­

Ramadhan Di Kampung Halaman

April 13, 2021



Sepertinya saya dan suami sedikit lelah sampai sampai kami hampir saja telat bangun untuk sahur. Ssbetulnya suami sudah memasang alarm pukul 3. Entah mengapa kami justru terbangun oleh alarm pukul 4 (sudah jadi kebiasaan bukan, pasang alarm berlapis? Haha). Kami bergegas ke dapur dan makan. Untung saja semalam suami sudah memasak sayur asem dan tahu bacem. Kami berkejaran dengan waktu, saya terus saja mengingatkan pada suami sebentar lagi sudah imsyak. Imsyak hari ini jatuh pada pukul 04.16.
***

Semalam lagi lagi Bening membuat kami begadang. Pukul sebelas terbangun karena pipis. Lalu pukul satu hingga setengah tiga Bening terjaga. Bermula dari pipis, lalu menyusu, gelisah, pup, menyusu, gelisah, dibantu sendawa oleh ayah, mengoceh karena sudah lega, kembali menyusu, sampai akhirnya tertidur. Saking hafalnya saya tahu mana tipe tidur Bening yang nyenyak dan tidak dapat diganggu gugat, hingga tipe tidur ayam yang sedikit sedikit kaget meski hanya ada suara kecil atau bahkan sentuhan lembut sekalipun. Untuk dini hari ini ia mendapatkan tidur nyenyak. Mungkin akan bertahan hingga pagi. Kalau sudah begini saya biarkan saja meski tiba jadwal mandi. Namun Bening termasuk bayi yang cukup disiplin. Tanpa kami bangunkan, ketika sudah waktunya, ia akan terjaga.

Ini akan menjadi pengalaman pertama Ramadhan bertiga dengan Bening. Meski saya menyusui saya tetap ikut berpuasa. Menyusu bukan halangan, apalagi, bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Saya percaya Bening pun akan mendapat keberkahan dari Allah. Saya percaya ASI saya tetap lancar sebab inilah satu satunya jalan dan cara untuk Bening bertahan. Tentu saja Allah tak akan membiarkan Bening kelaparan dan kehausan hehe.

Alhamdulillah, saya sangat bahagia dan terharu bisa merasakan kembali atmosfir bulan Ramadhan yang sangat kental di kampung halaman. Lantunan pujian khas ramadhan setelah adzan isya, shalawat yang biasa dilantunkan bersama setelah rangkaian ibadah tarawih selesai. Setiap tahun selalu sama hingga menjadi suatu kenangan tersendiri.

Tahun lalu, saya dan suami berada di Gresik dan di tengah situasi pandemi. Nuansa religius bulan Ramadhan dirasa kurang sebab tak ada tarawih. Namun saat pergi keluar di sore hari, jalanan tetap ramai dengan orang orang yang berburu menu buka puasa. Sungguh sangat aneh. Masjid masjid sepi tapi orang orang memenuhi jalan raya dan pasar. Ironis.

Tahun ini masjid di kampung kami sudah mengadakan shalat tarawih berjamaah. Tentunya dengan menjalankan protokol kesehatan. Saya rindu sekali bisa sholat tarawih di masjid itu. Namun untuk saat ini belum memungkinkan. Mungkin suatu hari nanti saat Bening sudah mengerti dan bisa shalat bersamanya.

Selamat menunaikan ibadah puasa untuk kawan semua. Semoga kita bisa memahami esensi dari ibadah yang kita jalani ini dan dapat meraih kemenangan. Aamiin. 

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling