Terlalu Banyak Barang
Oktober 24, 2020Saya hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat barang barang memenuhi rumah ini. Perabotan dan barang barang antara yang sering digunakan hingga yang entah kapan terkahir kali disentuh bercampur baur menjadi satu. Permasalahan yang sering terjadi saat memiliki terlalu banyak barang adalah, barang kerap hilang atau sering kali kami sebut dengah ketlingsut.
Rasanya saya ingin mengajak bapak, ibuk, dan adik melakukan decluttering. Sama seperti yang pernah saya lakukan dengan benda benda milik saya dulu di kamar. Namun saya agak sangsi apakah mereka mampu melakukannya? Memilah barang akan lebih sulit saat terlalu sentimental dan memikirkan berapa uang yang sudah dikeluarkan untuk membeli barang barang itu.
Saya semakin stress karena hama yang seharusnya tidak ada di rumah justru menyelinap masuk. Tumpukan barang maupun sela sela antara perabotan dijadikan tempat persembunyian dan bahkan mungkin tempat tinggal untuk beranak pinak. Saya bergidik membayangkannya. Keadaan ini sudah sangat parah.
Saya tahu, bapak sangat rajin soal bersih bersih. Namun sayang untuk merapikan agak sulit dibiasakan. Lebih lebih ibuk. Ibuk terlalu banyak kegiatan, sehingga saat luang mungkin ibuk terlalu lelah untuk bebenah. Jika saya yang bebenah, saya khawatir jika keliru membuang barang barang. Seperti tempo hari saat bebenah rumah belakang. Barang sudah masuk ke kantong pembuangan tau tau sudah ada di lemari. Diopeni lagi :(
Saya sudah menyadari permasalahan ini sejak lama dangan hanya bisa pasrah. Namun saat suami saya membahas persoalan ini, saya kembali terusik. Benar. Harus ada perubahan. Tidak bisa begini terus. Jika tidak memulai untuk memilah dan membuang saat ini, di kemudian hari rumah ini akan penuh dengan tumpukan barang.
Kita tidak menunggu datangnya perubahan. Melainkan, kitalah yang memulai perubahan.
Ya Allah mohon berikan petunjuk.
Semoga hari ahad esok ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk memulai langkah perubahan.
Tifanny Lituhayu
2 Comments
Halo Kak Tiff, salam kenal~
BalasHapusPertama kali mampir ke blog ini dari blog Kak Ady 😁
Aku pernah mengalami di posisi Kak Tiff, ingin beres-beres tapi bingung untuk barang bapak dan ibu gimana pilihnya 😅.
Ujung-ujungnya memang harus beberes secara bersama-sama di 1 hari libur. Jika ada anggota keluarga yang tidak ikut beberes, maka barangnya tidak disentuh sama sekali karena seperti yang Kak Tiff bilang, kalau barang orang lain, kita bingung memilahnya seperti apa karena hanya orang tsb yang tahu. Jadi, mulai beberes dari barang milik Kakak saja terlebih dahulu. Nanti kalau ada waktu luang misalnya di hari libur, coba ajak keluarga untuk mulai beberes 😊
Semangat Kak Tiff!
Waaa.. selamat datang kak Lia 😍 shout out buat kak ady yg sudah mengantarkan kak Lia kesini wkwk
HapusWah senengnya bs beberes bersama. Huhu iya emang yang pertama harus dilakukan adalah cari waktu yang tepat dan bs bekerja sama.
Hmm btw kmrn aku berhasil beresin dapur. Semoga sj bertahan smpai seterusnya dan ibu bs meletakkan brng2 dg tepat. Engga berantakan lagi.
Wkwk percuma sudah dirapikan dan membuang bbrp brng klo dikemudian hr menumpuk brng lg. Kmrn aku nemu ada tiga bungkus besar tepung roti. Pasti ibu lupa klo sudah beli gara2 tertimbun brng lain :v