Kepingan Kisah
Januari 04, 2019Ada kerumunan orang yang tak saling sapa tapi mereka berdesakan. Di tiap tiap kepala itu terbentuk dunianya sendiri. Entah apa yang berkecamuk dalam tempurung itu. Sebagian ada yang memilih terdiam tanpa melakukan apa apa sembari menunggu. Ada pula yang tenggelam dalam alunan musik yang terdengar melalui headset. Sedangkan yang lain menatap sinis pada seorang yang tak sengja menginjak kakinya. Semua itu terjadi di angkutan umum setiap harinya.
Ada yang terus berlari tanpa tahu maksud dan arti dari segala tindaknya. Mengejar dan terus mengejar. Hasrat dalam hatinya dikedepankan. Namun apa sejatinya yang ia inginkan? Ia melacurkan diri. Hinggap dari satu hati ke hati yang lain. Saat satu hati telah singgah pada dirinya dan tertambat, ia justru masih berlari tanpa peduli dengan hati yang selalu mengharapkannya untuk pulang dan tinggal. Tapi ia terus bermain dengan kebohongan dan mengelabuhi kekasihnya. Hal itu terjadi entah di belahan bumi yang mana. Tapi ada...
Ada yang begitu taat dan senantiasa mendedikasikan dirinya menjadi pelayan Tuhan. Membuang semua hasrat keduniawian demi menjadi hamba yang menyayangi dan mengasihi sesama. Berusaha selalu mengamalkan firman Tuhan yang setiap Minggu pagi ia dengarkan. Meski diusia senja, ia terus membaktikan hidupnya. Tak pernah barang sejenak ia bergeser dari tujuan hidup yang ia telah putuskan sejak belia. Hal itu terjadi, tak jauh dari tempatku berada. Ada.
Ada yang terlena dengan segala yang dimilikinya. Sehingga ia merasa berhak mengatakan apapun yang terlintas diotaknya. Otak yang tak pernah berdiskusi dengan hati melahirkan kata kata yang menyakiti. Tajam dan beracun. Merasa dirinya telah dipuncak kesuksesan yang sejatinya, teramat fana. Kuasa, apakah diartikan dengan kemapanan finansial. Materi yang berkecukupan bahkan serba ada. Namun apa guna saat orang lain membutuhkan uluran tangan, justru lidah yang terjulur meluncurkan kata kata yang menyakitkan. Memekakkan telinga dan mengiris hati. Sungguh tak berbudi. Akal pun seolah lenyap. Apa yang mengasainya? Hal semacam itu, benar benar ada.
Ada pula seorang yang terus berjuang untuk istiqomah di jalan Alloh. Menyerukan panggilan tuk bersujud padaNya. Keadaan alam semacam apapun tak mempengaruhinya. Ia berjuang dengan tulus ikhlas. Menyerukan panggilan itu.
Semua hal hal itu terjadi. Selama bumi tempat kita berpijak belum Alloh lipat atau hancurkan menjadi serpihan kecil.
0 Comments