempat bersejarah. Tiket masuknya lima ribu rupiah untuk satu orang. Sedangkan biaya parkir sepeda motor dua ribu limaratus rupiah dan untuk mobil lima ribu rupiah. Sampai saat ini taman goa masih terus dalam pengembangan. Meski sebagian besar sudah terlihat rapi dan sudah banyak sekali spot spot foto yang keren.
Minggu lalu saya hanya bersama dengan ibuk mengendarai sepeda motor. Selama perjalanan melewati desa desa, saya sangat terpukau. Sebab wilayahnya masih asri. Bahkan ada seekor bajing loncat yang terlihat di jalan. Ia melompat dengan lincah kemudian bersembunyi di balik semak semak. Terkadang kami juga melewati sebuha jalan yang kanan kirinya ditumbuhi pohon bamboo yang rindang. Suasananya jadi terasa sepi dan agak gelap.
Bagaimana? Berminat mengunjungi Temanggung dan taman yang satu ini? Akses jalannya cukup mudah kok. Kamu bisa menggunakan fitur GPS di smartphone untuk memandumu. Selamat berakhir pekan!
-penikmatsunyi
0 Comments