­

Pelesir Tipis: Menjemput Senja di Bukit Rhema

Oktober 25, 2018

Sebetulnya kami termasuk dua orang yang cukup nyaman bergerak melakukan suatu hal berdasarkan rencana. Apapun itu perlu kami rencanakan. Namun pada kenyataannya, acara meet up biasanya gagal karena kebanyakan rencana tapi tak kunjung direalisasikan. Di suatu petang yang sedikit melankolis sebab suasana hati kurang nyaman, seorang teman yang jadi sasaran curhat saya kala itu tiba tiba saja mengajak saya main. Dia tahu betul saya suka tanaman bunga, maka ia mengajak saya untuk mencari ladang bunga di sekitaran Magelang. Aihh… Rabu pagi menjelang siang, meski pekerjaan saya belum sepenuhnya selesai (dan memang belum selesai), saya memutuskan untuk rehat sejenak. Ia menghampiri saya. Aneh sudah hampir satu tahun lamanya tidak bersua tapi rasanya seperti baru kemarin sore kami mengatakan: sampai pertemu besok. Banyak hal yang telah terjadi diantara kami, namun kami berdua sama sama tidak ingin membicarakan hal itu lagi. Rasanya mulut kami terkunci untuk hal itu. Ada banyak hal yang bisa kami bicarakan dan diskusikan. Salah satunya adalah usaha yang sedang ia rintis.

Lucu, entah berapa banyak orang di dunia ini yang terjebak dalam rutinitas yang sama sekali tak ia sukai. Sampai pada akhirnya sadar bahwa ia sudah menempuh jalan yang salah, ketika apa yang dijalani itu makin lama makin menyiksa. Semakin merasa terjebak. Tapi saya percaya bahwa apa yang terjadi di dunia ini tidak ada yang sia sia. Meski saya, teman saya, atau puluhan orang bahkan mungkin ratusan orang di luar sana merasa salah ambil jurusan kuliah kemudian lebih memilih mencari jalan sesuai passion, saya yakin, bahwa menyadari salah jurusan kuliah ada salah satu hal yang bisa kita simpulkan setelah berkuliah. Ga ada yang sia sia. Di bangku kuliah kita bisa membuka pikiran dan wawasan kita. Meski kita tidak bisa bergerak sesuai apa yang menjadi visi jurusan kuliah yang kita ambil. Ahh… bicara apa… ini terlalu berat. Hahaha. Yang pasti saya dan kawan saya ini sedang mencoba untuk melakukan sesuatu. Teman saya jauh lebih baik. Dia sedang mempersiapkan bisnisnya yang bergerak di bidang art and design. Saya kagum padanya karena ia cukup terampil dan tekun dalam bidang tersebut. saya sangat senang saat diajak membeli bahan baku untuk usahanya. Di sebuah dusun yang terletak di Kabupaten Magelang, kami mencoba mencari pengrajin kayu yang nantinya akan menjadi supplier bahan baku usaha teman saya ini. Senang rasanya mendatangi tempat itu dan melihat ke tempat penyimpanan barang serta tempat pembuatannya. 

Usai mendapatkan bahan baku, kami segera melanjutkan perjalanan. Mumpung sedang pulang kampung dan sudah di Magelang, saya ingin melepas rindu makan makanan yang dulu biasa saya beli sewaktu masih kuliah. Lebih aneh lagi. Saya ingin makan Ketoprak padahal pasti di Depok banyak yang jualan. Ahhh bukan soal ada atau tidak tapi soal rasa dan cerita dibaliknya. Hehe. sayang, Ketoprak yang saya cari tak lagi berjualan. Akhirnya kami cari tempat makan lain. 

Selesai makan, kami menuju ke destinasi yang kami rencanakan malam sebelumya, yakni Kebun Bibit Senopati. Taman Senopati ini telah dibuka sejak dua tahun lalu dan cukup terkenal di kalangan masyarakat Magelang. Jujur saja sejak dua tahun dibukanya tempat ini, ini adalah kali pertama kami mengunjungi taman Senopati. Ketika animo masyarakat akan tempat ini sudah menurun, kami justru baru mengunjunginya. Hehe alhasil kami merasa beruntung karena ketika tiba disana, taman cukup sepi. Bisa bebas untuk berfoto. Haha


Tanpa rencana, setelah merasa bosan mengelilingi taman, tiba tiba terlintas di pikiran untuk ke Borobudur. Teman saya mengajak ke Candi Borobudur. Namun saya ragu karena biaya retribusinya cukup mahal. Maka saya menyarankan untuk ke situs Candi Mendut yang tiket masuknya lebih murah. Benar saja, tiba disana, kami hanya dikenai biaya 7000 untuk dua orang. Kala itu pukul setengah empat sore dan matahari sedang bersinar terang. Sinarnya cantik sekali untuk berfoto. Kami mengambil beberapa foto meski kami sama sekali tidak pandai bergaya. Haha. 

Sekali lagi, tanpa rencana, mumpung di daerah Borobudur, teman saya menawari apakah tertarik berkunjung ke Gereja Ayam? Tentu saja. Saya sangat penasaran dengan tempat ini apalagi lokasi tersebut menjadi salah satu lokasi syutung AADC 2.

Kami tiba di sekitaran Gereja Ayam, pukul lima kurang lima belas menit. Padahal lokasi ini ditutup pukul 5. Kami nekat menuju Bukit Rhema tempat Gereja itu berdiri. Syukurlah, kami masih diizinkan masuk dan mendapatkan tiket. Saat kami masuk ke bangunan Gereja, kami diberi informasi dan seperti yang sudah sering saya dengar dan baca, memang Gereja ini sebetulnya bukan berbentuk ayam, melainkan merpati. Karena lokasi ini akhirnya dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat, dengan latar belakang agama yang berbeda, di dalam bangunan ini, tepatnya di bawah tanah dibangun menyerupai gua dan terdapat ruang doa pribadi. bahkan disini juga tersedia fasilitas Mushola. Seorang guide yang bertugas di lokasi wisata, menyarankan agar kami ke lantai atas terlebih dahulu mengingat waktu sudah sore. Kami langsung menuju ke atas, ke mahkota merpati. Kami menaiki tangga kayu, kemudian tangga besi menuju rooftop. Saat saya membuka pintu dan berhasil terbuka,, saya benar benar takjub. Saya bisa melihat Kabupaten Magelang dari ketinggian. Ingin tahu bagaimana gambaran indahnya pemandangan disana kala itu? kalian bisa melihat adegan dalam film AADC 2 saat di bukit Rhema. Dan benar seperti itu juga ekspresi kami saat mendapati keindahan pemandangan dari ketinggian itu. 

Mengingat napas hampir pustus saat menjuju bukit, kaki yang rasanya seperti kram, paru paru serasa mau copot, keringat bercucuran, semua itu terbayar lunas dengan apa yang bisa kami lihat. Kami benar benar puas dan suatu saat ingin mengunjungi  tempat ini lagi. Dengan harapan dan janji yang kami pendam. insyaAlloh mungkin suatu hari jikalau kami bertemu, kami sudah menjadi orang yang sukses. Ah kita saat ini haarus berjuang dulu  ya…

Intinya hari ini saya sangat senang. Bisa berkunjung ke tempat tempat yang belum pernah saya kunjungi atau setelah belasan tahun belum mengunjungi tempat tersebut kembali. Tentu saja, bertemu dengan teman lama itu sangat menyenangkan. E… tanpa sadar sepertinya main kali ini berasa seperti AADC tour yah. Hanya beda candinya saja yang dikunjungi. Dan bukan mengunjungi pertunjukan boneka kayu, melainkan kami melihat tempat usaha pengrajin kayu. Hehe. *halah sok nyama nyamain!

Foto:





You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling