Menikmati Pagi di Jalan Pahlawan
Desember 28, 2021Setelah kemarin sore hingga petang hujan turun dengan deras, pagi ini langit sangat cerah. Tanpa rencana hanya celetukan iseng, usai mengantar dagangan mas suami menegur saya yang sedang memandikan Bening.
"Lohhh... ayo katanya mau jalan jalan"
Kami pin bergegas. Semenjak Bening sudah pandai merangkak, memakaikan baju dan mengganti popok bagaikan pertandingan gulat. Wkwkwk.
Kami memilih untuk sarapan di sebuah kedai bubur ayam di jalan pahlawan. edai itu ramai di datangi oleh pengendara ojek daring karena memang tersedia layanan pesan antar. Karena masih cukup pagi, sepertinya kami merupakan pelanggan pertama.
Karena disana juga menyediakan menu lontong opor saya ingin mencobanya. Untuk menu bubur ayam, saya pernah mencoba dan isiannya lengkap dari bubur ayam yang biasa saya temui di Temanggung. Semangkuk bubur ayam untuk suami, sepiring lontong opor untuk saya, dan semangkuk kecil nasi tim untuk Bening yang saya bawa dari rumah.
Wah menyenangkan sekali sarapan bersama. Saya juga cukup puas dengan lontong opornya. Berisi irisan lontong, suwiran ayam, potongan telur rebus, sayur buncis, sambal goreng ampela ati, lalu ditaburi kedelai bubuk, bawang merah goreng dan tentu saja kerupuk. Tidak lupa kuah opor yang gurih. Di meja juga tersedia sambal merah yang segar, sate telur puyuh dan sate usus. MasyaAllah nikmat sekali.
Diseberang kedai ini ada penjual gorengan yang khusus menjual entho cotot. Enthk cotot merupakan makanan tradisional yang terbuat dari ketela. Ketela dikukus kemudian ditumbuk dan dibentuk oval. Setelah itu diisi dengan gula merah atau gula pasir kemudian ditutup kembali dan digoreng. Itulah mengapa dinamakan cotot atau mencotot yang berarti muncrat. Ya si gulanya ini yang muncrat. Salah satu yang membuat saya dan mas suami suka dengan cotot di warung ini adalah rasanga renyah. Kemungkinan gulanya ada yang bercampur di bagian luar sehingga membuat entho terasa sedikit keras. Karena cotot sedanv di goreng, kami bisa berjalan jalan sejenak melihat pemandangan.
Kami berjalan diatas sebuah jembatan yang dibawahnya mengalir sungai. Dari sana kami bisa melihat pemandangan Sindoro dan Sumbing dengan cukup jelas karena tak ada awan. Sementara itu di sebelah timur matahati bersinar terang. Saya juga mengambil beberapa foto. Hehe. Saya ingin mengabadikan pagi yang cerah ini.
Setelah cotot kami matang, kami beranjak untuk membeli sayur. Kami membeli sayur di sebuah rumah makan. Senang sekali disana masakannya masih hangat dan segar. Banyak pilihan dan membuat saya agak bingung karena semuanya terlihat enak. Hehe. Kami memilih tumis sayur pare, kacang panjang, cah jamur, ikan sepat lombok ijo. Semuanya kami beli seharga lima ribuan. Seharian ini bisa makan dengan empat menu hanya dengan 20ribu. Hehe sesekali saja kami membeli sayur. Saat ini karena harga kebutuhan pokok sedang melambung, mas jadi agak malas berbelanja ke pasar kecuali untuk kebutuhan jualan saja :') semoga saja harga kebutuhan pokok lekas turun dan kembali stabil yah.
***
Tiba di rumah Bening kembali tidur :3 sementara itu mas suami harus segera bergabung dengan kawan kawan relawan untuk membantu evakuasi di sebuah desa yang kemarin terdampak puting beliung.
"Kalau habis ada badai gitu paginya cerah ya mas, kaya habis di cuci"
Saya menemani mas mengikat tali sepatu sebelum berangkat.
Semoga semuanya berjalan lancar dan ia bisa pulang tepat waktu untuk bekerja. Ia enggan mengambil cuti hari ini.
***
Terimakasih mas suami untuk jalan jalan dan jajannya. Hehe. Jalan jalan meskipun hanya sebentar sangat berharga. Mood booster banget deh buat saya :')
0 Comments