Mengenang Masa Di Hari Buku
Mei 17, 2019Karena setiap lembarnya
Mengalir berjuta cahaya
Karena setiap aksara
Membuka jendela dunia
Mengalir berjuta cahaya
Karena setiap aksara
Membuka jendela dunia
(Efek Rumah Kaca - Jangan Bakar Buku)
Hari ini tanggal 17 Mei, Indonesia memperingati hari buku Nasional. Bagi saya, buku sebenarnya sangat akrab dengan keseharian saya. Bahkan, bukulah yang menopang kehidupan keluarga kami. Maksud saya, Allah menebar rezeki dengan sebuab perantara, yakni buku. Bapak adalah sales marketing di sebuah perusahaan penerbitan buku khusus usia dini dan taman kanak kanak. Setidaknya sudah 30 tahun lebih bapak tergabung dalam perusahaan tersebut. Namun bapak lebih seperti freelancer. Masa kecil saya, tentu akrab dengan buku dan aroma buku. Mungkin itu menjadi salah satu sebab mengapa saya begitu menyukai aroma buku. Namun jujur saja, saya cukup terlambat dalam menguasai kemampuan baca. Baru di tahun ke 3 TK, karena terpaksa harus sudah masuk SD saya diajar secara khusus oleh guru TK saya dulu.
Akhirnya ketika saya sudah lancar membaca, salah satu tempat favorit saya di SD adalah perpustakaan. Selain karena tempatnya tenang, saya bisa menjumpai berbagai bacaan yang menarik. Biografi tokoh, dan bacaan dongeng legenda. Ketika kelas 6 SD saya mulai kecanduan komik. Sampai akhirnya mendapat ancaman serius dari bapak, karena waktu itu saya harus konsentrasi pada ujian kelulusan, saya mulai meninggalkan komik.
Lulus SD dan diterima di SMP negeri 2, tempat favorit saya masih sama. Perpustakaan. Disini saya lebih merasa puas sebab koleksi bukunya jauh lebih banyak. Bahkan ada banyak buku ilmu pengetahuan yang membahas khusus tentang suatu bidang ilmu. Misalnya, khusus astronomi, khusus membahas pikiran manusia atau otak, khusus membahas mamalia, dan lain sebagainya. Terkadang jam istirahat pun terasa kurang saat menikmati buku bacaan disana. Sewaktu SMP pula lah saya mulai menyukai novel dan saya langsung jatuh cinta pada karya karya pak Cik Andrea Hirata.
Sama halnya di SMA. Saya merasa perpustakaan adalah pelarian dari suasana kelas yang tak kondusif. Bahkan perpustakaan punya ruang khusus yang jauh lebih tenang. Ruangan tersebut untuk menyimpan arsip sekolah. Ada album foto lawas dan dokumen dokumen tua. Disana saya bebas membaca buku tanpa gangguan. Saat itu saya kerap sekali meminjam buku. Sampai sampai kemanapun saya pergi, kartu perpustakaan selalu ada di saku. Maka kartu perpustakaab saya lecek sekali meski sudah dilaminating. Sampai terjadi suatu insiden, kartu perpustkaan saya ikut terendam dengan baju seragam. Laminatingnya jadi mengelupas dan terlihat memprihatinkan. Pustakawan sekolah sampai geleng geleng, dan akhirnya setelah bosan melihat kartu busuk saya, saya mendapatkan kartu baru sebagai pengganti. Hehe.
Namun kebiasaan membaca saya mulai memudar ketika saya mulai kuliah. Saya mulai enggan ke perpustakaan karena jaraknya jauh dari kelas. Selain itu saya mulai kecanduan gawai. Saya hanya membaca apa yang ingin saya baca lewat internet. Awalnya saya sempat membeli majalah National Geographic Indonesia hingga beberapa edisi. Namun makin lama, tempat saya membeli majalah tidak lagi berjualan. Akhirnya mandeg lagi.
Baru awal tahun ini saya mulai untuk mencoba giat lagi membaca. Dulu, saya yang hanya ngiler dan memandang dengan sendu ke arah tumpukan buku di toko, kini saya bisa membeli buku yang saya inginkan. Semua atas rezeki ya Allah berikan pada saya. Saya senang karena bisa berpenghasilan dan mampu membeli buku dengan uang gaji. Bukan saya merengek lagi minta pada orang tua. Karena dulu saya pernah merasa sedih, sebab kena marah bapak. Karena hobi saya ini dianggap boros dan tidak bermanfaat. Hanya buang buang uang. Kelak jika saya punya anak, saya akan merasa sangat beruntung jika anak saya menjadi seorang yang cinta buku. Saya akan mendukung penuh hobinya. Karena saya yakin tidak ada buku yang tidak bermanfaat. Baik itu novel, kamus, atau buku apapun tidak hanya buku pelajaran, tentunya dapat membawa manfaat. Memberikan kita informasi baru. Memang benar buku adalah jendela dunia. Bagi saya, buku adalah semesta.
Ah ya saya juga senang mendapat pemberitahuan bahwa saya berhak mendapatkan satu buku gratis dari ajang give away yang diadakan salah satu penerbit buku. Memang sih hadiah itu belum di tangan saya. Tapi saya senang dan pesan saya yang berisi alamat lengkap serta kontak pribadi sudah mendapat tanggapan. Semoga saja memang rezeki dibulan penuh berkah ini hehe..
Tifanny
0 Comments