­

Sedikit Sial, Banyak Cerobohnya

September 08, 2019

Perbedaan suhu udara di Depok dengan kampung halaman saya, memang sangat kontras. Sengaja saya mandi saat petang hari sebelum sholat maghrib dengan maksud supaya ga gerah lagi usai mandi. Bahkan saya berani mencuci rambut. Kalau di rumah, jangankan kramas. Mandi sore saja sudah bagus. Haha.

Awal bulan lalu, mbak bos bermaksud ingin membuat acara family gathering. Maka dari itu saya harus berangkat ke Depok. Rencana acaranya akan berlangsung tanggal 15. Jadi saya pikir, tiba di Depok satu minggu lebih awal akan lebih baik sembari memulihkan stamina usai perjalanan. Sabtu sore pukul emoat lebih dua puluh menit saya sudah bersiap bersama tas ransel dan barang bawaan lain. Karena bapak dan ibuk sedang ada acara piknik, jadilah saya menuju armada bus menggunakan jasa ojek daring.

Kali ini saya menggunakan bus Safari Dharma Raya. Setelah mungkin hampir dua tahun saya tidak naik bus bergambar gajah ini, akhirnya saya bertemu lagi dengannya. Tentu dengan rute yang berbeda. Ternyata jadwal keberangkatan bus yang akan saya tumpangi baru berangkat pukul setengah enam.

Saya memilih duduk di bangku deretam nomor tiga sebelah kaca jendela. Sedangkan disebelah saya ada seorang pemuda. Mungkin usianya kisaran 27 hingga 30. Saya tidak bertanya lebih jauh. Hanya ia yang bertanya kemana tujuan saya dan hanya untuk basa basi, saya balik bertanya kepadanya yang ternyata akan turun di Bekasi.

Perjalanan cukup lancar dan saat pukul 9 malam kami transit di sebuah rumah makan. Saya tidak terlalu paham saat itu sudah di kota mana. Yang pasti ruang makannya tidak terlalu besar dan pencahayaannya tidak terlalu terang. Rasanya terlihat suram. Seolah mengisyaratkan, hei kalian, kalian akan menuju ibu kota, disana hidup cukup keras. Haha. Itu yang ada dibenak saya. Saya makan cukup tenang dengan lauk tahu dan sepotong ayam goreng ditambah tumis sayur sawi. Sedari tadi diperjalanan perut saya tak enak seperti mual dan kepala terasa agak pusing. Sebelum berangkat perjalanan biasanya saya minum tolak angin dan menutup pusar dengan koyo. Entah mungkin karena sudah terbiasa, saat ritual itu tidak saya jalankan, efeknya benar benar terasa. Sepertinya saya dilanda mabuk perjalanan. Meski tanpa ada drama muntah ehehehe. Syukurlah dirumah makan tersebut tersedia teh panas hangat sedikit manis. Sepertinya saya masih di Jawa. Mungkin perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Perjalanan berlanjut. Badan saya mulai terasa tak enak. Sandaran kursi sudah rusak sehingga tidak bisa diatur kebelakang. Tengkuk saya terasa pegal. Tiba di Bekasi penumpang disebelah saya turun kemudian saya pindah dan mulai tertidur. Saat saya terbangun, ternyata saya telah tiba di jalan raya Cibinong. Perasaan saya tidak enak. Saya teringat rute yang saya lihat dipapan pengumuman sewaktu membeli tiket di OBL. Astaga! Sepertinya tujuan pemberhentian saya sudah terlewat. Saya mengecek map dan ternyata benar. Tapi saya teringat dengan rute bus KYM yang dulu pernah saya tumpangi. Waktu itu saya pikir sudah terlewat karena sudah tiba di Bogor. Ternyata memang dari Bogor baru ke Depok. Tapi ada yang mengganjal di perasaan saya. Maka saya bertanya pada kondektur.

Sudah kelewat mba, dijemput atau gimana?

Deg... saya panik. Akhirnya bus menepi dan saya berhenti di Jalan raya Cibinong. Saya menyebrang menuju depan Alfa Midi Km 48 Cibinong. Maksud saya supaya bisa menentukan titik jemput yang mudah ditemukan saat memesan taksi daring. Usai memesan taksi saya merasa ganjil. Astaga! Kesialan saya rupanya belum berakhir. Tas jinjing saya tertinggal dibus! Sial. Padahal sewaktu saya hendak bertanya semua tas sudah saya bawa kedepan. Tapi karena panik dan tiba tiba turun, tas yang saya letakkan di bangku jadi terlewat. Waktu itu tas ransel belum saya gendong. Sehingga saya hanya fokus menjinjing tas ransel.

Rasanya kosong. Pikiran saya kalut. Atau jangan jangan tasnya terlempar saat saya turun? Saya ingin kembali ke titik tempat saya turun dari bus tadi tapi saya ragu bagaimana jika nanti taksi sudah tiba. Akhirnya taksi tiba dan saat melaju saya sempat menengok ke arah seberang jalan tapi nihil. Berarti tas saya memang tertinggal.

Perjalanan Cibinong ke Depok cukup jauh, dan si bapak bilang kalau uda siangan dikit jalannya macet. Biaya taksi pun saya lihat sangat mahal. Tapi saya menghargai kebaikan bapa supir yang rela mengantarkan saya sampai Depok sehingga saya menambahkan sedikit uang tip. Meski tak seberapa.

Tiba di rumah kakak, saya ceritakan semuanya dengan sedikit geli tapi juga nelangsa. Bagaimana tidak. Tas yang tertinggal itu isinya pakaian yang akan saya kenakan selama disini. Saya beruntung, kakak saya adalah orang yang cepat tanggap. Baru saja saya selesai cerita kakak saya sudah dapat nomor telepon safari dharma raya temanggung untuk lapor dan meminta nomor hp supir bus yang saya tumpangi. Meski sempat dilempar lempar kekontak satu ke yang lain, akhirnya kakak saya terhubung dengan supir bus yang tepat. Sang supir menanyakan detail tas dan isinya. Agak malu sebetulnya. Karena isinya barang pribadi. Ada barang berharga? Tanyanya. Untuk nominal memang tidak ada yang berharga. Tapi dari segi fungsi bagi saya sangat sangat berharga. Huhuhu. Terutama ada kaos Bani Bumi dan dua potong pashmina yang merupakan produk littlefay (toko yang saya rintis). Sang supir berkata semua isinya masih lengkap. Tapi tidak bisa diambil saat itu juga karena bus sudah akan bertolak lagi ke Temanggung. Maka barang tersebut baru bisa diambil besok sore di pos satpam garasi OBL. Saya teruskan pesan tersebut kepada ibuk. Saya membayangkan kini bapak pasti sedang senewen mengetahui kecerobohan saya ini. Hah. Maaf pak. Haha.

Mau tak mau saya harus belanja. Pukul sepuluh pagi saya ke pasar Depok ditemani ponakan saya yang nomor dua. Jalanan macet dan pak supir sudah lihai dan memahami jalan pintas. Tiba di pasar saya membeli air minum untuk keponakan yang tadi sempat tertidur di jalan. Kemudian kami menuju ke lantas dua tempat lapak penjual baju. Semua kebutuhan pribadi sudah saya dapatkan. Hanya saja saya bingung saat mencari celana yang bisa saya pakai dirumah. Maka saya lewati saja. Masih ada satu celana training yang syukurlah tidak ikut tertinggal di tas.

Karena sudah menemani saya berbelanja, si kecil yang sama sekali tidak rewel ini saya biarkan memilih jajanan yang ia suka. Tapi sayang di Pasar ini tak ada toko yang lengkap menyediakan aneka jajanan. Tapi pilihan kami jatuh pada toko makanan yang terletak disebelah pintu keluar. Si ibu penjualnya bertanya apakah yang bersama saya itu anak saya. Ibu itu agak ragu. Mungkin dalam pikiran ibu itu bocah sekecil saya sudah menggandenga anak. Saat saya mengatakan ia keponakan saya, ibu itu berujar bahwa kami terlihat mirip ehehehe.

Perjalanan pulang, kami dihadapkan macet lagi dan panas yang cukup terik. Saya merasa pusing dan kasihan melihat keponakan saya. Tapi ia tetap tenang saat turun dari motor dan menuju rumah. Tapi sore harinya ia tertidur cukup pulas.

Malam ini masih tersisa pegal di bagian tengkuk dan kepala masih pening. Gerah. Tentu saja masih. Esok saya harus kembali bekerja. Sepertinya saya harus segera tidur.



You Might Also Like

2 Comments

  1. Aku deg-degan bacanya. Ya ampun, Tif.Untung tasmu bisa balik :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkkw iya sumpah konyol banget. Bapak smpe bolak balik ke garasi 3x, ibuk 3x total 6x tapi nihil. Ga taunya malah dianter kerumah, sama walimurid sekolah sebelah rumah yg kerja di Safari. Alhamdulillah masih rezeki :''''

      Bisa dibayangkan nnti klo aku smpe rumah pasti bapak... wkwkwk

      Hapus

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling