Ngangsu Kawruh Tentang Perjuangan Hidup Lewat Novel Rahasia Salinem
Maret 17, 2019Penulis: Briliant Yontega, Wisnu Suryaning Adji
Penerbit: Storial.co
Tahun Terbit: 2019
Setelah kematiannya, Salinem justru meninggalkan begitu banyak misteri dan rahasia tentang kehidupannya di masa lampau. Semua orang hanya mengenalnya sebagai perempuan yang penuh kasih sayang dan semangat yang tiada habisnya. Namun disisi lain, Tyo yang dianggap sebagai cucu kesayangan mbah Nem mulai mengetahui sesungguhnya Salinem hanya sahabat dari Eyang kandungnya. Dengan diliputi rasa ingin tahu, Tyo menelusuri jejak masa lalu mbah Nem yang terlahir ditengah keluarga yang serba kekurangan itu. Menjadi yatim piatu diusia yang begitu belia dan selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Sepeninggal ayahnya yang seorang abdi dalem sebuah keluarga bangsawan, Salinem pun menemui takdir kehidupannya yang selalu dekat dengan keluarga tersebut. Ia menemukan kasih sayang yang selama ini ia rindukan. ketentraman hati yang ia dambakan. Sampai persahabatan antara Salinem, Gusti Soeratmi dan Gusti Kartinah mengantarkannya pada pilihan pilihan sulit yang harus ia ambil.
Sebelum diterbitkan menjadi sebuah novel, kisah Rahasia Salinem telah terbit di sebuah platform online story sharing yang bernama Storial.co. Briliant Yontega sendiri merupakan salah satu penggagas storial.co dan CEO Nulisbuku.com. Bersama Wisnu Suryaning Adjie selaku editor di Storial.co, keduanya berkolaborasi menuliskan kisah hidup Salinem yang penuh lika liku. Pada tahun 2019, Storial.co bekerja sama dengan Nulisbuku melahirkan Rahasia Salinem dalam bentuk fisik.
Keputusan saya untuk membeli novel ini sebetulnya cukup tiba tiba. Setelah berseliweran di linimasa, saya baru tertarik setelah pemesanan buku bertanda tangan telah tutup. Untung saja, disalah satu TBO yang membuka Pre Order, masih tersisa beberapa stok. Saya tertarik ketika membaca sinopsis singkatnya. Cerita tentang abdi dalem keluarga bangsawan, dan latar belakang waktu yang terentang dari tahun 1923 hingga 2013 kiranya akan membawa sebuah kisah yang berbau sejarah. Saya mendapatkan beberapa hal yang sangat mengesankan dari novel setebal 387 halaman ini. Saya sudah menyelesaikan buku ini setidaknya dua minggu yang lalu. Namun baru kali ini saya punya kesempatan untuk sedikit mengulasnya. Bismillah…
Sejarah dan Kehidupan Di Masa Lalu
Seperti yang telah saya ungkap sebelumnya, dengan latar waktu yang dimulai ketika Salinem lahir pada tahun 1923, Indonesia masih dikenal sebagai Hindia Belanda dan masih dalam masa penjajahan Belanda. Sejarah dalam novel ini tak membahas sisi politiknya. Sampai ketika akhirnya Indonesia merdeka, memasuki era revolusi, geger 65, dan berbagai rentetan peristiwa sejarah politik yang di alami Indonesia, semua terusun menjadi latar waktu kronologi kisah hidup Salinem. Dalam novel ini sejarah gejolak politik Indonesia mendampak pada kehidupan ekonomi Salinem dan Keluarga Raden Soekatmo.
Nilai Kemandirian dan Semangat Berwirausaha
kendati Raden Soekatmo dan Kartinah terlahir dalam keluarga bangsawan, keduanya tak ingin terus mengandalkan status priyayinya. Ia memilih jalur yang berbeda dan keluar dari zona nyaman. Pilihan tetap menjadi pemangku kekuasaan di pemerintahan Surakarta bisa saja ia dapatkan. Tapi ia tak mau jika jabatan itu ia dapatkan dari pihak Belanda yang sejatinya tengah bermain akal akalan. Ia memilih merdeka. Perjuangan yang dapat ia lakukan adalah dengan membangun sebuah bisnis. Bahkan ia rela mengerjakan pekerjaan kasar untuk ukuran seorang putra bangsawan.
Tak terkecuali Salinem yang pada akhirnya harus turun tangan ikut menyokong kehidupan keluarga Raden Soekatmo yang tiba tiba limbung, ia terus menanamkan nilai kemandirian pada anak anak asuhnya. Ia mempelajari kerja keras dan semangat Raden Soekatmo dan mengamalkannya. Saya mendapatkan sebuah nilai kehidupan yang amat berharga yang sarat akan perjuangan dan tak mudah menyerah. Ia percaya bahwa untuk memulai sebuah usaha dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Seperti ketika ia hendak memulai usahanya berdagang pecel, ketika ditanya soal modal, ia hanya menjawab dengan sederhana, modal dari Tuhan.
Cinta, Kesetiaan, dan Ketulusan.
Boleh dibilang kehidupan asmara Salinem sungguh mengharukan. Saat ia mulai menemukan cinta dan harapan, kekasihnya justru tewas dalam sebuah pertempuran. Dia berjuang dengan caranya sendiri untuk menyingkirkan penyebab nyawa kekasihnya terenggut. Meski pada akhirnya ia mampu berdamai dengan kesedihannya dan hadir harapan lain, Salinem justru menaruh kesetiaannya pada keluarga sahabatnya, Raden Soekatmo dan Kartinah. Cintanya yang berkembang selayaknya cinta ibu kepada buah hatinya, ia rela mengabdikan dirinya untuk menemani tumbuh kembang putra putri sahabatnya selepas keduanya meninggal dunia. Tak hanya itu, kisah ini juga mengajarkan ketulusan dalam hubungan persahabatan yang berbeda latar belakang. Meski berbeda status dalam kedudukan sosial, hubungan antara Soeratmi, Kartinah, dan Salinem terjalin dengan baik dan tak membedakan satu sama lain.
Kuliner Tradisional dengan Resep Rahasia
Saya yang menaruh perhatian khusus pada dunia kuliner, tentu teramat bersemangat ketika sebuah sajian kuliner menjadi unsur penting dalam kisah ini. Pecel menjadi kunci pengurai jalinan kisah Salinem yang penuh rahasia. Salah seorang anak asuh Salinem percaya bahwa resep pecil Salinem berbeda dan terasa lebih nikmat. Dari sini saya juga baru tahu, jika pecel khas Solo memakai biji wijen dalam campuran sambal pecelnya. Yang unik dari cerita ini adalah, ketika Salinem memutuskan untuk menjual pecel ia memanfaatkan berbagai bahan yang ia dapatkan dengan mudah dan murah. Saya cukup penasaran bagaimana sebuah pecel yang sambal pecelnya diracik dengan campuran kacang tanah, biji wijen dan kacang mete. Saya membayangkan sebuah rasa yang istimewa muncul dari kehadiran kacang mete yang kita tahu saat ini harganya tak murah dan memang rasanya cenderung lebih gurih dan nikmat.
Memaknai Hidup yang Penuh Kepahitan
“Tidak ada cara lain yang lebih mujarab untuk menghadapi kesulitan kecuali mengahdapinya, berhadapan satu lawan satu. Jalani saja. Apapun yang hidup sajikan di atas meja, harus dimakan. Mengeluh adalah racun.” (halaman 314)
Itulah filosofi hidup yang Salinem pegang dalam menjalani kehidupannya. Menjadi suatu renungan bagi saya juga. Kita tak akan pernah bisa lari dari segala bentuk masalah. Hanya dengan menjalani apa yang telah digariskan Ilahi kita akan mampu menjadi manusia yang lebih kuat dari hari ke hari. Seperti Salinem yang dengan tangguh menghadapi segala kesukaran hidup. Jalani saja…
**
Saya memberikan rating terbaik untuk novel ini. Hanya dengan ketebalan 387 halaman, novel Rahasia Salinem dapat merangkum kisah hidup seorang perempuan dalam kurun waktu kurang lebih 100 tahun. Namun demikian, saya merasa penulisnya ingin menguraikan secara kronologis tapi terlalu ngebut. Saya rasa, cerita dari beberapa paragraf masih bisa dikembangkan lagi bahkan mungkin menjadi satu bab. Novel dengan balutan sejarah menurut saya sangat seru untuk diikuti. Ah tapi terlepas dari itu semua, saya merasa sangat beruntung pada akhirnya memutuskan untuk membeli novel ini.
Tifanny
Depok, 17 Maret 2019
2 Comments
Dan aku merasa bersyukur sudah terpengaruh hasutan kamu dan Alfi. Makasih (lagi), Tif. Bukunya baguuuusss.. 😭
BalasHapusSama sama beb wkwkwk.
HapusKita lbh bersyukur lagi dan senang tentunya. Kita bs diskusi ttg buku ini bareng2 ya kan.. wkwk sharing sesuatu yg disukai itu menyenangkan :3