Selamat Idul Fitri 1443 H kawan. Meski agak telat, tapi mumpung masih dalam nuansa syawal dan lebaran, saya ingin memohon maaf kepada kawan kawan pembaca. Mohon maaf atas kesalahan yang saya perbuat baik yang disengaja maupun tidak. 

Bagaimana lebaran kalian? Jujur saya sangat senang karena lebaran kali ini sebagian besar masyarakat Indonesia bisa mudik lagi, bertemu dengan orang tua, kerabat, dan teman teman. Alhamdulillah, rasanya haru dan jauh lebih bermakna silaturrahim kali ini bukan? Saya juga senang karena bisa bertemu dalam satu momen halal bi halal lagi dengan warna RT tempat kami tinggal. Namun kami masih harus menahan rindu dengan keluarga di Pasuruan (keluarga suami). Pertengahan ramadhan kemarin sebetulnya kami sudah mempersiapkan diri dengan melengkapi vaksin. Namun apa daya keuangan tak memungkinkan untuk mendukung kami mudik. Hahaha. Ya sudahlah. Semoga tahun depan Bening bisa bertemu dengan kakung, pak dhe bu dhe dan kakak kakak sepupunya. Aamiin. 

Karena semua sudah nyaris berjalan normal, budaya silaturrahim dari rumah ke rumah pun sudah mulai dilakukan kembali. Lebaran pertama jadwal kami penuh. Kendati demikian, suadara yang kami kunjungi sudah jauh lebih berkurang. Mbah kakung dari keluarga ibuk sudah berpulang. Sehingga kami melewatkan ke kampung ibu. Kami langsung ke rumah pak dhe budhe saudara ibu, mbah mbah (adik adik nenek dari keluarga ibu) dan ke pak dhe, masnya bapak. Semuanya baik baik saja. Hanya saja karena ini terhitung sebagai lebaran pertama Bening untuk merasakan silaturrahim dari rumah ke rumah, betapa lelahnya mengikuti gerak aktifnya. Terlebih saat ini Bening sedang dalam tahap awal berjalan. Saya dan suami harus sigap menjaganya agar tidak jatuh, terbentur atau yang paling ribet adalah rasa penasarannya pada toples toples jajan lebaran. Wkwkwk. Saya senang sih melihatnya aktif dan mudah menyesuaikan diri dengan sekitar. Namun saya perlu mengontrol apa yang ia makan agar tidak mempengaruhi nafsu makannya. Saya tidak ingin ia terlalu sering makan camilan sehingga saat tiba waktu makan, ia justru tak mau makan.

Selain karena Bening yang aktif dan nyaris tak bisa duduk diam, hal yang membuat kami kewalahan adalah, tiba tiba kondisi tubuh kami drop. Mas suami terserang demam dan saya merasa meriang. Ditambah hawa panas yang luar biasa. 

Saya merasa cukup tenang karena Bening masih terlihat aktif dan ketahanan tubuhnya baik. Namun, saat ini tiba tiba Bening terserang pileg. Dua hari berturut turut saat tiba waktu mandi tiba tiba kakung mengajaknya mandi menggunakan air dingin, dengan dalih hawa sedang panas dan air tidak terlalu dingin. Sudah begitu bapak mencuci rambut Bening dengan air dingin! Dan saya hanya bisa pasrah tak berkutik :(

Kemarin malam ia kesulitan tidur karena hidung tersumbat. Namun hari ini ia sudah mencoba tidur dengan nyaman seperti biasa meski masih meler. Ia jadi lebih sering nenen dan durasinya lumayan lama. Menurut informasi yang saya baca, ASI sudah cukup baik untuk dikonsumsi bayi bila ia sedang sakit tanpa harus minum obat. Karena kandungan nutrisi ASI akan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Jika bayi sedang tak enak badan, ASI yang keluar akan mengandung nutrisi yang dapat mempercepat penyembuhan dan meningkatkan imun. MasyaAllah.

***

Tak disangka saya bisa mencapai tahapan ini. Merasakan keriwehan menjadi ibu saat bepergian dengan bayinya. Namun saya sangat bersyukur karena mas suami senantiasa sigap membantu. Bergantian menggendong atau membawakan tas dan perlengkapan.