Jengah
Juni 26, 2021Sebenarnya ini bukan sesuatu yang tak bisa saya kontrol. Seharusnya saya bisa mengatasi ini semua. Namun saya terlalu lelah menghadapi situasi yang menjemukan seperti ini. Saya merasa waktu untu saya berbicara dengan dia tanpa terhalang apapun menjadi hal yang langka. Mungkin awalnya ia hanya mengisi waktu kosongnya selagi saya sedang mengasuh anak dengan bermain game. Namun lambat laun aktivitas iseng tersebut telah berada di posisi aktivitas harian yang terkesan jadi wajib atau kebiasaan. Malahan sampai mengganggu dan waktu dimana harusnya kami berbicara dia sibuk dengan gawainya. Saya sangat membenci game ini, karena ia semacam dirancang untuk memusatkan konsetrasi penggunanya tanpa bisa mengambil jeda. Kecuali bagi seseorang yang memang punya kelebihan memecah konsetrasi dan tetap bisa berkomunikasi sama baiknya seperti saat tidak sibuk dengan gawainya.
Berkali kali saya memintanya untuk berhenti tapi gagal. Saya mencoba untuk berdamai dengan kenyataan dan membiarkannya dengan kebiasaan baru itu, tapi saya jutru lelah hati. Ini sangat tidak sejalan dengan hati nurani saya. Saya tidak bisa berdamai dengan ini dan mengerti. Saya tidak ingin menerimanya. Untuk hal lain saya masih mengizinkan. Hobi memelihara hewan, berolahraga. Saya akan mendukung. Namun tidak dengan game. Banyak hal yang tertinggal dan hilang karenanya. Sebab game bagi saya cukup menyita waktu. Saya melihat ia terlalu terpaku tanpa terasa waktu berlalu. Pun jika hobi lain juga membuatnya menghabiskan waktu terlalu banyak, saya juga akan melarangnya.
Tifanny
0 Comments