Pasar Dalam Genggaman

Januari 21, 2019


Bagian paling mendebarkan ketika belanja online adalah ketika saya menantikan paket itu datang. Lebih lebih jika estimasi waktu barang diterima meleset dari kenyataan. Bagaimana kalau paket saya tersesat? Atau kemungkinan paling buruk: hilang?! Dari pengalaman saya beberapa kali mencoba belanja online, hampir semuanya berjalan dengan lancar. Kendati memang estimasinya meleset. Suka telat datang. Maklumlah, saya kerap memilih ekspedisi yang punya penawaran harga yang jauh lebih murah dibandingkan ekspedisi lain. Konsekuensinya? Ya itu tadi...jadi lebih lama sampainya.

Kali ini saya membeli dua buah buku lewat TBO yang sebelumnya pernah saya percaya untuk ikutan PO Arah Langkah bertanda tangan Bung. Awalnya saya ingin berbelanja di Gramedia Online. Namun biaya pengirimannya mahal. Selain itu pengiriman buku dari Jakarta. Sedangkan TBO Berdikari Book ini bermarkas di Yogyakarta. Tak terlalu jauh pikir saya. Ketika saya mencari buku yang saya inginkan, rupanya stok masih ada bahkan sedang ada potongan harga. Saya pun memeriksa kembali daftar buku yang ingin saya beli. Tapi sayang, TBO tersebut tidak menyediakan. Akhirnya saya memilih buku lain yang bahkan tidak terfikirkan sebelumnya.

Proses transaksi berjalan dengan mulus. Tapi saya sedikit kurang nyaman karena jarak antara verifikasi pembayaran dengan pengemasan barang terjeda cukup lama. Tapi setelah saya hitung, total waktu yang saya butuhkan dari pemesanan hingga paket berada ditangan saya, setidaknya satu minggu. Belanja di Berdikari book ini juga banyak untungnya. Pengemasannya rapi, mendapat bonus buku catata, dua buah stiker dan pembatas buku yang memiliki kata kata penyemangat. 

Sekarang ini semua sudah serba dipermudah. Tidak adanya toko buku konvensional di daerah saya tinggal, bukan lagi sebuah masalah. Toh semua bisa saya dapat dengan belanja daring. Tapi saya teringat akan ceramah hari ahad di televisi.

Abu Hurairah r.a Meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai berbagai fitnah (malapetaka) bermunculan, kebohongan merajalela, dan pasar-pasar menjadi berdekatan.”

Pasar pasar menjadi berdekatan bisa maknai dengan jarak tempuh antara satu pasar dengan yang lain menjadi lebih singkat karena kemajuan teknologi. Tapi dengan adanya toko online, bukankah pasar kini sudah berada dalam genggaman?

Jangan sampai segala kemudahan ini membuat kita terlena sehingga lupa akan makna makna dibaliknya. Lupa jika beberapa peristiwa adalah sebuah pertanda. Sudah seberapa siapkah kita tuk menuju kehidupan setelah kiamat? Ataukah kita menjadi buta dan menolak kenyataan bahwa hidup didunia ini hanyalah sementara?

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling