Desember dan Segudang Keinginan
Desember 11, 2019
Bukan tanpa terasa, tapi mungkin karena banyak perubahan dan laju informasi yang begitu cepat. Kesibukan dan berbagai macam tuntutan untuk segera dilaksanakan membuat waktu yang terlewat terasa lebih cepat. Karena kita tak punya waktu untuk menghitung atau sekadar termenung menunggu. Desember. Bulan yang tepat untuk berkontemplasi dan kilas balik mengenai apa saja yang sudah dilakukan setahun ini. Mana yang perlu dievaluasi dan resolusi apa yang belum terpenuhi. Saya bukan termasuk orang yang selalu membuat resolusi atau membuat target pencapaian tertentu di awal tahun. Meski demikian, saya cukup sering mengingankan sesuatu dan berusaha melakukannya detik itu juga. Mudah tergugah tapi juga mudah kehilangan semangat. Memulai memang mudah, tapi untuk konsisten adalah suatu perjuangan.
Saya punya banyak rencana ini dan itu justru di bulan bulan terakhir tahun 2019. Seperti ingin mencoba hidup minimalis, menghindari media sosial, dan sepekan terakhir ini saya sedang mencoba gaya hidup yang lebih sehat. Kehidupan yang saya jalani selama ini begitu kacau dan saya sadar, untuk mencintai diri sendiri tak cukup hanya dengan menerima keadaan diri. Namun saya juga harus menjaganya. Pola makan, apapun itu yang masuk ke tubuh saya selama ini terlalu asal asalan. Tahun ini saya mencapai bobot terberat yang pernah saya alami. Seolah semua bertumpu pada perut yang semakin membuncit. Perut buncit adalah akar dari berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, saya mencoba untuk kembali berolah raga. Sayangnya saya tidak pandai melakukan beberapa permainan olah raga atau berenang. Maka saya memilih untuk bersepeda dengan rute yang tak begitu jauh tapi saya rasa cukup.
Perjalanan awal cukup sebagai pemanasan hingga membuat otot kaki saya terasa tegang. Puncaknya ketika menemui jalan yang terasa menanjak. Namun mendekati gang menuju rumah, jalan kembali lurus dan saya anggap ini adalah fase pendinginan. Meski rutenya hanya itu itu saja (karena saya malas untuk memilih rute baru) saya bisa sedikit merehatkan pikiran saya juga dengan menikmati suasana kota yang masih hening. Pagi jam 5 saya berangkat, setengah enam sudah tiba di rumah lagi.
Selain berupaya untuk rutin olah raga (yang semoga bisa selalu terjaga) memilih makanan yang baik dan menghindari kebiasaan buruk juga merupakan hal yang penting. Saya penggemar berat mi instant. Tentu saja dalam upaya ini, saya harus mengucapkan salam perpisahan dengannya. Cukup berat tapi harus dilakukan. Saya juga harus mulai mengurangi konsumsi gula, nasi dan berusaha keras tidak makan cemilan. Tapi jujur saja, ngemil adalah bagian dari hidup yang sulit ditinggalkan. Huhuhu.
***
Tifanny dengan banyak sekali keinginan akankah tetap konsisten hingga tahun depan dan seterusnya? Semoga saja. Termasuk keinginan agar tetap konsisten menjaga blog ini, tak lagi mengubah alamat dan nama. Maka, saya berencana mulai Januari akan membuat jadwal mengirim entri baru seminggu sekali. Pada hari apa? Nantikan saja kelanjutannya. :)
Tifanny Lituhayu
0 Comments