Hari kemarin tak pernah adaAku tak pernah nyataTertinggal di Sabtu malam saat aku memelukmu sembari berkataAku ingin tidur saja, aku lelahYang kemarin mematut diri di depan cermin bukan akuAku masih tertidur pulasHari kemarin tak pernah adaApa yang kulewatkan? Aku terbangun pada Senin pagi yang berkabut tebalLalu tahu tahu kau berkata, Aku harus pergi sekarangAku bertanya, jika di sini berkabut, mungkin saja di sana...
Sungai mengalir berpasrah pada takdirMenjadi cermin bagi langit, belukar, dan bunga bunga liarKilauan matahari sore terpantul dari sungai itu.Sementara bebatuan tetap hitam membisuAda seseorang yang kebingunganPikirannya ditumbuhi belukar yang mencuat kesana kemariSekujur tubuhnya sakitIa ingin dilarung saja ke sungai dengan terlebih dahulu dilumat api suciSampai jadi debu, remuk halus sampai tulang tulangnyaIa ingin menyatu dengan pasir di dasar sungaiRebah berselimut aliran sungaiYang memantulkan...
Sebuah patahan di dasar laut telah mengguncangkan daratan. Menyurutkan gelombang sebelum menciptakan gelombang lain yang maha besar. Menghantam apa apa saja di daratan, segala galanya runtuh. Sepeninggal gelombang besar itu tersisa sepi. Kemarau menjerang luka luka yang masih terbuka. Perih dari hari ke hari. Andai saja aku mampu menjelma hujan pertama selepas musim kemarau panjang. Namun aku hanya menjadi tetes terakhir di penghujung...
Aku merasakan musim kemarau telah datang melalui kulitku. Angin kemarau membawa kabar bahwa hujan titip salam, sampai jumpa lagi katanya. Jangan khawatir pada atap bocor dan ruangan ruangan yang lembab karena ia mau pelesir ke negeri yang jauh dulu.Aku merasakan kehadiran kemarau saat diam diam aku merindukan hujan. Saat aku bergegas mengangkat jemuran khawatir hujan tiba tiba datang. Namun sampai petang ia tidak...
Sekumpulan percakapan kita membentuk residu yang penuh dalam cangkir. Abu abunya kemarin baru saja aku buang sebelum kau mengucapkan salam perpisahan. Kau membawanya serta untuk dilempar ke tempat sampah. Namun sari pati dari obrolan kita telah mengendap di pikiranku. Bahkan jeda waktu yang hanya sepi, kepulan asap, dan kerlingan matamu memenuhi kepalaku. Segalanya akan menjadi bekalku untuk menghadapi hari hari ke depan tanpa...
Ternyata kita sudah memasuki chapter 5 di tahun 2024. Musim sepertinya juga akan segera berganti. Dan apakah hal hal dalam kehidupan kita senantiasa berganti atau sekadar bergulir saja dengan pengulangan yang itu itu saja? Namun yakinlah, ada sesuatu yang berubah. Meski kita hanya mengulang sejarah.Saya sedikit gamang. Bulan mei selalu menjadi bulan yang serba kontemplatif terutama perihal diri sendiri. Namun kali ini apa...