­

Seharusnya Menyenangkan

April 02, 2020


Seharusnya ini sangat menyenangkan. Bangun di pagi hari, membuka jendela, mematikan semua lampu, bahkan juga kipas angin yang selalu menyala. Membiarkan udara segar pagi menerobos masuk ke ruangan kecil kami. Begitu juga dengan cahaya pagi yang menyelinap melewati ventilasi ventilasi kecil yang terlampau minimalis. Ia juga memilihkan sebuah daftar putar instrumen meditasi. Sangat menenangkan bahkan sesaat saya seperti berada di perbukitan yang sejuk saat subuh. Kemudian saya berpindah ke suasana sore di kota dengan banyak kendaraan lalu lalang. Seperti dalam adegan film film yang suasana hiruk pikuknya tergantikan dengan music scoring yang sangat bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Seharusnya pagi ini menyenangkan...jika saja saya tidak diserang pening, hidung tersumbat, dan saya harus mengirimkan pesan untuk izin tak masuk kerja (meski saya kerja di rumah seperti biasanya).

Ini kali kedua kondisi kesehatan saya menurun setelah dua minggu lalu sempat terserang radang tenggorokan. Dua kali dalam situasi seperti ini. Tentu saja saya menyesal mengapa saya tidak menjaga kondisi tubuh saya dan meminum vitamin mengikuti anjuran suami saya. Saat ini saya hanya bisa merasa paranoid. Jujur saja sulit untuk membendung pikiran agar tidak mengarah kesana di tengah pandemi ini. Suami saya seperti biasa, meminta agar saya tenang. 

"Disaat badai seperti ini, kita harus tenang, bukannya ikut gaduh dan teriak"

Ia menyalakan kompor dan merebus air. Lalu menghampiri saya dengan dua cangkir berisi minuman panas. Satu cangkir kopi untuknya dan satu cangkir lain berisi seduhan madu untuk saya. 

Seduhan madu itu sangat hangat di tenggorokan dan membuat saya merasa cukup nyaman. Membuat hidung tersumbat saya sedikit plong. 

Saya tak tahan duduk terlalu lama dan memilih untuk kembali berbaring usai menenggak seduhkan madu yang terasa sangat manis itu. Dalam keremangan cahaya dan penglihatan yang kabur tanpa kacamata, saya menatapnya, berusaha tersenyum seperti biasanya tapi kepala pening ini membuat saya merasa berat menarik otot wajah. 

Usaha untuk kembali lelap tetap tak berhasil. Malam kemarin saya sudah tidur lebih awal. Pening di kepala seolah menggedor gedor kepala saya dan membuat saya terus terjaga. Satu satunya yang membuat saya merasa sedikit nyaman adalah instrumen meditasi itu dan kenyataan bahwa syukurlah hari ini ia libur. 

Tifanny Lituhayu
Gresik, 2 April 2020 

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling