­

Cerita Kucing

Mei 30, 2019


Tiga bulan sudah berlalu semenjak kematian sarimin dan saya rasa tiga bulan sudah anak sarimin tinggal di rumah menggantikan posisinya. Saya kira anak ini mungkin lupa ia pernah punya ibu atau saudara kandung. Ia ditinggalkan saat masih bayi. Semula ia bersama dengan saudara kandungnya. Meski Ibunya mati, paling tidak ia punya kembaran. Namun takdir memisahkan mereka berdua. Karena saudaranya tanpa sengaja ikut terbawa mobil bapak saat bapak berangkat ke Banjarnegara. Ia lalu hilang.

Berapa usianya? Entah. Saya tak yakin. Mungkin tiga? Atau empat bulan? Sama tak yakinnya saya dengan nama yang harus saya berikan untuknya. Pus, selalu saja begitu. Atau ckckck saat saya mencarinya. Tak ada panggilan khusus. Ingin saya menamainya Archie karena teringat akan seorang ilmuan asal Yunani itu. Tapi apa hubungannya? Dilain waktu saya ingin memberinya nama seperti nama makanan. Teringat pada saudara angkat Bintik. Kucing seleb asal Bekasi itu. Saudara angkatnya dinamai Risol, Cakwe. Apa saya harus memanggilmu lumpia? Tapi pernah terfikirkan untuk memberinya nama sayuran dalam bahasa Jepang. Seperti dalam film If Cats Disappear From the World. Kyabetsu, atau Retasu. Tapi kamu tak ditemukan dalam kardus sayuran. Sampai saya berfikir nama dalam bahasa Jepang memang lucu. Yuuki mungkin menjadi sebuah doa. Yuuki bisa juga diartikan sebagai pemberani. Padahal kamu penakut. Mendengar berbagai suara asing selalu seperti sebuah teror untukmu. Suitan panjang kembang api yang diluncurkan. Terlebih saat ia meledak diangkasa. Ekormu tegak dan bulunya mengembang. Mata melotot dan kau pun lari sembunyi. Suara deru mesin motor. Sampai gertakan bapak yang sebetulnya hanya sedang menggodamu saja. Karena lucu melihat ekormu berdiri. Yuuki. Jadilah berani ya. Meski kamu kini sebatang kara. Tapi pasti bagimu, kamilah keluargamu.

Dia betina. Dalam beberapa bulan lagi saat ia sudah beranjak remaja dan pandai memanjat dinding tembok pembatas, pasti akan ada waktu dimana ia menghilang ketika petang menjelang dan pagi pagi ia sudah berisik minta makan. Sama seperti ibunya. Lalu tau tau bunting kemudian beranak.

Rumah ini tak pernah sepi. Bila halaman tak lagi ada suara ngeong. Bila kandang kosong, bapak lekas lekas mencari, barang kali ada anak kucing terlantar. Meski liar, karantina beberapa minggu dalam kandang selalu berhasil mengubah kucing paling sombong sekalipun menjadi manja.

Bapak suka sekali pada hewan hewan. Aquarium yang telah lama kosong selalu mengganggu pikiran bapak. Lihat saja nanti, pasti akan terisi lagi. Namun bapak terkadang seperti saya. Atau saya yang seperti bapak? Kadang iseng dan melakukan hal hal aneh pada hewan peliharaan. Usil, memancing gelak tawa. Tapi jujur saja kami sayang pada kucing kami yang lucu.

Jadi siapa namanya? Jika saya memberinya nama, saya merasa sungkan untuk memanggilnya dengan nama itu. Sepertinya wagu. Baiklah. Tak apa. Ini hanya antara saya, dan kamu, cing.

Tifanny

You Might Also Like

1 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling