Mampir ke Festival Jejepangan Terbesar di Indonesia

Juli 01, 2018

Mungkin istilah "tua di jalan" yang banyak diuatarakan orang orang di Jakarta ada benarnya. Seperti yang kita tahu, hampir setiap tahun Ibukota menerima pendatang baru dari berbagai daerah di penjuru Indonesia. Jakarta, rasanya semacam magnet yang menarik para pemimpi untuk mengadu nasib. Tak terkecuali saya, yang terbawa arus perpindahan. Meski jujur saja, Jakarta tak pernah ada dalam bayangan dan daftar tempat tujuan rantau saya. Boleh jadi kota ini tak ada dalam keinginan saya. Tapi mungkin saja kota ini adalah bagian dari takdir Alloh yang merupakan jawaban dari beberapa doa yang saya panjatkan. Wallahu'alam.

Tua di jalan, adalah istilah yang lahir dari kemacetan yang ada di Jakarta. Bayangkan, semalam ketika saya dan keluarga kakak ingin menuju Blok M dari Depok membutuhkan waktu yang cukup lama. Padahal jaraknya tidak terlalu jauh. Jika ditotal, waktu yang kami lewatkan lebih lama berada di jalanan ketimbang di tempat tujuan. Ah sudahlah tak apa. Untuk sesaat ini saya benar benar menikmatinya. Orang kampung seperti saya, hal hal semacam ini sungguh baru dalam kehidupan saya. Terjebak macet, mendengar bunyi klakson bersahut sahutan, sampai teriakan orang yang tak sabaran dijalan. Semua itu dapat saya pandang menjadi salah satu sisi menarik dari Jakarta.
Pukul setengah enam, kami berangkat menuju Blok M. Aneh, padahal beberapa menit lagi, waktu maghrib akan segera tiba. Benar saja, belum sampai keluar dari daerah Depok, maghrib telah tiba. Kami segera mencari masjid untuk menunaikan sholat. Selepas maghrib, kami lanjutkan perjalanan. Akhirnya baru sekitar pukul delapan lebih, kami tiba di Blok M. Suasananya ramai sekali. Ketika kami berjalan untuk memasuki komplek mall, rupanya sedang ada sebuah acara. Kami mendekat kearah sebuah panggung. Ternyata ada sebuah acara festival bernuansa Jepang. Setelah semakin dekat, saya benar benar terkejut. Agak norak sih waktu itu. Saya terpekik saat melihat pembawa acara lelakinya. Dia adalah Genki, seorang komedian dari Jepang. Kalian tahu, tiga orang komedian yang terkenal karena tarian "tidak apa apa?" Nah, kebetulan Genki ini masih satu management dengan The Three, yakni Y Boyz. Genki ini sudah lumayan lama berada  Indonesia. Bahkan ia juga sudah cukup menguasai bahasa Indonesia. Ah saya norak sekali mungkin. Tapi ada perasaan lucu dan bersemangat ketika melihat artis secara langsung. Ternyata Genki itu seperti boneka. Putih dan imut sekali. Yah meski melihat dari jauh saja dan sambil jalan, saya cukup senang.
Akhirnya beberapa saat setelah kami masuk ke dalam mall, keponakan saya penasaran dengan apa yang sedang berlangsung di luar. Kami menuju depan panggung lagi. Rupanya, ini adalah gelaran Ennichisai yang rutin diadakan setiap tahun. Waktu itu kami mendapati sebuah band lokal yang mengusung genre Japanese Punk berada di  atas panggung. Sang gitaris berbicara panjang lebar dan menyebutkan bahwa Ennichisai merupakan festival Jepang terbesar di Indonesia yang paling ditunggu tunggu. Wahhh. Baru setelah saya pulang, saya cari tahu tentang Ennichisai ini. Duh saya benar benar kurang info. Benar saja, Ennichisai merupakan sebuah festival kebudayaan Jepang terbesar di Indonesia. Tujuan dari diadakan festival ini adalah untuk merayakan hubungan persahabatan antara dua negara, yakni tentu saja Indonesia dan Jepang. Oh ya...festival ini cukup besar dan benar benar otentik. Mampu membawa atmosfir suasana Jepang ke komplek Melawai Blok M dan disebut sebagai Little Tokyo. Sayang sekali, semalam kami datang saat beberapa standnya sudah mulai tutup. Selain itu, karena sudah malam jadi kurang terlihat nuansa Jepangnya. Jika bisa datang pagi hingga sore, saya yakin acara ini sangat luar biasa dengan berbagai stand dan dekorasi Jejepangan. Mulai dari jajanan hingga stand pernak pernik semuanya berbau Jepang. Juga pasti ada cosplayer dimana mana. Hehe. Acara ini bisa  menjadi pengobat rindu bagi perantau asal Jepang yang tinggal di Jakarta.

Ennichisai tahun ini diadakan selama dua hari, yakni hari Sabtu, 30 Juni dan Ahad, 1 Juli 2018. Tentu saja acara ini turut megundang artis maupun musisi asal Jepang. Yang saya tahu, untuk hari ini, 1 Juli ada Hiroaki Kato. Yahh seandainya saja saya bisa kesana lagi. Tapi saya masih ragu untuk kesana sendirian. Hmm. Yah tapi saya merasa cukup beruntung karena ini pertama kali saya melihat keramaian acara Ennichisai. Kendati hanya kebagian buntutnya aja haha. Karena acara ini diadakan setahun sekali, semoga tahun depan saya bisa menemui acara ini lagi. Sudah tidak cupu dan percaya diri untuk datang kesana sendirian. Ahh ya semoga sih tidak sendirian lah. Tapi dengan suami. Haha.

Oh iya. Tepat hari ini tanggal 1 Juli 2018, bang Aeng berulang tahun yang ke 28. Barakallah, abang. Semoga sisa umur abang berkah dan semoga bisa selalu memberikan hal terbaik bagi dunia. Terus semangat. Semoga abang lekas menemukan saya. Ini lho abang, saya sudah disini. Semoga kita berjodoh dan lekas bertemu wkwkwk. *mohon abaikan saja tulisan ini.

Keterangan foto:
1. Foto ini saya ambil dari halaman mall blok M. Nampak keramaian di area festival Ennichisai. Karena keterbatasan kemampuan kamera, foto ini kurang menampakan suasana aslinya. Waktu itu sangat ramai dan saya benar benar terkesima melihat kerumunan orang itu. Mengingatkan  saya dengan beberapa adegan di anime ketika festival tahunan yang sering diadakan di Jepang sana, seperti festival pergantian tahun misalnya. 

2. Ini adalah suasana di depan panggung. Ketika itu ada Losers of Today yang baru  saja tampil. Sang gitaris berbicara banyak hal dan darinyalah saya menjadi  tahu, saya sedang berada di tengah festival Jepang terbesar di Indonesia. Sekali lagi, karena keterbatasan kemampuan kamera, foto ini kurang baik. Maka dari itu  saya sengaja mengeditnya menjadi hitam putih saja. 

(Semua foto diambil menggunakan ASUS Zenfone C dan diproses menggunakan VSCOCam)

Depok, 1 Juli 2018 | Ahad pagi yang sangat cerah

You Might Also Like

2 Comments

  1. Wkwkwkwk. Selalu saja, bang Aeng diikutkan. Cepetan bang, ini lho ada gadis manis sedang merantau di Depok. Haha

    BalasHapus

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling