Berakhir di Sisi Barat
Oktober 07, 2018Ku menatap dengan keharuan. Ada beberapa kenangan yang berputar dikepalaku. Membuatku merasa pening. Kenangan itu berkelebat sementara sosoknya kian memburam meski benar jelas di hadapanku. Semua bercampur baur. Sampai ia membuka perbincangan memecah sunyi diantara kami berdua.
"Apa kabar...?"
Bodoh kiranya pertanyaan itu. Dia pernah membuatku berkeadaan buruk dan tanpa kecanggungan ia bertanya kabar hari ini. Biarlah dia mau bertanya apa. Aku ingin bisa ungkapkan semuanya. Namun apakah hari ini cukup untuk utarakan segala yang kualami setahun belakangan ini?
"Kau tahu..."
Jawabanku menggantung. Dahinya berkerut dan bibirnya tersungging setengah.
**
Telah jauh matahari turun dari semula ia menggantung di langit timur. Kini ia anggun di sisi barat. Kilaunya jingga dan menerpa wajahnya dengan begitu teduh. Batinku terusik. Aku ingin meraihnya tapi tanganku terluka parah dulu saat merengkuhnya. Aku takut dan tak ingin kembali merasakan semua itu. Namun tatapnya membuat aku melumpuh. Ada sebersit rasa ingin menata segalanya dari awal. Tapi semua telah berakhir dan tak bisa lagi diulang. Aku tak bisa berbuat apa apa. Aku tak mungkin mundur lagi. Aku telah berbeda begitu pula dengannya. Baik aku maupun ia harus mengubur atau..lebih baik melenyapkan rasa yang pernah ada dan tersisa. Aku, kurasa telah berhasil melakukannya. Ku harap ia juga demikian. Ia harus melewati rasa sakit yang pernah aku alami pula.
"Mengapa takut pada lara...
Sementara semua rasa bisa kita cipta
Akan selalu ada tenang
Disela sela gelisah yang menunggu reda..."
0 Comments