Cek Kesehatan

Januari 22, 2021

Mungkin persalinan di tengah pandemi menjadi hal yang cukup rumit untuk kebanyakan ibu hamil. Selain persyaratan yang umum dilakukan seperti cek HB, tekanan darah, dan gula darah, Ibu hamil juga wajib mengikuti Swab test.
_

Rabu pagi saya dan suami bersiap mengunjungi Puskesmas untuk SWAB dan cek kesehatan lainnya sesuai saran dari ibu bidan tempo hari. Ternyata firsat saya benar. Untuk SWAB test dijadwalkan setiap hari Senin dan Kamis saja. Karena sudah telanjur datang ke Puskesmas akhirnya saya memilih untuk cek HB dan gula darah. Meski saya tidak berniat cek kandungan, ternyata prosedurnya harus melewati Poli Kesehatan Ibu dan Anak terlebih dahulu.

Ini kali kedua saya kembali ke Puskesmas Temanggung setelah dulu pertama kali kesana saat suntik vaksin dan cek kesehatan sebagai persyaratan sebelum menikah. Tapi ini dianggap sebagai kunjungan pertama selama kehamilan. Tapi meski catatan medis di buku KIA tertulis pernah memeriksakan kesehatan di Puskesmas lain, tenaga medis disana tetap melayani saya dengan baik, Yah memang sih awalnya salah seorang dari ibu tenaga medis disana mengatakan, harusnya sekalian aja periksa di puskesmas Dharma Rini. Lalu saya beralasan, awalnya ingin test SWAB tapi karena salah jadwal jadinya saya beralih ke periksa kesehatan lain sesuai saran bidan. Hehe. 

Seperti biasa, pemeriksaan kehamilan diawali dengan cek berat badan dan tekanan darah. Dugaan saya jangan jangan benar. Setiap satu bulan, berat badan saya meningkat 5kg. Saat ini, masih pertengahan bulan berat saya sudah nambah 2 kg. Agak mengkhawatirkan hihi. Tapi untuk tekanan darah saya dan detak jantung janin terpantau baik. Menurut Kakak perawat meriksa saya, bayi dalam kandungan dalam keadaan sehat. Itu selalu membuat saya lega dan lambat laun saya menyadari betapa pentingnya memeriksakan kandungan secara rutin. Karena ada cukup banyak kasus tak terduga misalnya stillbirth. Setiap tahapan kehamilan punya resikonya masing masing. Jika diawal kehamilan rentan keguguran, bukan berarti di trimester kedua maupun ketiga lolos dari resiko. Saya sangat bersyukur karena hampir semua tenaga medis yang memeriksa saya mengatakan janin dalam kandungan saya sehat. Terima kasih untuk keluarga, orang terdekat, dan kawan kawan semua yang sudah mendoakan saya dan si kecil. Ini sangat berati dan mudah mudahan hingga hari persalinan nanti semuanya berjalan dengan lancar, bayi saya lahir dalam keadaan sehat. Aamiin.
***


Hari ini saya kembali ke Puskesmas pagi pagi sekali untuk menjalani SWAB test. Pukul 07.30 saya sudah duduk di ruang tunggu. Untuk mengikuti SWAB test, pasien tidak perlu mendaftar di ruang pendaftaran. Tapi langsung mengambil nomor antrian SWAB kemudian mengisi formulir pendaftaran secara mandiri dan pendataan oleh petugas. Setelah itu langsung pengambilan sampel untuk SWAB. Semuanya gratis dan tidak dipungut biaya.

Sejak awal datang saya harus menunggu selama setengah jam. Menunggu petugas mempersiapkan peralatan dan lainnya.  Namun proses pengisian formulir dan pendataan oleh petugas hingga pengambilan sampel hanya memakan waktu kira kira 5 hingga 10 menit. Untuk proses Swab nya ternyata sangat singkat. Saya hanya perlu menurunkan masker sampai bawah hidung. Karena pengambilan sampel hanya melalui hidung. Alat yang terlihat seperti cotton buds itu memasuki hidung kemudian diputar. Rasanya geli sekali, refleks mata saya menutup dan mengeluarkan air mata. Awalnya saya gugup dan khawatir tapi petugas medis yang hendak mengambil sampel mengatakan agar saya rileks saja. Ternyata memang sesederhana itu. Kendati demikian, belakangan saya jadi tahu, ada beberapa rekan di grup kerjaan yang pernah SWAB test mengalami kejadian buruk. Mulai dari hidung yang mengeluarkan darah sampai mual mual setelah pengambilan sampel dari tenggorokan.

Hasil dari Swab yang dilakukan hari ini akan diberikan dalam beberapa hari kedepan. Semoga hasilnya tidak mengkhawatirkan. SWAB test wajib dilakukan oleh ibu hamil yang hendak melakukan persalinan. Hal ini sangat dianjurkan sebagai prosedur keamanan baik untuk ibu hamil maupun tenaga medis yang akan membantu persalinan.
***

Meski calon buah hati belum lahir, ia telah membuat saya belajar banyak hal. Saya belajar untuk mengatasi ketakutan dan kekhwatiran. Saya agak phobia dengan darah, tapi setidaknya sudah 3 kali darah saya diambil untuk keperluan medis. Khawatiran saya mengenai swab test pun sirna begitu saja setelah menjalaninya. Apapun yang saya khawatirkan harus saya hadapi. Saya bertarung satu lawan satu dengan setiap ketakutan dan kekhawatiran, kemudian saya berjalan pulang dengan perasaan lega karena akhirnya saya mampu berdamai dengan mereka semua. 

Terima kasih nak, karena telah membuat ibu menjadi sosok yang seperti sekarang. Ibu akan menjadi lebih berani untuk bisa melindungimu kelak. Aamiin

Tifanny Lituhayu

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling