Saatnya Merawat
April 06, 2020
Menjadi satu satunya yang berambut keriting di rumah, membuat saya tak punya panutan dan pengalaman merawat rambut dengan baik. Lebih lebih kebanyakan produk sampo dan iklannya terlalu berpihak pada kaum perempuan pemilik rambut lurus dan bergelombang saja. Pada kenyataannya pun pemilik rambut keriting jadi kaum minoritas. Saat pergi ke salon untuk sekadar memotong rambut bisa membuat seorang pegawai salon mengalami hari yang sial karena bertemu dengan saya. Saya sangat sebal saat menerima celaan seperti... rambut kok kaya gini sih?
Rasanya saya ingin mendampratnya tapi hanya bisa tersenyum getir. Bertahun tahun saya dibully saat sekolah hanya karena rambut saya keriting. Saat dewasa dan merasa sudah lepas dari masa kelam ternyata masih mendapat perlakuan tak mengenakan dari pagawai salon. Alih alih memberikan informasi dan cara perawatan rambut kerting dengan baik, mereka justru meruntuhkan kepercayaan diri saya. Hmm
Akhirnya saya menyerah dengan keadaan dan menutupinya. Atas saran bapak yang merasa kasihan melihat saya selalu nampak kesulitan saat menyisir rambut, rambutpun diluruskan. Belasan tahun saya melakukannya sampai saya sadar dan prihatin dengan kondisi rambut yang semakin hari semakin rusak. Ketika mulai kuliah, saya memutuskan untuk memangkas rambut hingga pendek seperti laki laki.
Sayangnya saat rambut baru mulai tumbuh, saya tak kunjung punya solusi agar rambut keriting saya senantiasa sehat dan terlihat lebih baik. Hanya sebatas kramas dan sesekali membeli vitamin rambut. Itupun hanya jika saya ingin. Bukan jadi suatu kebutuhan.
***
Mungkin jika rambut saya bisa berbicara, mereka akan melakukan demonstrasi. Melancarkan aksi protes, marah dan menjerit. Kendati mereka tak bisa berbicara, tapi ternyata mereka memang berusaha melakukan protes dan melakukan perlindungan diri. Saya merasa sering kali rambut cepat kotor dan harus sering dikramas. Namun keadaan rambut saya semakin kering dan rontok.
Hingga akhirnya minggu lalu saya menemukan tweet di reply video yang diupload oleh bang Abdur. Saya menemukan sebuah akun yang menawarkan produk minyak rambut buatan rumahan beserta utas yang menampilkan foto hasil pemakain rutin minyak tersebut. Saya pun tertarik untuk mencoba produk tersebut. Sang owner mengirimkan pesan untuk menghubunginya via Whatsapp. Ia memiliki catatan pemakian DCO yang cukup lengkap dibandingkan yang tertera di kemasan DCO. Tak disangka saya mendapat sambutan hangat bahkan kami mengobrol cukup panjang. Saya pun merasa mendapatkan sesi konsultasi perawatan rambut.
Ternyata apa yang saya alami juga dirasakan oleh kak Beby, sang owner produk Deep Conditioning Oil Bebykl. Ia cukup jengah mendapatkan tawaran untuk smoothing setiap mendatangi salon. Iapun iseng mendatangi salah satu salon bule di Bali. Ia mendapatkan pencerahan tentang perawatan rambut. Setelah berbagai macam jenis produk perawatan rambut yang ia pakai tak cocok dengan rambutnya, kak Beby memutuskan meracik sendiri formula untuk perawatan rambutnya.
Perawatannya membuahkan hasil. Terbukti dengan banyaknya pujian ia terima dan pertanyaan pakai produk perawatan apa. Akhirnya ia menjual ramuan racikannya.
kak Beby berharap dengan racikan DCOnya perempuan perempuan Indonesia khususnya di Indonesia Timur yang memiliki rambut keriting menjadi lebih percaya diri.
Hehe saya tak punya garis keturunan orang timur. Hanya saja embah kakung dari garis keturunan ibu memang memiliki rambut keriting.
Saat ini saya ingin sekali merawat rambut. Sebab saya sadar, sudah dua puluh lima tahun rambut ini terabaikan. Pernah saya rusak hingga parah dan ini saatnya saya meminta maaf pada mereka.
Tifanny Lituhayu
Gresik, 6 April 2020
Hari pertama pemakaian DCO
0 Comments