Sampai Kapan?
Juni 10, 2020Hingga hari ini kita selalu belajar membiasakan diri dengan kekecewaan demi kekecewaan yang selalu datang. Berbagai rencana yang kita susun pada akhirnya tinggal wacana. Kita berdamai dengan segala hal. Belajar menerima kata "tidak" dan bertahan pada keadaan yang semakin tak menentu. Setiap hari adalah ketidakpastian. Sekadar mengharapkan sesuatu tentang hari esok agaknya terlalu berat. Lambat laun hati dan pikiran hanya digerus rasa pesimis, kekhawatiran, dan ketakutan. Rindu yang selama ini mendapatkan janji sebuah perjumpaan harus turut kecewa. Sekali lagi ia harus didorong ke belakang untuk menunggu sampai pada waktu yang kita tak tahu kapan.
Banyak sekali yang kita rindukan. Tawa canda mereka, cerita dan pertanyaan demi pertanyaan yang meski itu terdengar mengganggu sekalipun.. Kebiasaan demi kebiasaan kini menjadi sesuatu yang langka dan asing. Pada akhir pekan banyak tempat yang bisa kita tuju, kini semuanya membisu disana. Seakan terlupakan, tapi tidak. Kita selalu memikirkannya tanpa bisa menyusun rencana untuk singgah kesana. Hanya pada potret kita mengembalikan suara debur ombak, suara awan, kilau matahari sore, pasir yang menggelitik jemari kaki, hijau perbukitan.
Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu. Menyebalkan memang menunggu untuk sesuatu yang tak pasti. Sampai kapan?
0 Comments