Berbeda

Februari 21, 2020


Pukul sepuluh malam, cucian kloter terakhir akhirnya selesai. Paling tidak, esok sudah bisa saya keluarkan dari rendaman pelembut. Hendak merebahkan diri, suara tangis memecah keheningan. Beberapa hal yang dulu sering kali saya keluhkan rasanya saat ini selalu menjadi sebuah perenungan. Hal hal itu semua akan akrab dengan keseharian. Merebahkan diri sejenak, memiliki waktu sekadar memutar musik kesukaan, akan menjadi suatu kebutuhan tersier. Usia, peran, dan tanggung jawab menjadi penentu perubahan.

Jika dibayangkan tentunya saya tak akan rela kehilangan kesempatan kesempatan bersantai. Namun setiap tahap kehidupan mengantarkan saya pada cara pandang yang berbeda. Saya mengikuti setiap alurnya. Semuanya bergerak, semuanya dinamis. Bersantai, menikmati kudapan, menatap keluar jendela memikirkan hal hal absurd, mungkin membahagiakan. Namun seiring berjalannya waktu, kebahagian dapat diciptakan dengan cara lain.

Tifanny Lituhayu

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling