Tentang Mustache and Beard dan Album Perdananya
Mei 10, 2017Saya kembali bertualang di Spotify. Bekalang ini saya terlalu sering mendengarkan lagu bergenre rock dan semua sub genrenya. Maka dari itu saya merasa rindu dengan kebiasaan lama saya ngulik musik folk. Tanpa sengaja saya menemukan sebuah grup musik yang mengusung aliran folk. Mustache and Beard adalah grup musik indie asal Bandung yang beranggotakan Afif (vokal, accordion, flute), Bima (gitar, vookal), Febryan (gitar, vokal). Adri (terompet), Ary (bass), dan Nagib (drum). Grup ini sudah berusia enam tahun dan telah merilis album debutnya pada tanggal 31 Januari 2018. Album perdana mereka bertajuk Manusiakum Manusiamu, Manusianya
Album Manusiaku, Manusiamu, dan Manusianya milik Mustache and Beard ini berada di bawah naungan label rekaman V MGMT. Sebagai single perdana, mereka memilih lagu Hujan Kemarau. Secara keseluruhan album ini merupakan album perenungan. Liriknya bercerita tentang berbagai hal yang terjadi di sekitar kita seperti tentang kehidupan, cinta, alam, dan kematian. Dalam album ini Mustache and Beard mencoba menceritakan tentang hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan tuhan, dan hubungan tuhan dengann manusia. Mereka seolah mengajak para pendengarnya untuk berkontemplasi mengenai hidup yang tengah dijalani. Bagi saya pribadi, saya sangat menyukai album ini karena keseluruhan lagunya berbahasa Indonesia. Meskipun liriknya puitis dan kadang menimbulkan makna yang berbeda, setidaknya dengan bahasa Indonesia, lagu lagu mereka lebih bisa merasuk dalam hati. Karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sudah mendarah daging dalam diri saya.
Tracklist Manusiaku, Manusiamu, Manusianya
1. Permulaan (1:37)
Di track ini seperti judulnya, menjadi sebuah permulaan sebelum menuju ke track selanjutnya. Dengan durasi 1 menit 37 detik, Permulaan hanya musik instrumental (tanpa lirik)
2. Tanda Kutip (4:50)
Berakhirnya track pertama seolah tak terasa sebab antara track pertama dan kedua terdengar seperti berkelanjutan. Instrument gitar, drum, terompet, flute dimainkan dengan cukup bertenaga berpadu dengan suara sang vokalis yang terdengar berat. Sangat cocok dengan nama Mustache and Beard. Sangat kelaki lakian hehe.
3. Rumput (3:56)
Dari segi instrument, masih terdengar sama bersemangatnya dengan track sebelumnya. Dari liriknya track ini berbicara tentang alam dan kondisinya.
4. Senyum Membawa Pesan (5:11)
Mulai di track ini, suasana berubah sedikit melankolis. Petikan gitar dan flute bermain pada nada yang seolah mampu menimbulkan perasaan haru. Vokal yang menyanyikan baris baris lirik lagu Senyum Membawa Pesan ini pun terasa menyayat. Entah kenapa rasanya saya ingin sekali menangis setiap mendengarkan lagu ini. Lagu ini kalau tidak keliru, bercerita tentang kisah cinta yang tidak direstui.
5. Melawan Senja (5:29)
Setelah ditinggal sang kekasih di kisah yang tergmabar di track sebelumnya, inilah yang terjadi selanjutnya. Lagu Melawan Senja ini menceritakan perasaan rindu. Masih sama, lagu ini terasa cukup mengharukan
6. Kabar Terakhir (5:21)
Dari terjemahan pribadi saya, lagu ini bercerita tentang seseorang yang sudah diambang waktu ajalnya.
7. Hujan Kemarau (3:56)
Meski temponya masih pelan, suasana haru sudah digantikan oleh suasana yang lebih tenang dan mendamaikan. Hanya ada suara instrument gitar dan flute saja.
8. Duta Tanam Seluruh Dunia (3:06)
Sudah ketahuan lewat judulnya. Mustache and Bread seperti sedang mengingatkan kita untuk melakukan penghijauan. Lagu ini sangat sederhana dengan iringan gitar saja.
9. Sang Penawar (6:04)
Sebagai penutup lagu ini rasanya seperti merangkum setiap suasana dari track track sebelumnya (dari segi instrument).
Bagi kalian penyuka musik bergenre folk saya sangat merekomendasikan album Manusiaku, Manusiamu, Manusianya. Kalian bisa dengarkan melalui Spotify.
info dari berbagai sumber dan ulasan sederhana oleh Tifanny
0 Comments