Kini aku merasa bimbang seakan tak tentu arah. Aku tak mampu mendefinisikan perasaanku secara utuh. Mengapa aku selalu membebani hatiku dengan banyak rasa. Namun sayang aku tak mampu membuat hatiku lega dengan menguraikan setiap rasa yang ada di dalamnya, terlebih mencari penawar.Aku rindu, tapi tak ada yang bisa aku lalukan tuk mengobatinya. Selalu terhimpit oleh waktu dan kesempatan belum memihakku. Aku merasa sedih,...
Aku menerawang jauh meski pandanganku terhenti di langit langit kamar. Pertanyaannya semalam, membuatku kembali berfikir... "kau hanya perlu menyibukkan dirimu...""Aku sudah terlalu sibuk, bahkan aku perlu waktu ekstra untuk menyelesaikan pekerjaanku.""Apakah batinmu sudah dibuat sibuk juga?"Aku terdiam. Ya...mungkin aku telah tenggelam dalam rutinitas pekerjaan dan sibuk karenanya. Namun aku belum benar benar menyibukkan batinku. Maka saat aku berbaring sejenak melepas penat, aku kembali...
Sebetulnya kami termasuk dua orang yang cukup nyaman bergerak melakukan suatu hal berdasarkan rencana. Apapun itu perlu kami rencanakan. Namun pada kenyataannya, acara meet up biasanya gagal karena kebanyakan rencana tapi tak kunjung direalisasikan. Di suatu petang yang sedikit melankolis sebab suasana hati kurang nyaman, seorang teman yang jadi sasaran curhat saya kala itu tiba tiba saja mengajak saya main. Dia tahu betul...
Mencoba untuk menenangkan hati. Bahwa semua yang berputar didunia ini adalah semu. Semu itu indah. Seperti khayal, kadang melenakan. Namun apa yang terjadi tak selamanya seperti yang diinginkan. Dunia ini bukan milik kita, sayang. Maka tak bisa kita bentuk seperti yang ada dalam pikiran kita. Adakalanya kecewa dan sedih. Namun kau tau, merasa adalah urusan kita masing masing. Ingin bahagia atau merasa duka...
Ada yang begitu pahit dan tak ingin lagi aku rasakan. Tapi cita rasa pahit itu selalu menggigit lidahku. Terutama dipangkal. Memaksaku untuk menelannya tapi aku selalu memuntahkannya. Kendati ia kan datang sebagai rasa manis dan gurih, tetap saja aku enggan tuk menelannya. Sudah barang pasti nanti ia kan pahit lagi ketika dipangkal lidahku. Sebuah metafora rasa, tentang suatu hal yang tak ingin aku...
Ku menatap dengan keharuan. Ada beberapa kenangan yang berputar dikepalaku. Membuatku merasa pening. Kenangan itu berkelebat sementara sosoknya kian memburam meski benar jelas di hadapanku. Semua bercampur baur. Sampai ia membuka perbincangan memecah sunyi diantara kami berdua. "Apa kabar...?"Bodoh kiranya pertanyaan itu. Dia pernah membuatku berkeadaan buruk dan tanpa kecanggungan ia bertanya kabar hari ini. Biarlah dia mau bertanya apa. Aku ingin bisa...