Mas mengambil pecahan genteng dan menyusunnya untuk menutup lubang tempat biasa kecoa kecoa keluar masuk dengan leluasa. Dan semenjak saat itu tidak ada lagi teror kecoa. Kalaupun ada mungkin dari pintu garasi yang lokasinya berseberangan dengan pintu kamar mandi. Namun semenjak saat itu pula saya merasa punya keberanian lebih jika bertemu mereka. Mungkin tepatnya rasa benci. Sapu maupun alat pel selalu menjadi senjata andalan. Sebelum mereka ngacir duluan saya gebuk gebukin mereka pakai sapu. Agak berlebihan memang. Mengingat ukuran mereka sangat kecil. Suara yang gaduh saat memukul mukul sapu supaya mereka koit itu sesungguhnya menjadi tanda ada rasa geli dan takut yang masih saya simpan. Hahaha. Yah setidaknya saat ini saya lebih memilih menghadapi mereka daripada kabur seperti sebelumnya. 

Pada kesempatan lain, ketika suasana hati mas sudah jauh lebih baik ia berkata dengan lembut pada saya. Bahkan saya juga sadar bahwa ia pun sangat berhati hati saat mengatakannya.

Jangan berpikiran bahwa saya selalu membiarkan rumah dengan keadaan kotor ya. Selama ini meskipun pagi hingga siang rumah seperti kapal pecah, saat sore waktu mas hendak pulang  ke rumah, saya langsung mengerahkan tenaga untuk beberes. Namun semenjak mas merantau, waktu berbenah menjadi tak menentu. Karena toh rumah dirapikan sesering apapun, akan kembali berantakan karena masih punya bocil yang aktif sekali. Hehe.

Kebanyakan dari kita saat menjelang lebaran akan melakukan beres beres secara menyeluruh alias general cleaning  hihi. Saya juga berniat melakukan hal itu. Sudah saatnya juga saya melakukan declutter.