Jengah

Juni 26, 2021

Sebenarnya ini bukan sesuatu yang tak bisa saya kontrol. Seharusnya saya bisa mengatasi ini semua. Namun saya terlalu lelah menghadapi situasi yang menjemukan seperti ini. Saya merasa waktu untu saya berbicara dengan dia tanpa terhalang apapun menjadi hal yang langka. Mungkin awalnya ia hanya mengisi waktu kosongnya selagi saya sedang mengasuh anak dengan bermain game. Namun lambat laun aktivitas iseng tersebut telah berada di posisi aktivitas harian yang terkesan jadi wajib atau kebiasaan. Malahan sampai mengganggu dan waktu dimana harusnya kami berbicara dia sibuk dengan gawainya. Saya sangat membenci game ini, karena ia semacam dirancang untuk memusatkan konsetrasi penggunanya tanpa bisa mengambil jeda. Kecuali bagi seseorang yang memang punya kelebihan memecah konsetrasi dan tetap bisa berkomunikasi sama baiknya seperti saat tidak sibuk dengan gawainya. 

Berkali kali saya memintanya untuk berhenti tapi gagal. Saya mencoba untuk berdamai dengan kenyataan dan membiarkannya dengan kebiasaan baru itu, tapi saya jutru lelah hati. Ini sangat tidak sejalan dengan hati nurani saya. Saya tidak bisa berdamai dengan ini dan mengerti. Saya tidak ingin menerimanya. Untuk hal lain saya masih mengizinkan. Hobi memelihara hewan, berolahraga. Saya akan mendukung. Namun tidak dengan game. Banyak hal yang tertinggal dan hilang karenanya. Sebab game bagi saya cukup menyita waktu. Saya melihat ia terlalu terpaku tanpa terasa waktu berlalu. Pun jika hobi lain juga membuatnya menghabiskan waktu terlalu banyak, saya juga akan melarangnya. 

***
apa saya terlalu kaku? saya hanya ingin berbicara dan ditemani tanpa ada interupsi apa apa. saya sudah berusaha membicarakan semuanya tapi selalu saja apa yang saya bicarakan dianggap hal biasa atau malah terkesan sepele. Saya masih saja menemui kesulitan untuk berbicara langsung karena memang itu kelemahan saya. Saya bisa mengutarakan dengan bebas apa yang ada dalam pikiran saya dengan menulis. Saya sudah mengirimkan banyak sekali pesan di beberapa kali kesempatan. Tidak mudah. Tapi ia selalu saja tak mengerti apa yang saya rasakan. Ia tidak berubah. 

***
Disaat saya merasa banyak orang disekeliling yang tak lagi orisinil, memiliki banyak sekali persona, dan ucapannya selalu berubah ubah, saya mengenalnya, seorang yang cukup orisinil. Selalu menjadi dirinya. Ia punya sudut pandang yang berbeda dan kadang sulit ditebak. Namun ia seorang yang cukup keras dan sulit digoyahkan saat memilih jalan yang sudah dipilihnya. Itu yang menyulitkan saya saat ini untuk menyadarkannya. Jika bukan berasal dari dirinya sendiri, rasanya agak sulit

Ya Rabb, mohon gerakkan hatinya. Lembutkan hatinya, agar semuanya kembali kearah yang baik. Aamiin

Tifanny

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling