­

Keresahan yang Meresahkan

Februari 05, 2022

 Setelah seharian menangani pekerjaan rumah yang tiada henti dan mengasuh anak, saya sering merasa sangat letih. Setiap kali merapikan barang, menyapu lantai, mencuci peralatan makan, tak lama kemudian keadaan kembali berantakan. Bening juga sudah mulai ingin makan sendiri dan menggenggam makanan. Namun sering kali ia  bermain main dengan makanannya sehingga mengotori meja dan lantai bahkan karpet. Tentu ini adalah hal yang wajar. Diusianya ia sedang banyak belajar. Mencoba memasukkan makanan ke mulut, merasakan tekstur makanan dengan tangannya adalah bagian dari proses belajarnya. Namun saat melihat keadaan itu saya merasa tidak nyaman dan gelisah. Saya ingin lekas lekas membersihkan semua. Maka yang terjadi saya menyudahi acara makan Bening.

Harusnya saya bisa lebih bersabar dan mendampinginya. Apapun yang terjadi, seberantakan apapun, sekotor apa. Karena pengalaman semacam ini tidak akan terjadi selamanya bukan? Namun belum. Saya belum bisa mengontrol pikiran dan tindakan. Lambat laun saya mulai berpikir apakah kegelisahan dan ketidaknyamanan saya pada hal hal yang kotor dan berantakan sudah berkembang kearah yang buruk? Saya tidak ingin mendiagnosa diri sendiri. Hanya saja memang ini harusnya tidak terjadi. Saya khawatir akan menghambat proses belajar Bening dan menjadi toxic parent baginya. Saya merasa butuh didampingi agar lebih bisa berlaku semestinya. 


Memang rasanya sangat puas saat melihat rumah bersih dan rapi. Namun jika situasi yang ada adalah sebaliknya, saya merasa tak nyaman dan tertekan. Akhirnya berpengaruh ke suasana hati. Tadi sore karena saya sudah kelelahan dan tak kuasa lagi membersihkan bak cuci piring yang menggunung, akhirnya saya membiarkan keadaan itu hingga suami pulang. Padahal biasanya sebelum ia pulang, rumah sudah dalam keadaan rapi. Akhirnya ia mengambil alih. Namun saat ia dan Bening keluar saya mengambil kesempatan untuk membereskan ruangan dan membersihkan lantai.

Kira kira apa yang terjadi dengan saya ya? Saya ingin lebih tenang dan menjalani semuanya dengan santai. Tanpa khawatir dan takut. Toh barang barang yang kotor tetap bisa dibersihkan kapanpun waktunya. Namun kesempatan belajar anak mungkin hanya sekali. Jika saya melarangnya, mungkin akan berpengaruh pada perkembangannya? 

Bukankah saya tidak ingin Bening menjadi seperti saya yang kurang percaya diri dan memiliki sifat yang cenderung inferior?

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling